BAB 16: Meet Ben

133K 6.2K 72
                                    

Cessa melihat ke kanan dan ke kiri, ia tidak melihat Edward. Sejak turun dari jet, seharusnya mobil ada di pelandasan, tapi katanya mobil menunggu di parkiran bandara.

Ibu Cessa tadi menelfon bahwa ibunya ada di apartemen, Cessa tidak fokus dan kehilangan jejak Edward.

Mata Cessa melebar saat melihat pria berjas hitam dengan menggenggam sebuah spinner. "Nah, itu dia Edward." Langsung saja Cessa mengikuti.

Saat orang tersebut masuk ke dalam toilet, Cessa menunggu di antara toilet pria dan wanita.

"Apa yang dia buang di dalam sana? Sudah hampir lima belas menit aku menunggu!" Gerutu Cessa.

"Frecessa?" Cessa menoleh, Ben. "Hey Ben! Apa kabar mu?" Tanya Cessa masih sambil mengamati toilet pria.

"Oh, aku baik-baik saja, apa yang kau lakukan di sini?" Cessa tersenyum, "Menunggu Edward, bisa kau periksa bilik-bilik toilet? Sudah dua puluh menit dia tidak keluar." Ben mengangguk dan langsung masuk untuk memeriksa.

"Bagaimana?" Cessa langsung bertanya saat melihat Ben keluar, "Tidak ada Edward, mungkin kau salah lihat? Mm... kau ke mana saja dengan Edward?"

Cessa menunduk malu, "Aku... hanya ikut sebagai pengganti Dele di China," Bukan! Aku hanya seperti wanita bayarannya yang mengikuti Edward ke mana saja! Itu yang benar, Cessa tersenyum paksa.

"Kau sendiri sedang apa?" Ben cemberut, "Harusnya aku menjemput paman ku, saat aku sampai bandara, paman menelfon ia tidak jadi pulang dari Belanda, menyebalkan." Cessa tertawa.

"Kalau begitu, kau pulang dengan ku saja, apa aku boleh memberi tumpangan pada gadis cantik?" Ben mengulurkan tangannya, Cessa bersemu merah, baru kali ini dia di romantisin.

"Aku boleh minta sesuatu?" Ben menaikan sebelah alisnya, "Apa itu?" Cessa makin menunduk ditatap begitu oleh Ben, "Aku mau... buang air besar," Ben tertawa menampakan lesung pipi yang baru Cessa lihat.

"Ya, daripada kau buang di mobilku," Cessa langsung memberikan tas dan segala barang-barangnya pada Ben dan langsung kabur ke toilet wanita.

Cessa baru saja akan masuk ke bilik nomor tiga, tapi ia mengurungkan niat, karena melihat ada pria dan wanita yang di dudukan di wastafel.

Cessa makin menajamkan penglihatannya, lalu ia melotot. Edward sedang berciuman dengan seorang wanita entah siapa. Cessa yakin kalau ini Edward, ia melihat dari kaca wajah Edward yang sedang menikmati permainannya dengan wanita tersebut.

Rasanya, kotoran yang akan ia buang seketika masuk lagi setelah melihat hal paling menjijikan. Si wanita dengan tidak tau malunya mendesah dan si pria makin menggila. Apa mereka tidak sadar, ini tempat umum.

Dan baru Cessa sadari, hanya ada Cessa, Edward, dan wanita jalang yang berada di toilet ini, langsung saja Cessa buru-buru akan keluar toilet.

"Frecessa!" Cessa baru memegang knop pintu toilet, dengan berdebar ia berbalik dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Dia siapa?" Tanya si wanita sambil membenarkan letak bra nya. "Dia hanya karyawan ku di kantor."

"Sedang apa kau ke mari? Mencari ku?" Cessa berdecih, "Ini tempat umum, siapa saja bisa datang! Dan untuk apa aku mencari mu!"

"Ini bandara milik ku, jadi semua tempat bisa aku pakai," Cessa kembali berdecih, "Dan tidak mesti di toilet, menjijikan sekali."

"Jika kau mau pulang, di depan akan ada supir yang menunggu." Lagi-lagi Cessa berdecih, "Terima kasih, aku ada Ben yang menjemput," dusta Cessa dan langsung keluar toilet.

Rahang Edward mengeras mendengar nama Ben disebut, entah kenapa dia punya firasat buruk akan Ben pada Cessa, tapi entah itu apa.

***

Big Boss and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang