.thirteen.

4.9K 740 10
                                    

"Tae, kau kenapa? Wajahmu terlihat pucat." Jimin menatap Taehyung dengan tatapan khawatir.

Taehyung menggeleng pelan, memaksakan tersenyum padanya.

"Aku baik-baik saja, Chim."

"Kau ... semalaman tak tidur ya? Lingkaran hitam di bawah matamu jelas sekali."

Taehyung tertawa hambar. Haruskah ia menceritakan tentangnya yang tak bisa tidur karena memikirkan lelaki itu? Tentang Sang Direktur yang terlihat mesra dengan perempuan bernama Eunha?

Well, untuk apa Taehyung menceritakan suatu hal yang bahkan bukan urusannya? Untuk apa membicarakan angannya yang ia tahu sendiri itu terlalu tinggi? Untuk apa ia membahas tentang perasaan yang hanya dirasakan secara sepihak?

"Aku hanya tak bisa tidur karena harus menyelesaikan dokumen meeting Jeon-sajangnim," dustanya. Taehyung menampakkan seulas senyum-terasa sakit di hatinya ketika ia memaksakan senyum palsu.

"Kau tak bisa berbohong padaku."

Taehyung menghela napas. Baiklah. Ia menyerah untuk berbohong.

"Jangan membicarakannya di sini. Di pantri saja," usulnya. Jam sore terkadang digunakan karyawan untuk pergi ke pantri atau sekedar duduk-duduk di lounge, bersantai sejenak di sana.

"Tunggu sebentar ya. Aku sedikit lagi menyelesaikan dana yang diberikan pada Sweet's Florist."

Taehyung hanya membalasnya dengan anggukkan lemah. Bahkan ia tak menyimak perkataan Jimin yang terakhir itu.

Secret Sender [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang