✼ 1 ✼

3.1K 325 16
                                    

Hanna bersembunyi dibalik tembok sembari memandangi punggung ibunya. Dilihatnya sang ibu sedang sibuk membuat kue-kue kering pesanan orang-orang.

Hanna bingung harus memulai darimana untuk memberi tahu ibunya bahwa ia sudah tidak bekerja lagi. Sedari tadi Ibu sudah memanggil Hanna untuk berangkat kerja agar tidak kesiangan.

Baru saja Hanna maju satu langkah, Ibu nya sudah menengok ke belakang dan mendapati dirinya yang masih mengenakan pakaian tidur dan rambut yang sedikit acak-acakan.

"Hanna, udah jam segini kok belum rapi, kamu gak takut telat?" Tanya Ibu dengan nada sedikit tinggi.

Hanna menggigit bibir dalamnya, sedari tadi jarinya terus meremas bagian bawah pakaian tidurnya, "eumm, Bu. Ada yang mau Hanna bicarain sama ibu."

"Bicara ap— arghh dada ibu sakit, Hanna... " Belum selesai pertanyaan yang dilontarkan, Ibu tiba-tiba memegangi dada nya yang terasa sakit.

"Ibu, kenapa??" Hanna panik.

"Gak tau, dada ibu saki— " BRUKK....

Hanna memekik kala melihat ibu nya ambruk di depan matanya. Ia pun segera mencari bantuan untuk membawa ibu nya ke rumah sakit.

Hanna menatap kosong kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya. Ingin rasanya ia melangkahkan kakinya dan berdiri tepat di tengah jalan dan berharap truk besar menghantam tubuhnya. Namun pikiran buruk itu buru-buru ditepis.

Ponselnya berdering dan muncul lah nama Kinan di layar. Hanna menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan ponselnya ke telinga.

"Gue udah sampe nih, lo dimana?"

"Ohh, iya, gue bentar lagi sampe. Tunggu sebentar ya, Kinan." Hanna memutuskan panggilannya dan segera pergi menuju Cafe yang tak jauh dari rumah sakit.

Hanna bisa melihat, Kinan sahabatnya sedang celingukan seperti mencari seseorang, ya memang cewek itu sedang menunggu dirinya.

"Hei, sorry ya gue kira lo gak langsung jalan pas gue telepon tadi." Hanna sudah hafal sifat ngaret temannya itu, makanya tadi dia gak langsung nunggu di Cafe karena Hanna pikir Kinan bakalan ngaret datengnya.

Kinan mendengus kesal, "enak aja, pas lo telepon tuh gue langsung tancap gas tau. Abis tumbenan banget Seorang Hanna yang SOK sibuk sampe gak ada waktu tiap gue ajakin nongki, tiba-tiba telepon minta ketemuan."

Hanna tertawa kecil melihat raut wajah Kinan yang jengkel.

Hanna tertawa kecil melihat raut wajah Kinan yang jengkel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Maaf banget deh, Nan. Gue bukannya sok sibuk tapi emang beneran sibuk." Hanna mengeluarkan cengiran khasnya.

"Terus sekarang gak sibuk emangnya? Tiap hari lo kan sibuk, bahkan minggu pun yang harusnya free malah ngerjain deadline." Kinan sudah mencak-mencak.

Buttercup Where stories live. Discover now