16. First Kiss

382 36 1
                                    


Pukul menunjukkan tepat dua dini hari tapi gadis berambut coklat sepunggung itu masih belum bisa tertidur bahkan memejamkan mata saja ia tidak sanggup.

"Aishhh" nana bangkit dari baringnya dan tangannya perlahan bergerak kearah bibir nya dan menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya.

"Bibir gue... Aishhhhh" nana mengacak-acak rambutnya dan kembali menjatuhkan tubuhnya dikasur dan kemudian menarik selimut yang berada dibawah kakinya sampai keatas kepalanya menutupi seluruh tubuhnya.

-kamar daffa-

"Apa yang tadi gue lakukan?" daffa menatap dirinya di pantulan cermin yang berada dihadapannya sambil memegang bibir kiss able miliknya itu.

"Kenapa gue gak bisa ngontrol diri gue? kenapa? Aishhh" daffa segera menjatuhkan tubuhnya dan membaringkan tubuhnya dengan mata yang masih belum juga terpejam.

Flash back on

"Tidak bisakah kita membuat kebohongan ini menjadi kenyataan?"

Deg

Jantung nana berdetag kencang tidak seperti biasanya bahkan debarannya bisa terdengar oleh telinga nana. Nana melihat daffa yang menatapnya dengan tatapan tajam yang mengintimidasi nana. Tatapan berbeda dari tatapan yang biasanya ditunjukkan pria itu padanya, sebuah tatapan yang mengandung makna yang sangat dalam.

Dan saat daffa mendekatkan wajahnya perlahan kearah nana. Gadis itu semakin gelagapan ia ingin melarikan diri tapi kakinya lemas bahkan mulutnya sudah terkunci rapat dan membuat ia tak bisa berkata apapun.

Wajah daffa dan nana hanya menyisakan jarak beberapa centi saja sampai deru nafas daffa sangat jelas mengenai area bibir nana. Sebenarnya nana bisa saja mendorong pria ini menjauh atau melayangkan pukulan seperti yang biasa ia lakukan pada daffa. Tapi, kondisi nana saat ini sangat tidak memungkinkan jangankan mendorong pria ini menjauh, mengangkat tangannya saja ia sudah tidak sanggup.

Cup

Bibir daffa berhasil menempel sempurna dengan bibir nana. Nana membulatkan matanya saat benda lembut itu menyentuh bibir nya yang masih suci itu.

Nana merasa seerti ada sengatan listrik berjuta-juta volt yang mengalir didarahnya ditambah seperti ada jutaan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya dan yang lebih parah jantung nana berdetag sangat kencang hingga ingin melompat keluar dari tempatnya.

Jika awalnya daffa hanya menempelkan bibirnya saja tapi entah kerasukan setan mesum macam apa daffa perlaha berani melumat bibir mungil nana mencoba meresapi setiap bagian dari bibir manis itu.

Nana perlahan menutup kedua matanya dan menikmati setiap lumatan yang daffa berikan bahkan nana meremas kuat kaos daffa. Merasa nana merespon ciumannya daffa menarik leher nana memperdalam ciumannya pada gadis itu seakan-akan tiada hari esok. Yang penting ia bisa mengungkapkan isi hatinya melalui ciuman ini.

Flash back off

"Wait! Gue mejamin mata? Gue?!"

Nana kembali bangun dari baringnya dan kembali ke posisi duduk dengan kepala yang dimiringkan kekanan. "Eiii- hahaha gak mungkin! Enggak!" nana menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Tapi bayangan dirinya saat ia menutup mata dan membals ciuman nana membuat nana bergidik ngeri saat mengingat kejadian itu.

"AAAAAAAAKKKKKK" nana menjambak rambutnya, membenturkan kepalanya ke bantal, bahkan ia memukuli kepalanya sendiri agar ingatan tentang kejadian tidak hilang!

***

"Apa gue dikamar aja ya?"

Nana yang sudah bangun lebih tepatnya tidak tidur itu duduk dipinggir ranjangnya sambil menggigiti jari kukunya.

Chocolate CrushWhere stories live. Discover now