Sembilan

5.3K 733 205
                                    

--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

-9-

Suzy mulai menekan-nekan beberapa tombol yang ada di mesin fotocopy tersebut, sebenarnya dia tidak yakin ini akan berhasil, karena dia belum pernah menggunakan mesin fotocopy sebelumnya. Beberapa detik yang lalu dia sudah meminta petunjuk kepada salah satu pegawai yang lewat, orang-orang bilang kalau malu sesat di jalankan?

Sepertinya petunjuk yang pegawai itu berikan padanya berhasil, karena sekarang berkas yang ingin ia copy sudah tercetak dengan sangat memuaskan. Suzy tersenyum senang, ternyata tidak terlalu sulit juga menggunakan mesin besar tersebut.

"Suzy-ah!" panggilan itu membuat ia menoleh. Wanita itu tersenyum kecil ketika melihat Ji-young menghampirinya yang berada di salah satu ruangan yang memang khusus untuk mesin fotocopy.

"Bagaimana rasanya bekerja di lantai atas?" wanita itu mulai menggoda membuat Suzy mencibir karenanya, "biasa saja. Aku malah mau bekerja di lantai bawah saja. Aku rasa pasti akan sangat menyenangkan." Ucap Suzy dengan wajah ia buat-buat sedih. Wanita itu membuka penutup atas mesin fotocopy lalu mengganti berkas yang akan ia copy.

"Ey! Tidak mungkin. Aku dengar di atas ada dua pria tampan. Wah beruntungnya kau." Suzy terkekeh kecil mendengar perkataan temannya itu. Baiklah, dia mengakui bahwa penghuni lantai atas memiliki wajah yang tampan layaknya idola tapi sifat aneh mereka membuat Suzy tidak berfikir bahwa dia beruntung. Yang satunya mesum dan jahil, yang satunya lagi mesum dan absurd.

"Hanya kepala bagian tiap departemen saja yang bisa menaiki lantai atas untuk membuat laporan, ah, pokoknya aku iri padamu." Ji-young mencubit lengan Suzy membuat wanita itu mengaduh pelan dengan wajah protes. "Kapan-kapan mari makan siang bersama di kantin kantor dan ceritakan tentang dua pria tampan itu," Suzy kembali terkekeh melihat bagaimana penasarannya Ji-young tentang dua pria itu; Myungsoo dan Jackson.

"Kau mau memperbanyak berkas juga?" tanya Suzy, Ji-young mengangguk sebagai jawaban. "Kalau begitu pakailah, aku sudah selesai." Ujar Suzy sembari mengambil hasil fotocopy. Dia menuju meja kecil di samping mesin fotocopy lalu mengambil stapler.

"Apa kau mendengar rumor-rumor aneh lagi?" entah kenapa Suzy bertanya seperti itu, hanya saja mulutnya tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang sebelumnya tidak sempat ia pikirkan. Dia hanya berharap bahwa tidak ada wartawan yang akan menggambil fotonya dan Myungsoo. Bukannya dia kepedean, hanya saja, besikap waspada itu kadang diperlukan.

"Kenapa? Apakah kau menemukan hal menarik semenjak bekerja di atas?" bukannya menjawab, Ji-young malah balik bertanya. Suzy menggeleng pelan, memangnya hal menarik apa yang dapat di temukan di atas selain fakta bahwa dia selalu dipojokkan hanya karena sebuah ciuman.

Ciuman sialan itu! Suzy selalu mengumpat jika ia mengingat kejadian yang membawanya ke dalam arus kejahilan seorang Kim Myungsoo. Pria yang terlihat dingin di luar tapi nyatanya memiliki tingkat kejahilan di atas rata-rata. Sungguh menyebalkan.

"Ceritakan padaku jika kau mengetahui hal yang menarik," bisik Ji-young. Suzy hanya mengangguk sekenanya, dia tidak bodoh dengan mengatakan bahwa banyak hal menarik berada di atas. Tentu saja tidak, karena dia juga terlibat dalam hal yang menurut orang lain akan menarik.

"Kau juga, katakan padaku jika kau mendengar rumor yang menarik. Kau tau? Aku bekerja untuk dua orang pria, mereka tidak menyenangkan. Tidak bisa diajak bergosip." Bisik Suzy lagi, kali ini giliran Ji-youn yang mengganggukkan kepalanya, menyetujui apa yang baru saja mereka sepakati.

Because of Kiss [END]Where stories live. Discover now