BAB 47: Crazy People

81.5K 4.4K 137
                                    

DongChao memutar bola matanya malas, melihat tingkah Rena, "Jadi... kapan kalian akan menikah? Cessa itu calon mu, kan?"

"Cessa adalah calon istriku!" Sela Ken.

----------------------------------------

Mata Cessa melebar melihat Ken dengan tampang polosnya dan mengajak DongChao berjabat tangan, juga Edward dia ajak berjabat tangan, "Senang bisa bertemu denganmu lagi, Ed." Ujar Ken.

"Ken, ini tidak lucu! Kenapa kau bisa ada di sini? Dan... apa maksud mu mengatakan aku adalah calon istrimu?" Cessa menggeleng, tidak habis pikir pada Ken.

Ken menatap Cessa dengan lekat, "Kau berusaha menghindari janji?" Tanya Ken dan menarik lengan Cessa.

"Mau ke mana kalian?" Cegah Edward sembari memegang tangan Cessa.

"Lepaskan tanganmu dari kekasihku!" Ketus Ken dan menggenggam erat tangan Cessa.

"Tidak. Kau yang lepaskan tangamu dari Gadisku!" Edward menatap tajam Ken.

"Pusing kepala Barbie!!" Teriak Rena di tengah-tengah Ken dan Edward, "Om, ini tempat umum, kalau mau bertengkar di tanah kosong sana!" Rena menarik lengan Cessa dari Edward dan Ken, "Tan, ayo! Kek, ayo! Di sini isinya orang gila semua! Aku masih kecil, udah direbutin begini." Ujar Rena dan pergi dengan Cessa dan DongChao.

Setelah Rena menarik paksa dan pergi meninggalkan tempat yang saat ini Edward dan Ken berdiri, langsung saja Ken menonjok perut Edward, "Kau siapanya? Kau hanya Bossnya, kan? Tidak perlu sok peduli pada karyawan biasa. Apa setiap karyawan kau perlakukan spesial, huh?" Ken dengan gencar menonjok rahang Edward.

Edward menyeka darahnya di dekat bibir, "Kau jangan memaksaku untuk memukul mu juga." Edward berusaha menahan Ken yang akan menonjoknya lagi.

"Bilang saja kau takut!" Ken terus saja menonjoki Edward tanpa ada balasan dari Edward.

Cessa melihat beberapa penumpang pesawat yang akan berangkat berlari ke satu titik, tempat di mana Edward dan Ken sedang bertengkar.

"Sepertinya aku harus kembali ke tempat tadi." Kata Cessa dan langsung berlari.

"Tapi Tan...." Rena berucap, lalu matanya menangkap sosok ayahnya, "Paduren! Tante Cessa tadi lari ke sana!"

Romy menghampiri, memberi hormat pada DongChao, "Syukur kau datang dengan selamat. Kau dan Rena pulang saja dengan pengawalku."

DongChao menarik Rena agar ikut, "Pah, mau ikut, nanti Rena ketinggalan info!"

Romy langsung melempar tatapan horor pada Rena. "O--oke, tapi Papah harus ceritain apa yang terjadi."

Kening Romy mengerut, "Memangnya apa yang sedang terjadi? Kenapa Tante Fre lari?"

Rena mengembuskan napas malasnya, "Om Ed sama... aku tidak tahu itu siapa, yang pasti, sepertinya sekarang mereka sedang main tonjok-tonjokan." Ucap Rena, Romy mengangguk dan langsung berlari mencari Cessa.

"Kan, aku ditinggalin!" Rena berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya, karena DongChao sudah berjalan lebih dulu.

***

Tubuh Cessa menyelinap untuk bisa melihat apa yang sedang terjadi, sampai ada beberapa penumpang berlari untuk memanggil petugas keamanan.

Cessa menutup mulutnya ketika melihat Ken dengan ganasnya memukuli Edward, bahkan berkali-kali Ken mengangkat kerah kemeja Edward agar berdiri, dan kembali Ken pukuli dengan sesekali menendang perut Edward.

Big Boss and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang