~°• 30 •°~

20.7K 1.8K 7
                                    

Lagi-lagi di dalam limousine hitam yang sama, Crystal Shield berjalan menuju kerajaan hitam. Kali ini tidak akan ada yang bisa menganggu mereka. Tidak akan ada yang bisa menembus pintu gerbang kerajaan hitam tanpa ijin. Dan mereka akan terbebas dari mata-mata yang selalu mengikuti mereka kemana-mana.

Tidak untuk disini Ms.  Atau Mrs.  Stalker.

Di depan mereka sudah ada pintu gerbang berupa portal hitam dan berputar-putar seperti pusaran angin yang siap menyedot siapa saja.

Beberapa anggita Crystal Shield meneguk ludah mereka sendiri melihat portal mengerikan yang disuguhkan di depan mata mereka.

Limousine itu mulai memelankan kecepatannya dan bersiap untuk memasuki portal mengerikan itu.

Hanya orang yang di beri izin yang dapat melewati portal itu. Jika ada seseorang yang tidak di beri ijin masuk ke dalam portal, dipastikan mayat yang keluar dari dalam portal berlegenda itu.

Hanya ada dua pilihan bagi orang-orang yang tidak di beri ijin masuk, pertama terjebak di dunia lain, kedua mati.

"Kita akan memasuki portal ini. " ucap supir itu seakan memperjelas yang sudah mereka ketahui.

"Dalam hitungan ketiga" ucap Lauren berbisik namun masih dapat terdengar.

"Sat AAAAAAAAAAAA!!!"

Crystal Shield membuat beberapa wajah aneh tentu saja kecuali Duff.

Setelah keluar dari pusaran itu dengan selamat, mereka melewati desa yang sepertinya masih jauh dari daerah perkotaan.

Di sana pemandangan sungguh unik dan indah.

Burung-burung di sana berwarna merah sama seperti padang rumputnya. Gubuk-gubuk di dominasi dengan warna hitam pekat membuat mereka tidak bisa memalingkan wajahnya dari pemandangan indah yang disuguhkan.

Seiring berjalannya waktu,kini mereka sudah memasuki perkotaan yang tertata rapi. Ini seperti London yang berbeda warna.

Terlihat papan yang di pajang besar di sebuah toko bunga dengan wanita paruh baya yang sedang tersenyum lebar.

'Selamat datang kembali putri!! Kami mendukungmu!!'

Tulisan itu seakan-akan memiliki sihir tersendiri sehingga dapat mengukir senyuman pada seorang Melody.

Tak kalah dengan ibu penjual bunga, toko-toko yang lain pun menuliskan kata-kata yang mengandung arti yang sama.

"Mereka mendukungmu Melody, jadi tak usah khawatir. " ucap Duff yang duduk di samping Melody.

Beberapa Crystal Shield pun mengangguk dan tersenyum membenarkan membuat Melody juga ikut tersenyum lebar.

Mereka sampai pada pintu gerbang istana kerajaan hitam. Kembali lagi dengan portal yang sama sebagai gerbangnya. Namun pusaran-pusaran itu tampak lebih kejam dan berbahaya dengan petir yang menyambar-nyanbar.

"Kali ini apakah kita bisa menghitung mundur? " ucap Lauren gugup.

"Kuharap iya." Emily menjawab.

Namun lagi-lagi mereka masuk sebelum angka pertama keluar dari mulut mereka.

Seakan-akan sang supir sendiri tidak memiliki rasa takut dengan portal tersebut.

Setelah menghela nafas mereka menyadari mereka sudah berada pada halaman luas istana kerajaan hitam.

Dengan berbagai pohon berwarna hitam dengan buah-buah crystal putih yang bergelantungan indah.  Rumput-rumputnya berwarna merah darah dan beberapa kupu-kupu berwarna putih dengan cipratan hitam.

Crystal ShieldWhere stories live. Discover now