TRAGEDY (7)

49.1K 1.9K 3
                                    

-Orang yang dingin sekalipun bisa berbuat baik pada seseorang, jika dia peduli pada orang itu-

Caitlin Emma Gibson

°°°°°

Jasmin dkk atau yang sering disebut 'The Red Velvet' itu menghampiri Caitlin yang tengah duduk di mejanya dengan wajah yang ia sembunyikan pada lipatan tangannya. Grace dengan angkuhnya memukul keras meja Caitlin dan membuat gadis itu tersentak. Caitlin bangkit berdiri dengan tangan mengepal karena ia tidak terima dengan perlakuan The Red Velvet kepadanya. Caitlin memejamkan matanya sejenak lalu menghirup napas panjang untuk meredakan amarahnya yang kini mulai memuncak. Gadis itu duduk kembali dan mencoba tidak mempedulikan keberadaan The Red Velved di hadapannya. Caitlin mengalihkan perhatian dari mereka bertiga dengan memasangkan earphone di kedua telinganya. Jasmin yang tak terima dengan sikap acuh Caitlin, menarik paksa earphone dari telinga gadis itu. Tetapi, Caitlin mencoba tidak mempedulikan mereka dengan menempelkan pipinya ke meja lalu memejamkan mata. Jasmin dkk semakin geram dengan sikap acuh Caitlin pun menarik paksa rambut gadis itu yang dikuncir kuda. Itu membuat Caitlin tidak bisa menahan dirinya lagi dari mereka dan mencoba menghadapi Jasmin dkk. Namun, Jasmin tetap menarik rambut Caitlin dengan kasar sampai mereka berhenti di lapangan basket. Caitlin masih berusaha menahan amarahnya yang bisa meledak kapan saja, dan sebenarnya ia bisa saja ia memberikan satu tonjokan ke wajah perempuan yang berani menarik rambutnya dengan kasar. Siswa - siswi yang melihat kejadian itu hanya terdiam karena siswa di SMA Tunas Harapan sudah tahu, betapa kejamnya The Red Velved jika sedang membully orang yang mereka benci atau bahkan siswa baru yang berani membangkang mereka.

Saat tiba di lapangan basket, Jasmin menarik rambut Caitlin dengan sangat kasar hingga membuat gadis itu terjatuh ke tanah.

"Auwwhh." Ringisnya pelan.

Jasmin maju selangkah kemudian menarik rambut Caitlin lagi dan memaksa gadis itu mendongakkan kepalanya.

"Auwwhh" Ringis Caitlin sedikit keras.

"Uuhh kasihan. Sakit yah?" Ucap Jasmin licik.

"Asal lo tahu aja yah, kita bisa ngelakuin hal yang lebih dari ini ke lo." Tambah Grace yang kini menginjak tangan kiri Caitlin dengan sengaja.

"Auuwhh" ringisnya pelan.

"Ini pelajaran buat lo karena lo udah berani semena - mena sama kita." Ketus Jasmin yang semakin kencang menarik rambut Caitlin.

"Jasmin, Grace udah dong kasihan tau." Ujar Fanny yang di sapa tatapan tajam dari kedua temannya itu.

Gue enggak bisa diem aja kayak gini. Gue enggak akan ngebiarin mereka mempermaluin gue kayak gini. Enggak akan! Decak Caitlin dalam hatinya.

Salah seorang siswa kelas XII IPA1 yang melihat kejadian itu segera memberitahukan kepada Joshua, karena ia tahu jika Caitlin adalah adik dari teman sekelasnya.

"Jo" ucapnya terputus karena napasnya yang tidak teratur. Joshua yang merasa ada yang menyebut namanya menolehkan wajahnya ke sumber suara.

"Jo, adek lo.... Adek lo... Adek lo lagi di bully sama The Red Velved di lapangan basket sekarang." Ujarnya yang membuat Joshua dkk serta Olivia dan Cindy terkejut.

"Apa?" Kejut Joshua dengan mata membelalak. Lalu ia berlari menuju lapangan basket diikuti oleh kelima temannya dan melihat adiknya sudah tersungkur di tanah dengan rambut panjang yang ditarik oleh Jasmin. Namun, lagi - lagi Joshua mengurungkan niatnya untuk membantu Caitlin karena gengsinya yang terlalu besar.

Caitlin mencoba melepaskan dirinya dari Jasmin dan Grace namun gagal. Ia menarik napas panjang lalu membuangnya kasar dan mendorong Jasmin dengan sikut tangannya dan menarik paksa tangannya dari injakan Grace. Caitlin bangkit berdiri dan mendekat kearah Jasmin, lalu menarik kerah bajunya yang sudah terbaring di tanah, dengan tangan mengepal yang sudah melambung di udara hendak melancarkan sebuah tonjokan tepat di wajah Jasmin.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃) Where stories live. Discover now