17

6.9K 895 147
                                    

                            🐣🐣🐣

Kalau kau tidak bahagia dengan pernikahan ini, bercerailah! Aku siap menggantikannya. Aku akan membuatmu bahagia. Aku tidak akan membiarkan siapapun melukai mu.

Yoongi meringis ketika mengingat semua perkataan Junhoe tadi. Bercerai? Bisakah ia? Lalu bagaimana dengan anaknya.

"Seminggu ini aku akan menginap dikantor." Jimin berjalan menuju pintu.

"Tidak usah!" ucap Yoongi. Ia memalingkan muka ketika melihat Jimin berbalik.  Menginap dikantor bersama sekretaris itu? Yoongi tersenyum getir. "Kau tidak usah menginap di kantor hanya untuk menghindari ku." Yoongi menarik nafas berat. "Aku yang akan keluar dari Rumah ini."

Mata Jimin melebar. "Apa maksud mu?"

Yoongi tersenyum pilu. "Kau ingin tau apa mau ku kan?" ia menatap Jimin, yang terlihat telah pasrah. Ya, ia sudah bulat dengan keputusannya. Sudah cukup rasanya ia menderita, ia tidak tahan lagi. Ia lelah, mungkin pernikahan ini memang seharusnya tidak terjadi.

"Ceraikan aku!"

Jimin membelalak kaget. "Yoongi."

"Ceraikan aku!"

Jimin membelalak kaget. "Yoongi." Ia menatap Yoongi dengan ngeri. Entahlah kata-kata Yoongi seolah ribuan paku beracun yang menusuknya. Ia tidak suka.

"Bukankah kau menyesal telah menikahi ku? ceraikan aku Tuan Park." Lanjut Yoongi dengan suara bergetar. Ia tersenyum miris. Usia pernikahan mereka bahkan tidak sampai satu bulan.

"Apa yang kau katakan eoh? Jangan macam-macam Yoongi, kau pikir pernikahan ini main-main?" raung Jimin. ia mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih. Demi apapun juga, permintaan cerai dari Yoongi membuat hatinya teriris.

Yoongi mengerjapkan mata ketika cairan hangat itu telah menumpuk disana. Tidak, ia tidak boleh menangis sekarang. Ia harus menyelesaikan semua ini tanpa tangisan. Ia harus terlihat tegar. Ia harus bisa menyelesaikan masalahnya dengan Jimin. ia tidak sanggup jika harus tersakiti lagi. Cukup semua sakit ini sampai disini.

"Bukankah kau sendiri menganggap pernikahan ini hanya sebuah permainan?" Yoongi mendengus. Ia menatap Jimin dengan tajam. Jujur ia sangat mencintai suami tampannya ini, tapi apa gunanya pernikahan mereka dipertahankan jika kenyataannya Jimin sama sekali tidak mencintainya.

Jimin tercekat. Lidahnya terasa kelu.

Kalau kau tidak bisa membahagiakannya, biarkan aku yang melakukannya.

Kata-kata Junhoe kembali menari dibenaknya. Jimin mendengus.

"Kau meminta cerai dari ku agar kau bebas untuk hidup bersama dengan Junhoe ? Dasar munafik." Geram Jimin.

Mas junedi udh hak paten milik author :)

Yoongi menangis dalam hati. Ya tuhan, kenapa Jimin selalu melontarkan kata-kata setajam itu? Yoongi meringis. Perutnya terasa lebih sakit dari tadi.

"Kalau iya kenapa? Aku tidak bahagia bersama mu Jimin." Bohong. Yoongi tidak pernah terpikir untuk menikah dengan Junhoe setelah mereka bercerai nanti. Ia tidak punya cinta untuk Junhoe , cintanya hanya untuk Jimin.

Jimin memejamkan mata, jelas sekali wajahnya menampilkan raut terluka. Tapi lagi-lagi ia menampiknya, salahkan saja Egonya yang terlalu tinggi.

"Baiklah, kalau itu maumu, aku akan mengurus surat perceraian kita secepatnya." Jimi menelan salivanya dengan berat. "Aku juga tidak pernah mengharapkan pernikahan ini. Menikah denganmu seolah neraka bagiku." Usai berkata, Jimin keluar dari kamar. Membanting pintu dengan keras.

Stay ● MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang