Chap 1

251 7 2
                                    

suara ketikan jari pada keyboard terdengar menghiasi ruangan sepi ini, hanya ada satu orang yang terduduk sendirian di sini, pandangan orang itu tak beralih sedikitpun dari monitor laptop yang sejak tadi digelutinya. sudah berjam jam dia menghabiskan waktunya untuk menyendiri disni, terus terdiam menyepi bersama laptopnya dan hanya fokus pada lembaran lembaran yang dia tulis pada program pengelolah kata yang terdapat di laptopnya. dan ya, dia adalah Akira, Matsuhiro Akira, seorang penulis blog sekaligus penulis novel. kebiasaan alias hobinya setiap hari adalah menghabiskan waktu sendirian dan menyepi untuk menulis lagi bab demi bab naskahnya yang belum terselesaikan olehnya.

tentu saja Akira memiliki alasan kenapa dia suka sekali menulis cerita novel, tapi jika dibilang suka sepertinya tidak juga, mungkin hanya sekedar menikmati saja. karena Akira menulis novel hanya sekedar untuk menghabiskan waktu senggangnya sekaligus menjadikan menulis sebagai sarana curhatnya. setiap kata yang telah dia tuliskan dalam novelnya hampir semunya mencakup dan menceritakan semua hal yang pernah dia alami. tapi sebenarnya sifat atau sikapnya tidaklah begitu, dia sangatlah tertutup terhadap orang lain dan tidak suka menceritakan secara terang terangan semua hal yang pernah dialaminya, hanya beberapa orang terdekatnya saja yang terkadang dia ceritai dan itupun juga cuma sedikit yang orang orang itu ketahui. Akira menjadikan menulis novel bagaikan sarana curhatnya, tapi padahal dia sama sekali tidak pernah mencoba curhat satu kalipun pada seseorang, bahkan pada sahabatnyapun dia tidak pernah menceritakan curhatannya.

kira kira sekitar satu menit kemudian, sepuluh jarinya yang sejak tadi terus mengetik pada tombol keyboard kini telah berhenti dari menekannya dan mulai terangkat menyamping untuk menjauh dari papan tombolnya. "kurasa sampai disini aja hari ini" gumamnya seraya mengangkat tangan kanannya lagi dan menggerakkan cursor melalui touch-pad untuk menutup dan menyimpan naskah yang sejak berjam jam tadi ditulisnya.

"haa..." nafas lelahnya terhembuskan panjang. punggungnya dia senderkan kasar ke senderan kursinya, sedangkan kedua tangannya terangkat sedikit ke atas untuk meregangkan otot ototnya yang kaku dan kebas.. "udah habis?" ekor matanya tidak sengaja terlirikkan ke samping dan mendapati piring makanannya yang hanya tersisa remah remahnya saja.

"aku lupa nggak beli makanan ringan tadi" tubuhnya bangkit dari terduduknya dan menutup laptopnya menggunakan satu tangannya. sedang satu tangannya yang lain mengucek matanya yang sudah terasa sangat sepet dan berat, sesekali mulutnya juga menguap lebar menghembuskan oksigennya yang melelahkan.

dahinya sedikit menyerngit kala ekor matanya kembali melirik ke arah jam dinding yang menempel pada bagian atas badan pintu kamarnya. "udah jam setengah dua malam?" gumamnya lagi dengan sedikit menguap kecil menahan kantuknya. "kayaknya aku begadang lagi malam ini" dengan kepalanya yang sedikit menunduk kantuk dia gunakan satu kakinya untuk menarik tempat sampah yang ada di dekat kaki meja dan mendekatkannya ke arah bawah kakinya.

kedua tangannya kembali tergerakkan dan membersihkan sisa sisa remah makanan yang tergeletakkan di atas meja dan menjatuhkan sembarangan ke dalam mulut tempat sampah yang telah dia buka lagi dengan satu kakinya. "haa.." mulutnya kembali menguap dengan badan atasnya yang dia regangkan ke depan untuk meregangkan tulang punggungnya.

cklek!

kepala Akira tertolehkan malas menghadap asal suara pintu yang dibuka oleh seseorang tadi. seperti dugaannya, tidak lain adalah sahabatnya sendiri yang membuka pintunya. "Kaneki?" itulah nama sahabat sekaligus salah satu orang yang menganggap Akira sebagai salah seorang bagian dari keluarga mereka.
Akira kembali membuang mukanya lagi dan kembali fokus membersihkan mejanya yang berantakan kala sudah menyadari jika orang itu adalah Kaneki. "loe beneran begadang lagi?" Akira menjawabnya hanya dengan berdehem dan menganggukinya malas tanpa sedikitpun menolehkan kepalanya. "turun aja dan makan makanan loe sana, biar gue yang bersihin sisanya" Kaneki melangkahkan kakinya memasuki kamar Akira yang masih sedikit kotor.
"nggak perlu, lagian aku juga nggak lapar" dusta Akira menyibukkan dirinya lagi dengan sisa sampah kertasnya.

Sedetak Jantung Terakhir UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang