DREAM 12(2)

505 91 7
                                    

"Apa maksudmu?" Tanya Jungkook.

"Kau bisa lihat sendiri. Tubuhku menjadi kurus, penglihatanku buram,mungkin saja sebentar lagi mataku tidak bisa melihat apa-apa."

Sohyun menyentuh rambutnya lalu memperlihatkan rambut rontoknya kepada Yoongi dan Jungkook.

"Lihat, rambutku juga rontok."

Sepertinya Sohyun tidak perlu lagi menyembunyikan tentang apa yang dia rasakan. Sekarang ini, menurutnya biarkanlah semuanya tau apa yang dia rasakan sekarang. Biarkan mereka tau tentang kesakitannya.

Jungkook memandang dengan tatapan sendu begitupun Suga.

"Sudah kuduga ekspresi kalian akan seperti itu." Sohyun berdecih.

Sohyun

Selalu selalu seperti itu. Tatapan semua orang.

Semuanya

oppaku, bibi dan paman Park, bibi dan paman Kim, uri appa, Taehyung oppa, Jimin oppa, Namjoon ssaem, Yoojung dan Saeron ketika menjengukku dan teman-teman yang lainnya semuanya memandangku sendu.

Ku rasa hanya ada satu orang yang tidak memandangku seperti itu.

Ya

Hanya Dokter Seokjin.

''Hentikan tatapan kalian itu amat menyebalkan jika ada yang menatapku dengan kasihan,"ucap Sohyun karena melihat Jungkook dan Yoongi masih memandanginya dengan tatapan sendu.

Sohyun risih sungguh, dia amat tidak suka dengan tatapan seperti itu.

Sohyun memang sudah menduganya, memang hanya satu yang tidak pernah menatapnya sesendu seperti mereka.

ya itu hanya dokter Seokjin.

Dokter Seokjin tidak pernah menatapnya sendu seperti yang lainnya. Tatapan Seokjin menurut Sohyun adalah tatapan yang selalu menyemangatinya. Dan dibalik caranya menyemangati Sohyun yang sedang sakit, Seokjin tidak pernah membohongi Sohyun. Tidak pernah memberikan harapan yang tinggi untuknya. Mungkin memang itulah tugas dokter, menjadi orang yang jujur di dunia. Tidak memberikan harapan palsu bagi pasiennya. Dan tidak memberikan tatapan kasihan kepada pasien agar tidak menyurutkan semangat agar mereka tetap sembuh.

Ketika seorang dokter sudah mengatakan vonis bila umurmu tidak lama lagi atau kau tidak akan pernah sembuh dan penyakitmu bertambah parah. Maka itulah kenyataanya, itulah kenyataan bahwa kau tidak baik-baik saja sekarang ini. Dan dokter hanya berkata untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan karena mereka sendiri bukanlah penentu kematian. mereka hanya memvonis tapi tidak tahu apakah vonis itu akan benar terjadi atau justru Tuhan malah berkehendak lain dan memberikan umur yang panjang untukmu.

Dokter hanya tinggal menyemangatimu saja, memberikan semangat padamu dengan ucapan" tetaplah semangat", "tetaplah berdoa", "kami akan berusaha semaksimal mungkin". Itu yang sering mereka ucapkan dengan senyuman mereka.

Tapi apakah kau tahu, bahwa dibalik semuanya sebenarnya mereka menyimpan kesedihan juga jika yang mengalaminya adalah orang yang terdekat bagi mereka.

Nah itulah, yang dialami dokter Seokjin sekarang. Sohyun tahu jika dokter Seokjin juga sedih akan kondisinya. Tapi karena profesinya, yang mengharuskannya untuk lebih tegar di depan Sohyun ketimbang yang lainnya apalagi dia adalah dokter pribadi Sohyun.

Sejak kecil, Sohyun amat manja pada Seokjin. Jika Jimin dan Taehyung mengganggunya maka dia akan melapor pada Seokjin bukan kepada Hoseok. Ya, mungkin karena Seokjin lebih tua dari mereka. Dan sifatnya jauh lebih dewasa. Jika sudah seperti itu, Seokjin akan menceramahi mereka habis-habisan agar tidak mengganggu Sohyun.

"Hyung, Taetae lapar."

"Chimmy juga hyung."

"hyunie juga."

Ucap si kecil Sohyun mengikuti kedua oppanya melapor kepada Seokjin jika mereka lapar. Itu kebiasaan mereka waktu kecil.

"Baik oppa akan siapkan makanan."

Seokjin itu pintar memasak. Bagi Sohyun, Seokjin itu calon suamiabel. Seokjin itu keren dan tampan. Sohyun saja waktu kecil pengennya nikah ama Seokjin. Tapi ya mau gimana lagi pilihannya malah berubah ketika dia masuk SMP ketika pertama kali melihat Jungkook. Eh Sohyun malah kepengen nikah sama Jungkook hanya gara-gara terpesona dengan permainan piano Jungkook saat mereka disuruh menunjukkan bakat mereka di MOS.

Tapi seiring berjalannya waktu, Sohyun kembali mengubah pilihannya untuk suami masa depan ketika melihat gurunya Suga.

"Ah maaf Sohyun,"ucap Jungkook memecahkan lamunan Sohyun terhadap dokter Seokjin.

"Gwenchana, hal itu sudah biasa."

****

''Sohyun-ah, mungkin tahun ini kita tidak bisa mengikuti kompetisi. Apalagi dengan kondisi kalian yang seperti ini. Tapi tenang saja, tahun depan aku akan mendaftarkan kalian kembali dan kalian akan mengikuti kompetisi itu,"ucap Yoongi.

Sohyun hanya tersenyum.

Entah apakah ada harapan untuknya?melihat kondisinya yang tidak memungkinkan seperti ini. Menunggu tahun depan, sekarang saja tubuhnya lemah dengan segala kemo. Apalagi tahun depan. Mungkin saja, Sohyun akan bertambah parah . Dia mungkin saja akan cacat seperti pasien kanker otak lainnya. Mungkin saja tahun depan dia akan buta, tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya, dan bisa saja dia akan lupa ingatan sehingga tidak dapat mengingat caranya bermain piano lagi.

Waktu kecil, Sohyun sudah merasakan ini, jadi dia tahu.

Dia tahu apa yang akan terjadi kepada tubuhnya nanti.

"Ya, aku harap juga begitu."

DREAM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang