08

2K 277 7
                                    

Somi bergegas bangkit membuat kedua temannya heran.

"Kenapa, Som?" tanya Xiyeon.

"Nyamperin Dewi, dihukum bu Taeyeon dianya" Somi menjelaskan dengan terburu-buru karena gadis itu ingin segera berada di lapangan.

"Eh, Som. Tenang dulu, woi. Terus kalau dia dihukum, lo sekarang mau ngapain?" ujar Naeun sambil menahan tangan Somi.

"Yaaaaa, dianya dihukum gara-gara gue. Guenya nggak enak"

"Iyaaa terussss, gimana lagi? Semua udah kejadian, tungguin aja dia kesini nyamperin lo. Lagian lo sekarang lagi sakit. Udah bobo cantik aja lagi,"

Somi terdiam, benar juga. Kalau Daehwi dihukum gara-gara dia, lalu setelah ketemu dia mau ngapain?

"Yaudah deh, ke kelas aja yuk... Gue udah agak enakan," ajak Somi menatap kedua cewek di hadapannya.

"Pesanan gue gimana?"

"Ck, gue chat balik nih si Jaemin. Biar langsung ke kelas. Eh bentar, itu ada Guanlin. Kalian duluan aja.." Somi bergegas berlari meninggalkan teman-temannya.

"Lin!!"

Pemuda bertubuh jangkung menoleh. Tanpa Somi sadari pemuda jangkung itu tengah tersenyum manis pada salah satu sahabat Somi yang masih berdiri di tempatnya.

"Som, mending kamu nafas dulu yang bener, baru ngomong.." sergah Guanlin.

Guanlin memang pindahan dari China, jadi ngomongnya formal, pake aku-kamu.

Somi menuruti Guanlin, mengatur nafasnya sejenak lalu menatap lekat pemuda jangkung di depannya.

"Udah, gue cuma mau tanya. Tadi di kelas lo ada jamkos, ya?"

"Lah, nggak ada Som. Hla wong daritadi pagi full pelajaran. Si Daehwi tadi malah bolos pelajarannya Pak Kumis. Gatau deh kemana..," jawab Guanlin.

"Ya udah ya Som, aku balik kelas dulu.." Guanlin tersenyum singkat sebelum akhirnya beranjak meninggalkan Somi yang masih mematung.

Lah, dia bolos? Ngapain sih?? Kalau kaya gini kan jadi gue yang semakin ngerasa bersalah... - gerutu Somi.

Gadis itu lalu melangkah gontai kembali menuju kelas.

***
Saat pulang sekolah.

"Soom, ditunggu Dewi nih!!" teriak Xiyeon dan Nayeon berbarengan dari luar kelas.

"Anjir! Udah gue bilang jangan manggil gue Dewi!!"

"Bodo amat!!"

Somi mendesah lalu menoleh pada Jinyoung, "balik duluan ya, Young.."

Jinyoung mengangguk, "tiati, Som.."

"Lah, yang dipamiti cuma Jinyoung doang nih. Kita-kita kagak??" protes Jaemin yang kini diapit oleh Jeno dan Renjun.

"Gue pulang duluan ya... Para asistenku..." ujar Somi lalu segera berlari menghindari amukan ketiga lelaki itu.

Somi sampai di depan Daehwi dengan nafas terengah-engah, membuat lelaki itu berdecak dan reflek merapikan poni Somi.

"Nggak usah lari, gue nggak bakalan ninggalin lo.." Daehwi lalu menggandeng tangan Somi.

Somi hanya diam, membiarkan Daehwi menggandeng tangannya sampai di parkiran.

"Som, kok diem aja? Lo marah ya gara-gara makanan kantinnya nggak gue sampein langsung ke elo??" Daehwi berhenti, menatap Somi yang juga ikut berhenti.

"Som, maaf deh. Itu gue tadi dihu-"

"Daehwi," sahut Somi.

"Ya?" Daehwi sekarang menatap lekat Somi karena Somi sendiri jarang memanggilnya dengan nama asli.

"Jalan, kuy? Baskin robbin gimana? Lagi kepingin.." ajak Somi akhirnya.

"Nggak jadi latian lo?" tanya Daehwi menyadarkan Somi.

"Ah! Oiya, gue lupa astaga. Yaudah deh, anterin gue ke 127 band aja!"

"Elo udah sembuh emang? Wajah masih pucet gitu. Ntar kalau demam lo ketambahan flu gimana? Nggak langsung pulang aja?" tanya Daehwi.

"Udah sembuh kok guenya," ujar Somi. Mendengar itu, Daehwi lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Somi.

"Ck, nggak usah. Bilang aja ke Kak Wooshin, lo nggak bisa. Mana sini gue chat-in" saran Daehwi sembari mengacungkan tangannya.

"Tapi nggak enak Dew..."

"Nggak Somi, lo masih sakit. Udah jangan ngeyel kenapa sih? Mana hapenya?" ujar Daehwi dengan nada meninggi.

"Nggak usah, gue bisa chat Kak Wooshin sendiri," ujar Somi akhirnya. Daehwi tersenyum manis lalu mengusap lembut kepala Somi.

"Pinter,,," ujar Daehwi. Somi segera mengetik pesan untuk dikirimkan ke Wooshin.

"Udah?" tanya Daehwi yang dijawab anggukan oleh Somi. Daehwi lalu kembali meraih tangan Somi untuk dia gandeng dan kembali berjalan menuju parkiran.

"Dew, tapi gue kepingin...." ujar Somi yang lebih mirip suara rengekan membuat Daehwi menghentikan langkahnya lagi.

"Eskrim?" tanya Daehwi yang dijawab anggukan oleh Somi.

"Lain kali aja ya, kalau lo udah sembuh. Gue traktir sepuasnya, deh.." tawar Daehwi.

"Beneran??" mata Somi berbinar-binar. Daehwi mengangguk kecil.

"Pake ini, trus cepetan naik.."

Somi memegang jaket dan helm yang baru saja Daehwi serahkan kepadanya. Somi menyadari kalau Daehwi hanya membawa satu jaket dan helm hari ini.

"Tumben cuman bawa satu?" tanya Somi, karena setahu gadis itu Daehwi selalu membawa dua jaket dan dua helm tiap harinya.

"Kemarin dicuci, trus tadi kelupaan mau bawa gara-gara lo nggak bareng gue kan hari ini. Udah, pake..." jelas Daehwi.

"Lo gimana?"

"Lo lebih penting, cepetan naik.."

Somi menurut, karena kepalanya mulai terasa pusing lagi. Ia cepat-cepat memakai kedua barang itu dan naik ke motor Daehwi. Kemudian Daehwi melajukan motor itu meninggalkan area sekolah.

Namun sampai gerbang sekolah Somi meminta Daehwi memberhentikan motornya karena gadis itu melihat Wooshin ada di sana, di samping motornya.

"Bentar ya, Dew.." ujar Somi singkat lalu berlari menghampiri Wooshin.

"Kakak ngapain disini?" Somi bertanya setelah ia berada di depan Wooshin.

"Mau jemput lo, trus sampe disini ternyata lo chat gue kalau nggak bisa.." jawab Wooshin kalem.

"Hah???" Somi terperangah, ia bingung mau menjawab apa sampai tiba-tiba satu lengan menarik pundaknya.

"Dia pulang bareng gue, Kak. Dia sakit, jadi nggak bisa latian, masih ada waktu kan sampai hari-h? Mending kakak pulang aja sekarang" ujar Daehwi tegas, ada nada posesif terselip di antara kata-katanya.

Sedangkan Somi hanya terdiam, karena semenjak tadi kepalanya sudah sangat pusing.

"E-eh. Kak, iya, Somi balik sama Daehwi aja, maaf ya sebelumnya.." gugup Somi.

Hening sejenak.

"Oh ya udah kalo gitu, nggak papa, ati-ati ya. Duluan.." Wooshin mengangguk maklum lalu meninggalkan mereka berdua setelah sebelumnya melirik ke arah Daehwi.

"Dew, gue peluk lo kagak ada yang marah kan?" Somi kini telah duduk di belakang Daehwi.

Daehwi terkekeh, "kenapa? Kepala lo pusing lagi?" tanya Daehwi dengan nada khawatir.

"Iya.." jawab Somi lirih. Lalu kedua tangan gadis itu ditarik pelan oleh Daehwi untuk dilingkarkan ke perut pemuda itu.

"Senderan aja gapapa, gak ada yang marah kok..."

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang