4. NIGHTMARE

17.8K 1K 65
                                    

--budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca yaa-- :p

Ilya yang sedari tadi terduduk diam disisi ranjang rawat Kirana langsung bergerak cepat, begitu dia melihat kelopak mata Kirana membuka perlahan.

Perempuan itu sempat menangis saat mendengarkan penjelasan Dokter Devi mengenai kondisi sahabatnya itu, yang jujur saja membuat Ilya terpukul dan tidak percaya.

Kirana nyaris saja kehilangan calon bayinya karena terlalu lelah dan stress. Kondisi kehamilan Kirana yang terbilang muda masih rentan mengalami keguguran. Bayi? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Ilya bersama sekelebat ingatan dimana satu bulan yang lalu Raga melarikan Kirana ke rumah sakit dan waktu itu Raga mengatakan jika Kirana berniat mengakhiri hidupnya.

Dan lagi, Ilya tidak percaya sahabatnya yang sangat dia kenal baik itu akan melakukan hal bodoh dengan berniat bunuh diri seperti yang Raga ucapkan, jika memang waktu itu Kirana dalam keadaan baik-baik saja. Awalnya Ilya tidak ingin mempertanyakan lebih lanjut mengenai kejadian apa yang sebenarnya terjadi.

Namun sepertinya tidak kali ini. Kirana tengah mengandung dan usia kandungannya berjalan dua minggu. Tidak lama lagi perutnya akan membasar dan dia  akan melahirkan seorang bayi. Kirana harus menjelaskan padanya, setidaknya... jika Ilya mengenal lelaki itu dia akan membantu apapun caranya sekalipun orang yang menghamili sahabatnya  tidak ingin bertanggung jawab, maka Ilya akan memaksanya.

"Jangan bergerak dulu,Kirana! Sebaiknya kamu istirahat," dengan cepat Ilya menepis wajahnya dari sisa air mata dan bergerak menahan Kirana yang hendak menegakkan tubuhnya.

"Aku gak apa-apa,Ya. Aku udah baikan kok," suara Kirana terdengar lirih.

Ilya menggeleng begitu samar dan memaksa Kirana kembali berbaring, membuatnya mengerutkan dahi mendapati wajah sedih sahabatnya itu.

"Ada apa? Dokter bilang apa?" Tanya Kirana sesaat setelah dia tersadar sepertinya ada hal yang tengah Ilya khawatirkan.

Sekuat tenaga Ilya mencoba tegar namun ternyata airmatanya kembali luruh bersama dengan gelengan kepala yang cukup kuat.

"Kok kamu nangis? Aku kenapa,Ya? Please, jangan buat aku takut," Kirana menatap Ilya yang kembali menghapus air matanya itu dengan kasar, meraih jemarinya dan di genggam erat oleh Ilya sesaat dia mengatur napas.

"Kata dokter..."suara Ilya tercekat. Di tatapnya lurus-lurus manik mata Kirana yang tampak khawatir. "Na..." dengan satu tangannya Ilya kembali menghapus airmatanya yang lagi-lagi mengalir. Dia bangkit dari duduknya dan tanpa sangka langsung memeluk erat tubuh Kirana sebelum akhirnya membisikkan sesuatu yang membuat manik mata Kirana membelalak. Sekujur tubuhnya terasa kaku dengan kedua tangan terkulai lemas dan airmata yang mengalir deras begitu saja tanpa dia harus berkedip sedikitpun.

Bahkan Kirana merasakan napasnya tercekat dan deguban jantungnya berhenti berdetak detik itu juga, bersamaan dengan itu pelukan Ilya semakin mengerat sembari bibirnya mengulangi kalimat yang sama yang kali ini benar-benar membuat Kirana merasa hancur sehancur-hancurnya.

"Kamu hamil,Na,"

Kirana baru mengerjab setelah beberapa detik dan Ilya langsung menguraikan pelukkannya, meraih wajah pucat Kirana yang sudah bagaikan mayat hidup itu.

"Na, kasih tau aku siapa laki-laki itu,Na? Dia harus tanggung jawab. Dia harus nikahin kamu,Na," Ilya menyentuh pipi Kirana yang terasa dingin, sementara itu Kirana hanya mampu diam mematung dengan airmata yang terus mengalir deras.

Hidup Kirana kali ini benar-benar hancur lebur. Dia di perkosa dan lebih menyedihkan lagi benih lelaki itu ternyata justru tumbuh di dalam tubuhnya.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang