21

8.9K 556 63
                                    

"Sarada" suara lembut Sasuke menghentikan candaan Sarada dengan ibunya yang masih mematung.

"Ya prince?" gadis itu beralih menatap lelaki di samping ibunya.

"Jika kau bertemu papa sekarang, saat ini, apa yang akan kau katakan padanya?" tatapan Sarada menajam lalu tertunduk sedih.

"Bisakah kita tidak membahasnya ? " ucap Sarada lemah.

"Tidak, Sarada ini hanya seandainya. Begini saja, kau bisa menganggapku papamu dan katakan apapun yang ada di dalam hatimu, marahlah seperti yang kau inginkan. " Sarada terdiam sejenak, masih mencerna ucapan Sasuke.

"Kenapa kau meninggalkan mama? Apa kurangnya mama untukmu? Mama sangat mencintaimu, apa cinta mama masih kurang untukmu? " Sasuke menatap mata Sarada yang sudah tergenangi cairan bening, cairan yang meremas hatinya dengan tangan tangan tak terlihat, menyakittkan dan sangat menyesakkan. " taukah kau mama sangat menderita saat kau meninggalkannya meninggalkan kami, apa salahku hingga kau meninggalkanku yang bahkan masih tak berwujud, aku sangat membencimu, aku benci papa. " Meledaklah tangis gadis itu di depan Sasuke yang dianggapnya lelaki brengsek yang telah meninggalkan dia dan mamanya.

"Tapi,,,, tapi,,,, Sarada merindukan papa" goresan tak kasat mata seolah menggores hati Sasuke. " Taukah papa Sarada telah menjadi anak baik selama ini, Sarada sangat pintar di kelas dan selalu menjadi juara, Sarada bahkan tidak pernah menangis di depan mama, Sarada telah menjadi anak yang kuat. Tapi asal papa tau, Sarada hanyalah anak - anak. Sarada juga ingin menggandeng tangan mama dan papa di taman bermain, Sarada ingin sarapan bersama papa yang sedang membaca koran dan mama sedang menyiapkan bekal untuk Sarada. Sarada juga ingin di gendong dipundak papa seperti anak-anak lain, Sarada juga ingin dibacakan dongeng oleh mama sebelum tidur. Sarada ingin terlahir di keluarga kecil yang bahagia, Sarada ingin kehadiran Sarada sangat di harapkan oleh papa dan mama. Sarada hanyalah anak - anak papa, Sarada tidak sekuat itu, ini semua karena papa, papa meninggalkan mama, Sarada benci papa, Sarada sangat benci papa walau begitu, Sarada masih merindukan pa_" suara sarada terhenti, kalah dengan tangisnya yang memilukan, pelukan hangat Sasuke tak mampu membuatnya tenang, telah ia keluarkan segalanya semua yang ada di dalam hatinya, suara yang di pendamnya selama ini hanya untuk membuat orang di sekitarnya tidak khawatir.

"Maaf sarada " Sasuke memeluk erat anaknya, ia kira Sarada akan marah dan memukulnya, karena itu akan lebih baik dari mendengarkan keinginan tulus dari gadis sekecil Sarada, gadis itu hanya merindukan kasih sayang, ia bahkan tidak tau kalau gadis itu begitu kesepian selama ini 'maafkan papa sayang, maaf papa yang tidak bisa menjadi papa yang baik untukmu, maafkan papa yang menghianati mama dan membiarkan mama pergi dengan dirimu di dalamnya, kau bukan tidak di harapakan hanya saja kau hadir di saat papa masih belum mengerti apa itu kasih dan cinta , maaf bahkan papa begitu pengecut, sampai detik inipun belum bisa mengakuimu' berulang kali ia mengecup puncak kepala anaknya, mendekap hangat tangsi anaknya di dalam pelukannya
"Maafkan aku sweety sudah membuatmu mengingat papamu, maaf sudah membuatmu menangis " ucapnya lirih, masih berusaha menyembunyikan dirinya, padahal dia sudah tau kalau anaknya begitu tersiksa dan kesepian. Tapi menurutnya hanya dengan tetap menyembunyikan diri dia bisa terus bersama dengan mereka.

Di depan mereka Sakura dengan tatapan kosongnya mengalirkan bulir bening yang begitu deras, ingin dia terbangun dan memeluk anaknya. Meratapi kekurangannya itu semakin membuatnya sakit, dia tidak bisa berbuat apa - apa saat itu.

'Maafkan mama sayang, mama melahirkanmu dalam dunia yang seperti ini, bahkan sampai saat ini mama tidak bisa berbicara denganmu, mama tidak bisa memelukmu, mama tidak bisa memasakan makanan kesukaanmu, mama juga tidak bisa memberi tahumu bahwa saat ini kau sedang memeluk lelaki yang kau benci itu sayang. Maaf Sarada maaf , maafkan mama nak' teriakan sakura dalam hatinya menimbulkan keheningan di ruang itu, Sarada pun sudah mulai berhenti menangis, tubuhnya melemah seketika menit berikutnya dia terlelap kedalam dekapan Sasuke.

I'M SORRY dear [SasuSaku Fanfiction]Where stories live. Discover now