~Berlagak polos saat perasaan aneh tiba-tiba datang. Justru, akan lebih sering menghanyutkan kita dalam arus asmara yang sengaja tak diinginkan.~
💓💓💓Suasana berubah hening sesaat setelah Amira menyebut namanya. Semua yang ada di sana menatapnya saksama.
Amira menghirup udara keikhlasan yang mungkin masih ada di sekelilingnya. Rona kesedihan masih sedikit terlihat dari mukanya.
Sembari menengadahkan muka untuk mencegah mengalirnya air mata yang sudah terbendung di matanya, tangannya mengipas-ngipas dan mulutnya ikut-ikutan mengumpulkan napas setenang mungkin.
"Iya," kata Amira setelah mendapatkan aura ketenangan.
Namun, semua masih diam. Menandakan bahwa mereka menginginkan Amira untuk berbicara lebih jelas.
"Saya menerima perjodohan ini dengan syarat tolong beri kami waktu untuk bertaaruf terlebih dahulu supaya kami bisa saling mengenal dan memahami satu sama lain," lanjut Amira.
"Bagaimana, Dan?" tanya Umar kepada Dani.
Dani tersenyum tipis, lalu mengangguk pelan. "Baik, Pa. Selama itu pula, Dani akan mengumpulkan biaya untuk kelanjutan hubungan kami nanti."
***
Tiga pekan kemudian ...
"HASBIA!" teriak seseorang membuat Hasbia yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah, memutar badannya 180°.
Sosok pria yang pernah ikut campur dalam masalah asmaranya berjalan mendekat dengan menyunggingkan senyum.
"Pak Dani?!" heran Hasbia. Kenapa ke sini lagi? gerutunya dalam hati.
"Bapak kenapa bisa ada di sini?" tanya Hasbia setelah Dani berada satu meter di depannya.
"Saya ke sini untuk mencari kamu," jawab Dani, lalu menyerahkan undangan pernikahannya.
Alis sebelah Hasbia terangkat. Ia belum paham akan maksud pemberian undangan itu.
Ditatapnya Dani sekilas. "Mencari saya?!" tanya Hasbia seraya menerima undangan tersebut dengan ragu.
Dani mengangguk, "Saya mengundang kamu di acara pernikahan saya."
Hasbia terbelalak. Ada rasa kebahagiaan tersendiri mendengar mantan calon imamnya akan menikah. Bibirnya mengembang sempurna.
"Terima kasih kamu sudah menasihati saya," lanjut Dani.
Hasbia semakin tersenyum sumringah, "Iya, sama-sama, Pak. Terima kasih juga sudah mengundang saya. Semoga bisa menjadi keluarga yang samawa."
Mereka saling mengamini.
"Sama-sama, Bia. Saya juga mengundang keluarga kamu. Diusahakan datang, ya!" pinta Dani sungguh-sungguh.
"Insyaallah, Pak," jawab Hasbia bersamaan dengan suara klakson mobil yang membuat Hasbia tersentak kaget. Secara spontan, ia menoleh. Ternyata, Yuyun sudah datang untuk menjemputnya.
"Ya, sudah, Pak. Sekali lagi terima kasih. Saya permisi pulang dulu. Umi sudah datang menjemput. Assalamu'alaikum," pamitnya sambil tersenyum.
Setelah Dani mempersilakan, Hasbia segera berlari meninggalkannya yang tengah bernapas lega. Karena sedari tadi hatinya bergejolak tak menentu. Khawatir akan timbul CLBK (Cinta Lama Buang Kelaut), eh, (Cinta Lama Bersemi Kembali).
***
Yuyun fokus mengemudikan mobil ditemani Hasbia yang duduk di jok sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuntutan Cinta
SpiritualRank #10 - motivation (17-06-2018) Rank #9 - motivation (09-08-2018) Rank #8 - motivation (06-08-2018) Rank #7 - motivation (23-06-2018) Rank #2 - beda (06-09-2018) Rank #1 - beda (09-09-2018) Rank #1 - gus (13-12-2018) Hasbia: "Kau bagai debu tersa...