35. FULL LOVE...

7.6K 583 43
                                    

--Vote terlebih dahulu sebelum baca gengs-

***

Kirana menatap lekat sosok Mery yang baru saja selesai membaluri minyak zaitun ke tubuh Raka setelah Reiga.  Perempuan baya itu terlihat penuh kasih sayang yang sungguh membuat hati Kirana menghangat.  Andaikan saja Ibunya masih ada,  pasti rasanya sungguh bahagia,  karena ada yang  mengajarinya bagaimana cara mengurus bayi dengan baik.

Mengingat dari saat pertama melahirkan sampai kemarin,  Kirana melakukan segala sesuatunya sendiri,  mengikuti nalurinya sebagai seorang ibu tanpa ada yang menuntunnya.

Mengerjab pelan,  Kirana mengembangkan senyum bahagia di wajahnya dan semakin menggeser posisi duduk mendekat kearah Mery.

"Dulu, Mama juga sering balurin minyak zaitun begini buat Raga dan Inna,  biar hangat dan gak masuk angin, " terang Mery setelah selesai dan menoleh menatap Kirana yang terlihat berseri.

Memastikan jika kedua bayi mungil itu sudah dalam keadaan rapi dan harum,  kedua perempuan itu menghela napas kemudian duduk saling berhadapan dan membiarkan Raka dan Reiga bermain dengan sendirinya.

"Kirana? " Mery terdengar serius,  membuat Kirana kali ini memperhatian ibu mertuanya itu lekat. "Mama bukan ingin menakuti kamu,  tapi... Mama hanya ingin menyarankan,  untuk berjaga-jaga.  Mengingat riwayat penyakit kamu... Sebaiknya kamu coba periksakan kondisi kesehatan Raka dan Reiga.  Lebih baik kita mencengah dari sekarang,kan?"

Mendengar penjelasan Mery barusan,  membuat raut wajah Kirana yang semula ceria mendadak sendu.  Mengerjab pelan,  perempuan dengan long dress berwarna hitam itu langsung menoleh menatap kedua putranya yang sedang asik bermain dengan perasaan tidak tenang.

Mery benar,  Kirana juga mendapat penyakit ini karena turunan dari ibunya.  Demi, Tuhan,  Kirana tidak sanggup jika harus membayangkan salah satu  atau bahkan kedua buah hatinya juga mendapat penyakit yang sama.

Menggeleng cepat,  Kirana lalu kembali menatap Mery lekat.

"Kamu gak usah khawatir!" seru Mery sambil menggenggam erat jemari Kirana dan tersenyum menenangkan,  membuat Kirana yang semula sempat merasa khawatir diam-diam menghela napas lega.

"Nanti biar Mama bilang ke Inna untuk melakukan cek kesehatan untuk Raka dan Reiga, ya?  Inna pasti tau yang terbaik untuk mereka.  Mudah-mudahan saja mereka sehat, " ucap Mery menenangkan.

"Permisi, Nya? "

Suara Adiba yang tiba-tiba muncul mengalihkan perhatian Kirana yang semula begitu fokus terhadap Mery.

Mengerjab pelan,  perempuan itu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri perempuan baya yang terlihat bersahaja itu.

"Kenapa? " tanya Kirana sekenannya.

"Ada nona Ilya di bawah, Nya.  Katanya ingin ketemu dengan Nyonya, " terang Adiba yang sempat membuat Kirana tertegun,  namun hanya sepersekian detik dan setelahnya dia tersenyum kecil, selesai berpesan singkat kepada Mery, Kiranapun segera bergegas keluar dari kamar bayinya.

***

Ilya berdiri gelisah sambil memainkan ujung sweter yang dia kenakan,  mengingat bagaimana kemarahan sahabatnya itu saat terakhir kali mereka bertemu di rumah sakit waktu itu.  Seletah sekian lama,   menyadari jika hampir berminggu-minggu Kirana tidak berkunjung ke coffee shop,  membuat Ilya berfikir jika sahabatnya itu begitu marah dan kesal padanya.

BUTTERFLY ( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang