Chapter 18 : Siapa Yang Lebih Berani? - 2

1.7K 198 7
                                    

Playlist: Within Temptation - The Howling

.

Separate


Chapter 18 : Siapa Yang Lebih Berani? Bag. 2

Disclamier : Masashi Kishimoto--untuk karakternya. Dan untuk ceritanya original dari Dian sendiri

Rated : T to M

Genre : Crime, Mistery, Action, Romance & Komedi (maybe?), etc.

Pairing : SasuFemNaru

Warn! Gender Switch! Typo(s)! OC! OOC! EYD/EBI tidak rapih! Millitary! Soldier!

Mulmed : IG

.

"Karena kegilaan itulah aku bisa sampai pada titik ini, berdiri menantang dunia hingga saat ini!" balasnya dengan penuh tawa jahat yang menggema di ruangan gelap itu.

"Kau tahu?" Sang Ketua menatap tanpa ekspresi ke arah sosok itu. "Cinta dan kasih sayang tidak dibutuhkan di sini, di dunia yang keji ini. Apa kau tahu hal itu?"

"Memangnya kau akan puas jika hanya makan cinta di dunia yang keras ini?!"

"Kalau begitu kau termasuk orang yang menyedihkan," lanjutnya dengan senyum miring tercipta di sudut bibir. "Begitu tololnya, begitu bodohnya orang-orang ini," bisiknya dengan tawa yang lagi-lagi menggelegar memenuhi ruangan.

"Cinta dan benci selalu beriringan. Jika kau bisa mencintainya, mengapa kau tidak bisa berbalik membencinya? Bukankah kedua hal itu selalu berdampingan?"

"Benci tercipta karena cinta, cinta datang akibat adanya kasih sayang, dan kasih sayang muncul ketika terbiasa, sementara terbiasa terjadi karena sering bersama." Sang Ketua menjeda sejenak, "Mengapa kita harus melalui itu semua jika pada akhirnya kita saling membenci satu sama lainnya?"

"Memangnya kaupikir harapan dan pengorbanan ada itu untuk apa? Itu semua untuk cinta!"

Sang Ketua terkekeh singkat. "Kalian begitu bodoh jika hanya mengandalkan harapan dan pengorbanan saja. Nyatanya kerja keras serta kepintaran otak lebih dibutuhkan daripada hanya sekadar perasaan."

"Cinta ibarat dua sisi koin yang saling bertolak belakang. Kau tidak akan pernah mengerti mengapa mereka memiliki sisi berbeda walaupun membentuk suatu kesatuan yang sama."

Sang Ketua melirik sejenak ke arah sosok yang bergeming dihadapannya tanpa bergerak sedikit pun. "Katakan! Apa aku salah?" tanyanya meminta pendapat.

Sang Ketua menyipitkan matanya, "Perasaan yang begitu dalam hanya membuatmu lemah. Rasionalisme dibabat habis dan hanya meninggalkan kepalsuan dunia. Mengapa begitu tergesa menyatakan cinta? Bahkan nyatanya kau tak bisa menjaga dia yang kau cinta."

"Berhenti mengumbar tentang cinta jika kau belum pernah merasakan sakitnya terluka!"

Sosok itu tetap terdiam ditempatnya, tidak berkutik sama sekali. Sang Ketua menyeringai, nampak puas akan reaksi sosok yang berada di hadapannya ini.

"BWAHAHAHAHAHA!"

Tiba-tiba sosok yang berdiri tepat dihadapannya itu tertawa begitu kerasnya, membuatnya terkejut namun segera dinormalkannya kembali. Yang ada kini hanya wajah bertampang datar, andalannya.

Separate (END)✔Where stories live. Discover now