DREAM 3

1K 130 6
                                    

Hoseok meminta kepada Jimin dan Taehyung untuk menunggu di dalam mobil. Sementara dia dan Sohyun turun dari mobil dan pergi ke makam kedua orang tua mereka.

Di sana, Sohyun menangis melampiaskan kesedihannya.

"Eomma, appa. Hyun-ah, hari ini ulang tahun. Sekarang umur Hyun sudah tujuh belas. Hyun sudah dewasa. Bisa hidup sampai saat ini merupakan sebuah kewajiban untukku. Walau setiap hari menahan sakit, tapi aku akan terus bersemangat. Seperti eomma yang tahan penyakit ini, maka Hyun juga akan bertahan sama sepertimu. Appa dan eomma tidak usah khawatir, ada kakak yang menemaniku. Aku tidak akan merasa sakit jika ada kakak di sampingku. Walau terkadang, jika sakit ini datang lagi sohyun selalu berpikir untuk pergi saja bersama kalian, untuk mengakhiri hidupku saja karena sudah tidak bisa menahannya bahkan Sohyun meminta kepada Tuhan untuk mencabut nyawaku secepatnya tapi karena sohyun tidak ingin kakak sendiri. Aku meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan Sohyun. Sohyun berjanji kepada Tuhan jika Sohyun sembuh, Sohyun akan membahagiakan kakak,"ucap Sohyun di depan makam kedua orang tuanya, yang terdengar pilu bagi Hoseok.

Kemudian Sohyun tersungkur, membuat Hoseok kaget dan segera membangunkan adiknya.

''Tubuhmu lemas?"duga Hoseok.
Sohyun mengangguk.

Hoseok merangkul adiknya dan membantunya berdiri.

"Sohyun-ah, kajja','ucap Hoseok.

Sohyun menolak.

"Sohyun, belum selesai. Bahkan aku belum berdoa untuk mereka"

"Hyun, ah. Ayo kita pergi, tubuhmu lemas. Hari ini kau istirahat saja. Kita tidak usah jalan-jalan,"ucap Hoseok.

"Aniya. Kak mochi(Jimin) dan kak Tae, aku tidak ingin mengecewakan mereka. Mereka bersemangat jalan- jalan.Lagipula, aku ingin merayakan ulang tahunku bersama mereka. Kalau bukan hari ini, kapan lagi. Belum tentu, tahun selanjutnya aku ada di sini,''ucap Sohyun menolak ajakanku.

"Hyun-ah, jangan bicara seperti itu. Baiklah hari ini kita jalan-jalan. Selesaikan doamu, baru kita pergi,"ucap Hoseok.
__

Karena Sohyun suka pantai, maka Hoseok mengajak mereka ke pantai.

Di sana, Sohyun bermain air dengan Tae dan Jimin. Mereka saling menyiram satu sama lain sementara Hoseok hanya memandangi mereka dengan tatapan sendu.

Hoseok

Melihat adikku bahagia, senyumku mekar dan merasakan bahagia juga tapi perasaan pilu di hatiku juga terasa. Tak terasa airmataku jatuh.

Aku benar benar merasa sedih, apa sebenarnya kesalahan adikku, hingga dia harus menerima penderitaan yang membuat dia harus  kesakitan.

Dan apa kesalahanku hingga aku juga menderita?Yang ku tahu waktu itu, aku hanyalah anak kecil yang tak mengerti apa-apa.

Ibuku meninggal di umurku yang masih lima tahun sementara Sohyun masih dua tahun. Ibu meninggal karena penyakit kanker otak.

Kami pun menjalani hidup tanpa ibu di sisi kami.

Waktu aku sekolah, aku selalu iri melihat teman-temanku yang diantar dan dijemput oleh ibu mereka. Aku iri dengan teman-temanku yang membawa bekal ke sekolah yang merupakan masakan dari ibu mereka. Pokoknya aku benar-benar iri.

Dan pada saat Sohyun sekolah, perasaan yang kurasakan pun sama seperti yang dirasakan Sohyun pada saat itu. Aku pun merasa kasihan kepada adikku. Terkadang aku melihat Sohyun menangis karena diledek teman-temannya lantaran dirinya tidak punya ibu.

Penderitaan kita pun terus berlanjut yang dimana aku harus menerima kenyataan pahit bahwa adikku Sohyun mendapatkan penyakit yang sama seperti ibu.

DREAM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang