1. Awal dari segalanya

10 0 0
                                    

Fuqin mempersunting sofia setelah mengenal lebih dari dua tahun. Sebelum menikah, Mereka saling percaya bahwa memang mereka itu jodoh yang sudah ditakdirkan oleh sang mempunyai segala isi semesta ini. Mereka berdua pertama bertemu disebuah rumah merah yang berarsitektur rumah china berdiri di provinsi Jawa Tengah rembang, lasem. Fuqin bukan orang jawa, melainkan orang jakarta yang sedang berlibur didaerah tersebut. Tak disangka, dengan niat hanya berliburan disana Fuqin menemukan gadis cantik, anggun, terlihat sederhana tapi luar biasa indahnya. Fuqin tidak langsung bertanya apapun pada gadis tersebut. Fuqin terus memikirkan gadis tersebut dengan rasa jantung berdegup kencang. Dengan segala doa yang sering dia limpahkan, salahsatu doanya pun sekarang dipenuhi doa untuk bisa bertemu dengan gadis yang sudah bisa mengambil hati Fuqin dipandangan pertama. Fuqin tidak lama untuk berlibur di Jawa Tengah, tiga hari kemudian ia pun pulang kerumahnya di Jakarta. Disitu Fuqin mencari uang untuk hidupnya sambil kuliah. Tahun ini baru menginjak semester satu. Fuqin mengejar pendidikannya disalahsatu universitas negeri yang ada di Jakarta. Semenjak bertemu dengan sofia, Fuqin merindukan sosok perempuan yang anggun itu, dia sering membayangkannya, membayangkan dia ada didekatnya. Hari-hari Fuqin terbilang kacau semenjak Sofia datang dipikirannya.

Sosok Sofia yang sederhana tapi terlihan anggun dan rapih, Dia terlahir dikeluarga yang ekonominya terbilang pas-pasan. Sofia terpaksa berhenti menuntut ilmu setelah dia lulus dari SMA. Dia merantau kedaerah yang jauh dari rumahnya. Dia bekerja disana menjadi pegawai swasta. Dia mengekost disalahsatu kost yang berada dekat dengan pabriknya. Sofia hidup membanting tulang biar bisa membutuhi kebutuhan hidupnya dan bisa mengirimkan sebagian dari gajinya itu. Sofia berbadan cukup berisi, tinggi, berambut ikal, dan mempunyai kulit putih langsat. Setiap subuh ia bangun, shalat, mandi, sarapan dan berangkat bekerja jam tujuh pagi. Ia baru pulang jam lima sore. Cukup melelahkan, tapi dia salah satu perempuan kuat, dia lembut tapi penuh kekuatan yang dipendamnya. Sofia senang anak kecil, apalagi jika masih bayi. Anak kecil memang menggemaskan. Seringkali ia bermain bersama tetangganya yang mempunyai anak kecil. Kostan yang terbilang kecil, Sofia tidur dikasur kecil untuk merebahkan badannya yang letih tersebut.
Besok hari minggu, hari itulah Sofia merapihkan kostannya dengan telaten. Hari itu Sofia berniat untuk kepasar membeli sayuran untuk dimakan malam hari nanti. Sayur bayam, ya sayur bayam adalah kesukaan Sofia. Jika ada bayam pasti ada Sofia, yaa kira-kira begitu. Disiang hari yang sangat panas, Sofia menjemur pakaian yang sudah ia cuci sebelumnya. Sinar matahari menusuk kulit Sofia. Begitulah hari-hari yang Sofia jalani di tempat perantauannya tersebut.

Fuqin pulang kerumah ibunya yang berada di purwakarta. Ibu Fuqin sudah terbilang sudah tua. Kulit berkeriput, pendek, tapi cantik. Ibu Fuqin jago memasak makanan. Mulai dari makanan khas sampai menu yang dibuat sendirinya. Fuqin mengecup tangan ibunya yang tua, memeluknya erat. Lalu ia langsung masuk kekamar dulunya itu. Fuqin tak sadar sudah tertidur sampai pagi hari, lalu ia beranjak mandi dan keluar rumah. Ibunya yang sedang memasak untuk berjualan. Iya, ibu Fuqin punya warung nasi yang lumayan besar. Lalu Fuqin membantunya didapur. Langkah kaki seseorang melangkah dekat memasuki dapur "ibu..." seorang gadis menyapa ibu Fuqin yang sedang memasak. Otomatis Fuqin pun keadaan duduk melirik dan langsung berdiri. Dia.... gadis yang ada dijawa itu! Tidak disangka Fuqin akan bertemu gadis yang sudah membuat pikirannya kacau itu disini, dirumah ibunya! Fuqin berdiri kaku melihat gadisnya itu mendekatinya dan melewatinya. "Ibu, saya beli sayur. Ada sayur?" Gadis itu bertanya pada ibu Fuqin "ada nak, ayo ke warung. Oh iya ini anak ibu yang ketiga. Namanya fuqin" tangan Fuqin dan gadis itu pun bersentuhan dan memberikan rasa hangat ditangan masing-masing. "Fuqin", "Sofia" balasnya. Ternyata namanya juga cantik seperti terlihat karismatik. Tanpa sadar Fuqin tidak melepaskan salamannya itu. "Mas?" Sofia mencoba sadarkan lamunan Fuqin yang dari tadi berdiam diri. Dengan perasaan malu Fuqin melepaskan genggamannya itu. Sofia pergi keluar meninggalkan dapur. Fuqin masih terdiam tak percaya bisa bertemu dengannya disini. "Apa ini jodoh?" Fuqin tertawa sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SOFIAWhere stories live. Discover now