05

6.3K 555 1
                                    

Yoongi menyetir tak tentu arah, dia benar-benar kehilangan tujuannya kehilangan kebahagiannya dan dia mengklaim semua itu adalah Yoonha penyebabnya gadis itu benar-benar pembawa sial baginya.

Berulang kali ia mengitari daerah Itaewon Berharap rasa penat dan hambar hidupnya segera menghilang namun tidak ada, dia hanya akan berakhir sia-sia.

Brak.

Yoongi memukul kemudinya menengelamkan wajahnya pada stir mobil, jujur ia lelah, ia tak menginginkan semua ini. Aturan hidup yang terlalu mengekang baginya, terkadang Yoongi juga menyalahkan takdirnya,  kenapa ia harus lahir ditengah-tengah keluarga Min yang gila akan harta? Dia hancur hanya karena perintah semata.

Satu-satunya tujuan Yoongi adalah sebuah air mancur ditaman dekat apartementnya, dari sini ia juga bisa melihat dengan jelas penjaranya,  sebuah apartement mewah yang tak sama sekali membawa kebahagian untuknya.

Yoongi duduk dengan senyum menyakitkan, menenggak botol soda untuk yang kesekian kalinya.

"maafkan aku jika hanya aku yang jatuh cinta padamu, walau kau tak memiliki rasa yang sama untukku namun aku begitu mencintaimu dan maaf ... Aku tak bisa melepaskanmu untuk yang lain"

Yoongi meremas botol soda dengan emosi yang memuncak mengingat kata-kata Yoonha membuatnya kesal bukan main, ia hanya menginginkan satu hal yaitu bercerai,  ya dia hanya ingin bercerai dengan Go Yoonha dan kembali bersama Jung Haein.

Yoonha sedari tadi hanya mondar-mandir memikirkan kemana perginya Yoongi, apa pria itu tidak akan pulang untuk malam ini? Namun dimana pria itu akan menghabiskan malamnya?

Yoonha bergerak menuju balkon apartementnya, matanya mulai menjelajah hirup pikup perkotaan dimana ia dibesarkan, air mancur warna-warni menjadi objek penglihatannya,  namun itu tak berlangsung lama saat kedua matanya menangkap presensi Min Yoongi ada di bawah sana, bahkan dari lantai lima apartemntnya Yoonha bisa melihat tubuh Yoongi yang sangat ia kenali itu.

Apa yang dia lakukan?

Yoonha terus memandangi suaminya itu, ia dapat dengan jelas melihat Yoongi menenggak minuman yang Yoonha sendiri tidak tau pasti minuman jenis apa yang diminum suaminya, mengacak surai hitamnya,  dan terlihat begitu gusar.

Sebenarnya Yoonha ingin sekali turun dan menghampiri suaminya,  menemaninya dan mengobrol bersama,  namun apalah daya Yoongi pasti tidak akan menyukainya,  pasti pria itu akan menolak mentah-mentah dirinya.

Rasa sakit mulai menjalar keseluruh tubuhnya terutama inti hatinya, kehidupannya memang selalu malang,  tak ada yang mencintainya tanpa alasan, dan Yoonha sangat berharap ada perubahan yang terjadi pada dirinya kelak bersama Yoongi.

Tatapan mereka bertemu sesaat,  saat Yoongi kembali menengok keatas, tak selang beberapa lama Yoongi langsung membuang tatapannya dan beranjak dari tempat peristirahatannya.

Kemana lagi dia?

Yoonha begitu panik saat Yoongi pergi dari jangkauannya, Yoonha sudah tak punya pilihan lain selain mengejar suaminya keluar,  setidaknya ia harus tau kemana Yoongi pergi meningat sudah dua hari ini Yoongi tak pulang kerumah.

Namun saat, ia hendak memencet elevator dan menunggu sejenak, pintu silver itu terbuka dan menampilkan sosok Min Yoongi dengan wajah lelahnya.

"Min Yoongi"

"ikut aku" Yoongi dengan kasar menarik pergelangan tangan Yoonha memecet tombol paling atas dari apartementnya.

"kita mau apa?" tanya Yoonha, ia merasakan sakit saat pergelangan tangannya digenggam erat oleh Yoongi.

"diam dan ikut saja" ucap Yoongi dan tak lama pintu elevator terbuka kembali.

Yoongi mencengkram pergelangan tangan Yoonha menarik gadis itu agar mengikutinya sampai pada saatnya Yoongi melepaskan kasar genggaman tangannya itu.

"mari kita bercerai"

To be continue...

Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang