14 - That Night

8.4K 486 33
                                    

-Happy Reading-
-----

Jose berkata bahwa aku harus masuk sendiri, dia tidak diberi perintah untuk menemaniku hingga masuk ke dalam. Aku tidak tahu kenapa dia patuh sekali kepada Draco sialan ini, tapi bila aku yang jadi dia sudah jelas aku akan resign dari pekerjaan itu.

Setelah memasuki hotel tersebut terdapat seorang petugas yang membungkukkan badan kepadaku dan memberikan ucapan sambutan. Aku mengangguk dan tersenyum padanya, ia memintaku untuk mengikutinya dan tentu saja aku mengikutinya karena dia bilang Draco sudah menungguku cukup lama.

Tidak jauh di depan sana, aku dapat melihat dengan jelas bahwa sosok yang tidak asing bagiku sedang duduk manis dengan tatapan mata yang sibuk tertuju kepada ponselnya. Petugas hotel tersebut segera mempersilahkanku untuk masuk ke dalam ruang makan dan segera meninggalkan kami berdua.

Aku berjalan mendekat padanya, berdiri tepat di depannya namun Draco sama sekali tidak kunjung melihat ke arahku. Well, ini cukup menyebalkan namun aku selalu memiliki ide yang cemerlang. Aku menginjak kaki kirinya dan dengan cepat dia mengangkat kaki kirinya hingga menatap meja.

"What the fuck!" bentaknya tanpa melihat ke arahku.

"Yeah, fuck you too." sahutku dengan santai.

Draco mengernyit kesakitan dan mengerutkan kedua alisnya karena kesal. Tentu saja itu pasti sangat sakit, bagaimana mungkin kaki orang normal tidak sakit bila diinjak dengan high heels yang lancip seperti kulit durian ini.

Aku menatapnya dengan wajah datar tanpa merasa bersalah sedikit pun, tentu saja untuk apa aku merasa bersalah? Dia yang salah karena tidak menghargai kehadiranku disini. Draco mengalihkan pandangannya dan menatap diriku dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Sejenak dia terdiam dan tidak mengucapkan apapun, namun kemudian dia tersenyum singkat lalu berdiri tegap di hadapanku.

Draco sedikit membungkukkan badannya dan meletakkan satu tangan kanannya di dada. "My apologies, my lady." ucapnya kemudian tersenyum simpul dan menjulurkan tangan kanannya kepadaku.

Argh, aku tidak paham dengan sandiwara murahan miliknya ini. Aku menjulurkan tangan kananku padanya dan dengan sigap dia segera menggenggamku dengan lembut, kemudian memberikan kecupan singkat tepat di punggung tanganku.

Kedua mataku melotot seperti dua telur ayam yang akan menetas, melihatnya bersikap seperti ini memang sungguh bukan suatu hal yang biasa. Ini luar biasa anehnya menurutku.

"Dan bisahkah kau jelaskan untuk apa sikap manismu ini?" tanyaku padanya kemudian segera menarik tanganku dari genggamannya.

Draco tidak menjawab pertanyaanku, dia mempersilahkan aku untuk duduk terlebih dahulu. Aku menurutinya dan duduk berhadapan dengannya dengan wajah yang cukup sinis.

"Tidak ada niatan jahat, hanya sedang berbaik hati." jawabnya, kemudian tangannya mengisyaratkan untuk memanggil pelayan kemari.

Dia berbicara dengan bahasa Italia kepada pelayan tersebut yang sudah jelas aku sama sekali tidak tahu artinya, maka dari itu aku hanya diam saja dan menatap mereka berdua dengan tatapan datar.

"Jadi untuk apa aku harus bersusah payah datang kemari?" tanyaku padanya setelah dia selesai berbicara kepada pelayan tersebut.

Draco menaikkan sebelah alisnya dan menatapku dengan sedikit aneh, "Oh ya? Coba jelaskan padaku dimana letak susahnya? Kau sudah tidur seharian aurora, setelah bangun kau hanya perlu mandi dan memakai dress yang sudah Millie siapkan lalu diantar Jose yang sudah siap siaga di bawah. Sebutkan dimana letak susahnya?"

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora