Malam Terakhir Darmawisata

6.8K 642 289
                                    

Di tengah-tengah anak kelas 3-E yang sedang bersenang-senang menikmati suasana pantai, Karma justru sedang dilanda mood jelek. Ia benar-benar kesal sekarang. Kenapa banyak sekali lelaki yang memandang Nagisanya dengan mata tak sehat? Benar-benar todak sopan. Para lelaki itu harusnya sadar kalau Nagisa itu lelaki dan jangan terbutakan oleh pesona malaikat mungil tersebut. Meski Karma dapat memaklumi. Bagaimana tidak? Nagisa tampak begitu indah saat ia sedang tertawa sambil bermain air dengan Kayano dan Rio. Percikan air yang terlihat seperti slow motion semakin mendukung keindahan malaikat biru itu. Nagisa yang sedang basah tampak begitu menggoda.

Karma segera menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran kotor yang sempat terlintas di otaknya.

Karma benar-benar tidak tahan. Terutama saat sekelompok lelaki mendekati kerumunan Nagisa. Jelas sekali mereka mengincar Nagisa, apalagi lelaki tinggi kurus blonde itu.

'Tidak bisa dibiarkan!" Gumam Karma. Ia lalu bangkit dari kursi santainya dan berjalan menghampiri Nagisa. Ia tidak bisa diam saja melihat kekasihnya didekati oleh serangga pengganggu.

"Nagisa." Panggil Karma. Nagisa menoleh dan tersenyum pada Karma. Karma memeluk pinggang Nagisa saat ia berada di sebelahnya dan memberikan tatapan maut untuk sekelompok lelaki di depannya. Siapa yang tidak takut jika ditatap Karma seperti itu? Meski lawannya menang besar darinya tapi Karma bisa mengalahkan mereka hanya dari tatapan mautnya yang mampu membuat ciut nyali siapapun. Otomatis mereka pergi dengan dalih alasan yang tidak jelas.

"Ne Nagisa..."

"Ada apa Karma-kun?"

"Aku haus. Ayo beli minum."

"Eh...? Baiklah..." Nagisa nenurut meskipun bingung kenapa Karma harus mengikut sertakan dirinya. Memangnya Karma anak kecil yang kemana-mana harus ditemani?

Karma menggandeng tangan Nagisa dan menuntunnya pergi. Mereka sampai di sebuah mesin minuman otomatis. Di sekitar mereka tampak sepi dan dikelilingi pohon rimbun. Lokasi yang cukup pas untuk ehem eheman.

Nagisa menekan tombol bertuliskan 'yogurt pisang' sedangkan Karma seperti biasanya, susu stroberi kesukaannya.

Nagisa menyeruput minuman yogurtnya dengan gaya yang lucu. Menurut Karma sih imut sekali. Karma jadi tidak tahan untuk tidak mencium bibir mungil itu.

"Karma-kun memangnya itu enak sekali ya?" Tanya Nagisa. Ia menunjuk kotak susu stroberi yang digenggam Karma.

"Aku penasaran karena kau selalu meminum itu." Lanjutnya.

"Kau mau?"

Nagisa mengangguk dan menyambut sodoran tangan Karma yang menawari kotak kecil pink itu dan meletakkan bibirnya di puncak sedotan dan menegak isinya. Karma hanya bisa menelan ludah melihat kelakuan Nagisa. Tangannya yang digenggam Nagisa saat ini terasa basah oleh keringat. Karma malu mengakuinya tapi ia gugup!

"Ciuman tidak langsung hehehe..." Nagisa terkekeh menatap Karma dengan senyum mautnya yang mampu membuat Karma bersedia melakukan apapun.

Crottt

"K, Karma-kun?!" Nagisa kaget melihat tetesan darah yang keluar dari hidung Karma. "Kau baik-baik saja?! Kau mimisan!" Ucapnya panik. Karma mengusap philtrumnya yang sudah dialiri darah. Benar saja. Ia memang mimisan. Memalukan. Tapi bukan Karma namanya jika ia tidak bisa mencari alasan dan menyembunyikan rasa malunya.

"Mungkin ini karena terlalu lama terkena terik matahari." Ucapnya tenang. Nagisa langsung tersadar. Dengan cepat ia menyeret Karma ke pohon rimbun terdekat.

Nagisa menyentuh pipi Karma yang memang terasa hangat. Ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan dahi mereka untuk mengecek temperatur. Ia merasa temperatur Karma termasuk normal. Saat ia hendak melepaskan dahi mereka tanpa sengaja Nagisa menatap Karma. Gerakannya terkunci oleh tatapan Karma. Seperti ada sesuatu yang menghisapnya hingga membuatnya larut dan membatu seperti sekarang.

Warm Days Of Karunagi Pair - Karunagi Kappuru No Attakai HibiWhere stories live. Discover now