BAB 43: Carly's Friend

80.2K 4.5K 110
                                    

Carly hanya berdiri di depan ruang rawat Nelson yang sudah dibawa ke Jakarta. Carly khawatir, takut, semuanya bersatu menjadi satu. Yang paling menakutkan adalah pernikahannya yang akan benar-benar batal begitu saja.

Yang terdengar dari dalam hanya suara detak jantung Nelson. Kecelakaan saat Nelson akan terbang dari Jepang ke Florida. Pesawat kehilangan kendali saat sudah berada di Florida.

"Apa ayahmu sudah ada peningkatan?" Tanya Dawin, membuat Carly terlonjak kaget. "Ayahku? Dia... masih koma."

Dawin mengembuskan napas lelahnya, "Aku lelah dengan hubungan kau dan Ed. Apa sebaiknya kita batalkan saja? Aku kasihan juga pada Romy yang pernikahannya ikut mundur."

"Jangan!" Carly menggeleng kuat, "Kau lupa? Jika aku sedang mengandung anak Edward? Aku tidak bisa melihat anak ini lahir tanpa figur ayah."

Lagi-lagi Dawin mengembuskan napasnya, kali ini lebih panjang. "Kau tahu? Alasan aku mau menikahkan kau dengan Ed? Alasannya hanya simpel."

"Apa itu?" Tanya Edward yang berdiri di belakang Dawin.

Dawin menunjukan cengirannya, "Karena aku seperti melihat Justin Bieber dan Selena Gomez!"

"Ayah! Tidak ada alasan yang lebih masuk akal? Jangan bercanda di saat seperti ini!" Omel Edward sambil bersedekap.

"Iya, baiklah. Alasannya simpel, bukankah jika perusahaan Edward dan ayah Carly menjadi satu, tanpa adanya embel-embel kerjasama, bisa menjadi kuat di benua Eropa. Aku yakin!" Dawin tersenyum tipis, "Lagian, Carly lahir dari keluarga baik-baik. Berbeda dengan Frecessa, yang ayahnya seorang pengkhianat!"

"Begitulah manusia. Selalu ingat dengan satu kesalahan. Tapi, lupa dengan segala kebaikannya." Celetuk Edward, membuat Dawin bungkam.

"Aku senang kau percaya padaku dan ayahku untuk menjadi salah satu keluargamu." Ucap Carly, berusaha mencairkan suasana yang akan terjadi keheningan.

"Terserah! Bukankah kau yang bilang? Aku hidup di bawah naunganmu dan harus patuh padamu, mungkin aku akan sama dengan Romy. Akan membayar apa yang sudah kau keluarkan untukku, aku akan bayar semuanya, nanti." Tukas Edward.

"Edward kau harus mengerti. Pernikahan ini----"

"Sebagai bisnis juga 'kan?" Sela Edward. "Tapi aku sarankan kau juga harus cari tahu siapa keluarga Nelson, apakah sama dengan keluarga Laurentine, atau tidak!" Bisik Edward.

Dawin mengangguk pelan.

Carly melirik-lirik Edward, dia takut Edward menyuruh Dawin untuk mencari sesuatu. Yang mungkin bersangkutan pada keluarganya, dan mengakibatkan pernikahan batal. Jangan!

Edward pergi setelah melihat keadaan Nelson.

***

Cessa menjenguk Nelson, tidak enak jika tidak menjenguk. Biar begitu, mereka 'kan akan menjadi keluarga.

"Aku yakin ayahmu akan cepat sembuh." Ucap Cessa dan meletakan keranjang buah di nakas.

"Ya aku yakin ayahku cepat sembuh. Kau jangan takut tidak jadi nikah. Tenang saja!" Sahut Carly sinis.

Cessa berdecih, "Aku tidak masalah jika batal menikah. Mungkin, Romy memang bukan orang yang tepat. Tapi kalau kau... aku tidak tahu, apa kau akan menerima kenyataan gagal nikah atau tidak."

"Tentu aku akan menikah! Walau ayahku masih koma, jika aku mau, sekarang juga aku bisa menikah dengan Ed. Karena anak yang aku kandung adalah anakku!"

Cessa mendekati Carly yang terduduk di sofa empuk. "Kau yakin? Anak ini adalah anak Edward?"

"Te---tentu saja aku yakin!"

Big Boss and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang