Bab 14

14K 620 29
                                    

Andiansyah pov

'Kami sudah melakukannya tampa sepengetahuanmu tentunya.tubuhnya benar-benar nikmat.ah. . Membayangkannya saja membuatku menginginkannya lagi'.

Ah. . .sial kenapa ucapan sibrengsek itu masih berputar jelas diotakku.Ini sudah kelewatan,Airin berani sekali kau memberikan tubuhmu untuk pria lain.

BRAKK. . .

Aku hancurkan semua barang yang ada diruangan kerjaku,aku benar-benar membenci semua ini.Katakan aku gila,ya aku memang gila.Aku sama sekali tak mencitai Airin tapi aku tidak suka jika ada orang lain menyentuhnya,ada perasaan marah dan benci sekaligus,aku tidak peduli sama sekali karena yang kutau Airin adalah milikku suka atau tidak dia tetap milikku.

Aku keluar dari ruang kerjaku,aku melihat Airin merebahkan tubuhnya disofa,mungkin ia kelelahan karena habis membersihkan rumah yang ia buat berantakan.

Aku berjalan kearahnya,kuperhatikan wajah Airin yang saat ini terpejam.Aku tersenyum kejut melihatnya,saat seperti ini ia terlihat begitu polos.

''Aldi,kau ada disini sejak kapan?apa kau lapar aku akan memasak untuk makan malam''Airin membuka matanya dan tersenyum kearahku,benar-benar memuakkan.Ia bangkit dari sofa tapi aku segera mencekal tangannya dan membawanya duduk kembali.
Saat ini posisi kami jadi berhadapan.

''Aku memang lapar!tapi saat ini yang ingin aku makan adalah dirimu!''ucapku dengan datar tampa ekspresi.
Aku lihat perubahan raut muka Airin,saat ini pipinya merah merona.Setelah itu terlihat senyum diwajahnya.

''Kenapa sekarang kau berubah jadi pria mesum!''ucap Airin masih dengan senyumnya tapi kali ini ia menundukkan kepalanya.

Aku mendonggakkan kepalanya dan kemudian kucium bibirnya.''katakan padaku siapa saja yang pernah menyentuh bibir ini''ucapku dan setelahnya aku kembali melumat bibirnya.

Setelah ciuman kami terlepas,Airin menatapku tajam seakan meminta penjelasan tentang apa yang barusan aku tanyakan padanya.

''Aku bertanya padamu Airin,kenapa kau tak menjawab pertanyaanku''

''Apa maksud dari pertanyaanmu?''

''Aku bertanya dan aku butuh jawaban''

''Setelah aku memberi jawaban apa yang akan kau lakukan''

''Kau hanya harus menjawab''

''Ciuman pertamaku aku berikan pada kak Rizal,kau puas''jawab Airin setelahnya ia berjalan pergi meninggalkanku.

Aku kepalkan tangannku,aku benar-benar geram mendengar jawaban Airin.Aku berjalan menghampiri Airin,kutarik tangannya dan kubalik tubunya,tampa peringatan kulumat bibirnya dengan kasar.Kulampiaskan kekesalan padanya.Rasa asin bercampur manis kurasakan sekaligus karena bibir airin yang berdarah karena gigitanku.Rontaan Airin yang mencoba melepaskan ciuman kamipun tak kuhiraukan.

Masih tampa melepaskan ciuman kami,ku gendong Airin menuju kamar.Dengan kasar kujatuhkan tubunya keranjang.Nampak Airin terengah-engah,mungkin efek dari ciumanku yang kasar padanya,tapi aku tak peduli.Rasa sakit membayangkan Airin berciuman dengan pria brengsek itu membuatku muak.

''Aldi,apa yang kau lakukan?''tanya Airin disela isaknya.
Aku tak mempedulikan tangisan Airin,aku merangkak naik keatas ranjang.

Srekk. . .

Kusobek pakain Airin dengan kasar.

''Bagaimana dengan tubuh ini,apa dia juga menyentuhnya''kurobek sisa kain yang melekat ditubuh Airin dan nampaklah tubuh polosnya.

Akupun segera melucuti pakaianku.Tampa pemanasan kumasukkan milikku keliangnya.

''Aahhh. . .sakit''tampa kuhiraukan jeritan Airin kupompa kejantananku dengan cepat dan kasar.

Your'e MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang