23. |senyum|📋

1.6K 156 8
                                    

UAS genap di akhir kelas 11 ini telah aku lewati selama 2 minggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

UAS genap di akhir kelas 11 ini telah aku lewati selama 2 minggu. Dan mulai hari ini, kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan untuk siswa yang remedial demi memperbaiki nilai mereka.

Salah satunya aku. Saat ini, aku berdiri di lapang dengan bola basket di tanganku. Menunggu giliran aku melakukan remedial.

Aku urutan terakhir, tepatnya urutan ke-20 di antara perempuan yang berbaris di depanku. Jangan heran mengapa sebanyak itu, karena mereka gabungan dari semua kelas mipa yang remedial.

Lelah menunggu, aku berjalan menuju pinggir lapangan. Mengambil botol minum yang ku letakan di sana dan meminumnya.

Pandanganku mengarah pada sekumpulan laki-laki yang bermain bola voli dengan semangat. Beberapa ada yang ku kenal, seperti Saka, Darwin, Arca, Dandi dan teman kelasanku.

Serta Alvin.

Aku terdiam melihatnya. Wajahnya terlihat serius, sesekali dia tersenyum menanggapi ucapan temannya.

Sudah lama sekali aku tak melihatnya. Terakhir kali kami bertemu saat di perpustakaan minggu-minggu lalu. Sekarang, aku jarang mengunjungi perpustakaan. Hanya saat aku butuh pinjaman buku untuk tugasku saja.

"Givani."

Aku tersentak dari lamunanku. Keila, teman kelasku itu telah duduk di samping dengan tatapan penasaran. "Ngeliatin siapa sih, sampai gue panggil gak lo denger?"

"Cuma liat cowok lagi main voli."

Keila menganguk. Matanya langsung mengarah ke sana. Tiba-tiba, perempuan berambut ikal itu menengok ke arahku dengan sambil tersenyum geli. "Liatin Alvin ya?"

Aku mengerutkan dahi. "Gak Alvin doang kok. Gue juga liatin Saka, Arca,Darwin,Gi-"

"Nomor 16!" Teriakan Pak Dani, guru olahraga membuat Keila terkejut. Percakapan kami terhenti. Keila langsung berlari menghampir Pak Dani dan memulai remedialnya.

Aku pun ikut kembali ke barisan, mengingat urutanku sebentar lagi akan tiba. Sambil menunggu, aku sesekali mendrible bola dengan asal.

Jujur saja, aku tidak begitu suka dengan pelajaran ini. Bukan karena gurunya, tapi karena aku perempuan yang jarang sekali melakukan olahraga setiap harinya. Aku lebih suka membaca dari pada melakukan aktifitas fisik yang bagiku melelahkan.

Bosan, aku melihat kembali ke arah lapangan voli. Mereka telah selesai bermain. Lapangan itu telah sepi, hanya beberapa cowok yang duduk di pinggir lapangan.

Pandanganku terpaku melihat Alvin. Dirinya pun juga menatapku. Aku langsung memalingkan muka ke arah lain.

Aku merasa wajahku memanas. Betapa malunya aku ketauan melihatnya.

"Givani, giliranmu." ucap Pak Dani. Aku mengangguk dan bersiap. Setelah Pak Gani memberi aba-aba mulai, aku langsung memasukan bola basket ke ring sebanyak-banyaknya dalam waktu 30 detik.

Waktu telah habis. Pak Dani tersenyum. "Sempurna, 30 kali. seharusnya kamu lakukan hal ini saat ujian kemarin."

"Terimakasih Pak." Aku tersenyum.

Pak Dani mengangguk. "Sekarang kamu boleh istirahat."

Inilah yang ku tunggu sejak tadi. Dengan senang hati, aku meninggalkan lapangan menuju kantin.

Aku memesan bakso dan teh tarik. Kantin terasa sepi, karena ini memang belum waktunya untuk istirahat bagi semua siswa. Beberapa bangku kosong, tapi aku memilih bangku yang terdekat. Duduk di sana dan mulai makan.

Suara derapan langkah kaki disertai suara tawa membahana muncul dari arah gerbang kantin. Sekumpulan cowok tadi terlihat ramai sekali. Aku hanya melirik mereka sekilas dan melanjutkan makan.

Sampai salah satu dari mereka menyapa. "Wih ada Givani."

Aku mengacuhkannya. Langkah mereka semakin dekat. Salah satu dari mereka mulai duduk di hadapanku, diikuti yang lain.

Aku melirik ke depan. Tama tersenyum lebar melihatku. "Hallo."

Tama duduk di depan bangku semeja denganku. Darwin dan Saka duduk di samping kanan Tama. Sedangkan Arca duduk di samping kananku.

Tanpa Alvin.

Arca berkata. "Kita gapapa kan duduk di sini Giv?"

Aku mengangguk. Berdiri dan mengambil teh tarik yang masih tersisa setengah gelas. "Gapapa, gue udah selesai kok. Gue balik ya."

Aku tersenyum ramah ke arah mereka semua sebelum melangkah pergi keluar kantin.

Baru saja aku berdiri, datang Alvin dengan pakaian putih abu-abu. Alvin menatapku. "Udah selesai makannya?"

Cukup terkejut mengetahui Alvin yang duluan menyapaku, aku hanya  mengangguk pelan. "Gue balik ke kelas."

"Oh oke." Alvin berkata pelan. Senyum tipis terlihat samar di wajahnya. Setelah itu aku langsung pergi meninggalkan mereka.

Ku akui, mengingat percakapan singkat itu membuatku tersenyum tipis.

📚📚

Chapter terpanjang yang ku buat selama di cerita ini yak? 😂

Librarian Boy [end]Where stories live. Discover now