Unspoken ( 01 )

923 60 24
                                    

Cerita ini ku dedikasiin buat @cookie_girl1997 yang baik banget, yang sering banget ngobrol panjang yang nggak bikin bosen, awalnya aku sempet minder buat nge post cerita ini cuma karna ka cookie bilang kalau nggak ditulis nanti idenya lupa akhirnya aku tulis juga cerita ini, makasih banget ya kak, sesuai janjiku sama kakak, kakak jadi orang pertama yang tau cerita ini XD

Happy Reading guys :))

==================================================================================

Gaby

"kamu maunya apa sih, tiap hari ngajaknya berantem mulu"

"Kamu yang maunya apa, tiap hari selingkuh mulu"

"Aku nggak selingkuh dia yang deketin duluan"

"Omong kosong, kamu juga seneng kan deketan sama dia"

"Ya, nggak lah kamu kira aku cowok apaan suka dideketin cewek sembarangan"

"Coba kamu hitung berapa kali kamu beduaan sama dia, hah!"

"Itu karena ngerjain tugas doang"

"Bullshit, KITA PUTUS"

Aku menutup bukuku dengan keras, ya tuhan apa nggak ada tempat tenang pada waktu istirahat di sekolah, tidak sadarkah mereka  aku sedang pusing tujuh keliling karena nilai ujian mid semester ku kemarin yang benar-benar di bawah standard, aku baru duduk dengan tenang ditaman ini sekitar 5 menit yang lalu sebelum datang dua orang pengganggu, teriak-teriak, tepat di sebelahku, aku mengambil semua bukuku lalu berjalan mencari tempat duduk yang lebih tenang untuk belajar. Aku menuju ke arah perpustakaan awalnya aku ingin belajar di dalam sebelum aku melihat rooftop diatas ruang perpustakaan menurutku anginnya akan cukup sejuk dan tenang, aku menaiki tangga melingkar di belakang ruang perpustakaan, lalu mataku menangkap seseorang, berdiri melewati pagar pembatas, salah satu tangannya memegang ujung pembatas matanya menatap kearah bawah, angin bertup pelan menerbangkan rambutnya, dia ngapain.

"Kamu mau bunuh diri?" tanyaku perlahan

"Iya, buat apa juga hidup" jawabnya pelan

"Kamu ada masalah? cerita aja daripada mati sia-sia" kataku berusaha mendekat

"Kamu jangan dekat-dekat, nanti ketularan" katanya mengulurkan tangan matanya menatap ke arah bawah

"Emang masalah kamu apa?" kataku menghentikan langkahku

"Aku tadi bawa narkoba, terus ketauan guru, sebelum orang tuaku tau mending Suicide" katanya tanpa beranjak dari tempatnya

"Eh jangan, kan ada rehab dari pada mati sakit tau" kataku mulai khawatir, aku mendekat kembali kearahnya, ya Tuhan kesini kan niatnya aku pengen belajar, malah ketemu orang pengen suicide sebelum dia mengangkat wajahnya dengan senyum jahil terukir di wajahnya lalu dia melompati pagar pembatas berdiri di depanku mengangkat alisnya dan berkata dengan nada menyebalkan, "kamu percaya semua yang kuomongin?"

"Kamu cuma becanda" damn, dasar gila seenaknya aja ngerjain orang, udah mau jantungan tadi

"hahahahahahahahaha, mukamu" dia malah ketawa ngakak sambil memegangi perutnya, aku melempari buku matematikaku yang setebal kamus Bahasa Indonesia,

"aisshh, gila jadi cewek sadis banget, ngapain kesini?" katanya lalu duduk diatas semen, tangannya memukul tempat di sebelahnya, menyuruhku duduk disebelahnya, aku duduk di sebelahnya lalu mulai membuka buku matematika ku yang baru di kembalikannya akibat pelemparanku tadi,

UNSPOKENWhere stories live. Discover now