10. | tentang Alvin |📋

1.8K 175 5
                                    

Perpustakaan sepi seperti biasanya, siswa yang berkunjung bahkan dapat di hitung dengan jari.

Percakapanku dengan Kalista tadi berhasil menyita pikiranku. Hampir 10 menit itu Kalista membahas tentang kejadian kemarin (lebih banyak tentang Alvin sih).

Beberapa informasi yang baru kudapat dari Kalista (jangan kalian pikir aku yang meminta info tentang Alvin, tapi Kalista sendiri yang dengan semangat menceritakannya).

Pertama, Alvin Separtino terkenal sebagai cogan incaran kaum hawa (kecuali aku, dia bukan tipeku).

Kedua, Alvin itu ketua ekskul mading. (Pantas saja dia tahan membaca koran, ternyata anak mading.)

Ketiga, Alvin itu orangnya dingin ke semua orang. Hanya orang tertentu yang bisa mengobrol panjang dengannya. (Untuk pernyataan ketiga, no comment).

Aku lirik Alvin yang duduk di kursi panjang tepat bersebelahan denganku. Aku duduk di bagian paling kanan kursi sedangkan Alvin bagian paling kiri kursi. Menyisakan bagian kosong di tengah.

Selalu seperti itu.

Kali ini Alvin tengah membaca novel sastra salah asuhan.

"Kenapa?" tanya Alvin menoleh ke arahku. Tetap dengan ekspresi datar khas Alvin.

Aku salah tingkah, kenapa setiap aku meliriknya, dia selalu menyadari itu?

"Dari tadi lo liatin gue mulu, gimana gue gak sadar" ucapnya lagi.

Aku berdehem. "Lo bisa baca pikiran orang lain ya?"

Alvin kembali membaca novelnya. "Cuma nebak."

Cuma nebak? Tapi tebakannya selalu benar.

Aku terdiam. Menimang-nimang apakah ini kesempatan yang pas untuk aku bertanya sesuatu.

"Alvin." Untuk pertama kalinya, aku memanggil dia dengan nama.

"Hm?"

"Lo kenapa bersikap dingin sama orang lain?"

Dia mengerutkan kening dan menatapku. Aku baru sadar jika dilihat secara dekat, iris bola matanya terlihat berwarna coklat tua. Matanya teduh, membuat siapapun yang melihatnya merasa ketenangan disana.

"Gak terduga lo ternyata nanya itu."

Ucapan Alvin yang terdengar bahwa-gue-terganggu-dengan-pertanyaan-lo- membuatku merasa tidak enak hati bertanya begitu.

"Abaikan pertanyaan gue. Gue cuma asal ngomong itu." Aku tersenyum canggung. Kemudian kembali melanjutkan membaca novel.

Duh lain kali ingatkan aku untuk tidak sembarangan bertanya, apalagi hal pribadi.

Librarian Boy [end]Where stories live. Discover now