Bab 3 : Reuni SMA Ayah (1)

69 2 2
                                    

Keesokan harinya, tetep aja sekolah still boring like usually. Karena bingung buat persiapan nanti malem, aku memilih untuk bertanya ke Natasya,

"Nat gue harus gimana nih nanti malem?"

"Lah emang nanti malem loe mau ngapain?"

"Kan kemaren gue udah bilang kalo ada reuni SMA bokap"

"Ya ikut aja, siapa tau aja ketemu yang sebelas dua belas gitu sama Verrel Bramasta"

"Gue rasa adanya yang mirip Sule gitu deh",

Untung saja sepulang sekolah nanti ada les pelajaran sampai jam 6 sore. Kebetulan aku dan Rahma satu tempat bimbingan belajar dan biasanya aku ngasih tebengan ke dia. Yaudah sih kita liat aja nanti malem sebosan apa kegiatan reuni bokap. Dijamin super boring bin garing!

Pulang sekolah Rahma langsung menghampiriku di lapangan parkir,

"Div, gue nebeng loe ya?"

"Ah tumben banget loe izin dulu kalo nebeng, biasanya juga langsung nyosor masuk"

"Ye gue kan masih punya malu keleus"

"Yaudah ayo cabut"

Sepanjang perjalanan aku memikirkan seribu alasan untuk tidak ikut acara yang membosankan itu, kebayang dong gimana anak muda kayak kita gini ikutan reuni para orang tua dan harus lontang-lantung gitu? Ogah banget!

"Ma bantuin gue dong"

"Bantuin apaan?", jawab Rahma yang sedang asyik dengan handphonenya.

"Cariin gue alesan buat gak ikut acara reuniannya bokap"

"Bilang aja loe lagi sakit bulanan"

"Oke gue bakalan coba nanti di rumah"

Ternyata sebelum sukses menjalankan misi, ayahku sudah telpon duluan

"Div kamu nanti ikut papa reunian SMA ya?"

"Tapi perut Diva sakit bulanan Pa"

"Kalo gitu nanti pulang langsung minta ke mamamu obat bulanannya, biar sekarang papa ngomong ke mamamu buat nyiapin obatnya"

Shit. Sepertinya nanti malem will be a long night.

***

Begitu sampai di rumah, ternyata ayah, ibu, dan adek gue udah pada siap semua. Tinggal gue yang masih amburadul dengan seragam dan belum mandi. Sumpah rasanya mending kabur nginep di rumah Rahma aja.

"Sayang, ayo cepetan siap-siap", ibuku sudah ngomel-ngomel sambil membongkar lemariku

"Iya maa", balasku sambil melangkah ke kamar mandi

"Bajunya udah mama siapin, jangan lupa minum obatnya di bawah nanti"

Ketika menyalakan shower, ternyata pikiranku melayang kemana-mana,"Apa iya gue bakalan bisa move on dari Andra? Trus ke siapa dong gue bakalan move on?". Bener-bener gak tepat banget waktunya buat mikir kayak beginian. Ini pasti gara-gara gossip Andra punya cewek baru lagi. Segera langsung kuambil baju yang udah disiapin nyokap di atas kasur, sebuah blue jeans dan Sabrina warna hijau tosca. Setidaknya cukup simple dan tidak ribet untuk di match dengan sneakers converse milikku.

30 menit kemudian, seluruh keluargaku udah ada didalem mobil. Adek gue, Darren udah sibuk dengan gadget miliknya, and of course my mom and dad udah heboh sendiri buat persiapan acara malem ini. Juga kalo bukan ngeliat ibuku yang udah susah-susah buat aneka salad dan brownies dengan wajah beliau yang terlihat sangat excited , mungkin aku udah kabur keluar lewat jendela.

"Kenapa kak? Kok papa liat muka kamu lecek gitu?"

"Enggak kok", jawabku dengan muka datar

"Oh iya, nanti ada anak temennya papa yang habis ini lulus dari UI lo"

"Oh ya? Cewek atau cowok?"

"Cowok"

"Umur berapa pa? pasti udah umur 30 ya?"

"Kalau umur papa engga tau, tapi nanti kan ketemu"

"Oh"

"Nanti kalo ketemu masnya, coba deh kamu tanya-tanya biar bisa masuk UI juga"

"Siapa tau aja kamu kepincut kak hahaha. Lumayan lo pasti pinter anaknya", tambah ibuku tiba-tiba

GAMAU!!! pasti yang dimaksud ayah itu mas-mas umur 30-an yang pake kacamata, pendiem, dan model kutu buku tipikal anak rajin. Bukannya aku enggak suka sama anak rajin, tapi kalo itu sih bakalan keliatan pendiem pake banget. Well ini akan menjadi sangat membosankan.

Akhirnya kami semua sampai di rumah salah satu temen ayahku yang jadi tuan rumah di daerah Sentul. Rumahnya cukup cozy meskipun tidak terlalu besar, dan kelihatannya aku harus bersyukur karena it will be a BBQ party. Setidaknya aku tidak perlu berlama-lama jika harus bertemu dengan "Kakak Kutu Buku" itu.

"Hendra, Eva. Silahkan ayo masuk", Om Erwin menyambut kami semua selaku tuan rumah.

"Oh ini anak-anakmu ya Va? Sudah pada besar ya", tanya Tante Erwin mendampingi suaminya.

"Iya jeng gak kerasa ya. Anak-anak ayo salaman sama Tante Erwin dulu"

"Divandra tante", ucapku sambil bersalaman

"Mbaknya kelas berapa?"

"Kelas 3 SMA tante"

"Wah habis ini kuliah ya? Mau kuliah dimana?"

'Rencananya di FK UI tante"

Setelah giliran adikku bersalaman, mataku tetap awas dengan sekeliling siapa tau aja tiba-tiba ada "Kakak Kutu Buku" itu.

Ayah dan Ibuku entah sekarang dimana, mungkin sedang bernostalgia dengan teman-teman masa SMA mereka, dan adekku udah berkeliaran lari-lari dengan anak-anak sepantarannya. Tinggal lah aku sendirian yang gatau mau ngapain, setidaknya banyak cake-cake mini serta softdrink  yang menemani kegabutanku disini sampai Ayah dan Ibuku memanggilku untuk bergabung dengan mereka,

"Divaa, sini sayang"

"Iya maa bentar", balasku sambil mengunyah sisa-sisa cake yang masih ada di mulutku. Please jangan bilang kalo ada si "Kakak Kutu Buku" itu.

"Kak kenalin ini Tante Lina, anaknya tante ini yang papa certain habis ini lulus dari UI itu lo"

"Oh berarti habis ini ada Kakak Kutu Buku itu ya hmm"

"Malem tante", ucapku sambil bersalaman dengan Tante Lina

"Dan ini anaknya, Mas Vando",

Begitu aku melihat ke arah orang itu, aku langsung terdiam. Ternyata dugaanku salah besar, bagaimana bisa orang yang tadinya kukira mas-mas umur 30-an yang pake kacamata, pendiem, dan model kutu buku jadi seorang cowok yang mungkin 2-3 tahun diatasku dengan tubuh yang tinggi, tegap, dan berisi ini adalah seorang mahasiswa Universitas Indonesia. Dan satu hal yang harus kuakui: Dia memang ganteng!

"Vando", Oh My Gosh dia ngulurin tangannya buat salaman!

"Diva wake up! Jangan malu-maluin please" batinku.

"Diva", jawabku singkat sambil bersalaman dan segera melepaskan tangan.

"Kamu kan habis ini kuliah mbak, gapapa tanya-tanya aja ke Mas Vando", kata Tante Lina

"Oh iya Tante hehe", jawabku tanpa melihat ke wajah Kak Vando

Penyesalan untuk ikut reuni SMA ayah rasanya cukup berkurang dengan ketemu cogan aka cowok ganteng kayak mas Vando. Tapi cuma itu aja yang aku ketahui tentang dia, gatau nama lengkapnya siapa, menyedihkan sekali bukan? Dari nama lengkapnya yang aku tau cuma "Vando". Besok bakalan jadi berita besar buat temen-temen gue hahaha!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 29, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Was Diagnosed Fall In Love AgainWhere stories live. Discover now