BAB II , Aku Ingin Bebas

179 24 0
                                    

Kwangmin menenggelamkan kepalanya didalam selimut. Kali ini ia berada diruang UKS. Selama pelajaran olah raga ia akan berada disana. Guru-guru di sekolah telah mengetahuinya, maka dari itu mereka selalu memakluminya saat Kwangmin tidak mengikuti pelajaran olah raga. Mereka hanya akan memberkan test tertulis pada Kwangmin untuk mata pelajaran olah raga.

Bosan, itu pasti. Kwangmin merasa hidupnya hanya untuk bernafas saja. Segala gerak geriknya dibatasi. Ia tidak mempunyai ruang. Ia merasa dunia begitu kejam padanya. Ia, benar-benar ingin bebas.

Kwangmin menghembuskan nafasnya secara kasar. Ia benar-benar merasa bosan saat harus berada diruang UKS pada saat saat seperti ini. Dokter yang bertugas disana pun tidak dapat mengatakan apapun saat ia melihat Kwangmin yang sudah merasa tertekan.

"Mau teh?" tawar Bora pada Kwangmin. Selama ini ia selalu menemani Kwangmin saat ia datang ke ruang tersebut untuk menghindari jam olah raga. Yoon Bora adalah petugas Klinik yang ramah, cantik dan juga sexy. Banyak siswa yang datang kepadanya dan berpura-pura sedang sakit hanya untuk bertemu dengannya.

"Aniyo. Aku sedang tidak ingin meminum teh." Tolak Kwangmin. ia benar-benar tidak bersemangat hari ini.

Kwangmin kemudian mengambil Hpnya. Ia kemudian mengetikan sesuatu pada layar tersebut sebelum mengirimnya.

'Hyung,' begitulah isi pesan yang Kwangmin kirimkan kepada Youngmin. Ia tidak tahu jam berapa di tempat Youngmin berada saat ini. Apakah Youngmin sedang tidur atau tidak.

Tak berselang lama, Hp Kwangmin bergetar. Tertulis nama Youngmin disana, hal tersebut membuat Kwangmin tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, ia sangat menyayangi Hyung satu-satunya yang ia miliki, yang saat ini tengah melakukan pertukaran pelajaran di luar negri.

"Hyung~" dengan nada manja Kwangmin mengawali percakapan mereka, seperti biasa Youngmin akan terkekeh mendengar jeritan manja dari Kwangmin.

Begitulah Kwangmin menghabiskan jam olah raganya. Biasanya, Youngmin akan menemaninya. Namun karena Youngmin tidak ada, mereka hanya berbicara lewat telpon. Mereka membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting. Youngmin juga terus-terusan menanyakan apa Kwangmin sudah meminum obatnya apa belum. Sampai-sampai Kwangmin merasa gerah dengan pertanyaan tersebut.

Namun, dengan menelpon Youngmin, kini Kwangmin merasa baikan. Ia tidak merasa bosan dan kehilangan semangat lagi. Ia merasa sudah lebih baik sekarang.

$$$

"Kya, sebenarnya Kwangmin itu sakit apa? Kenapa dia sampai tidak boleh ikut pelajaran olah raga?" tanya Sungjae sambil mengoper bola voli ditangannya.

"Untuk apa kau perduli. Biasanya kau tidak perduli dengannya." Jawab So Hyun terdengar sinis. Ia berada disebelah Sungjae sambil menerima lemparan bola dari teman yang berada didepannya.

"Ani, apa begitu parah? Apa dia sakit Kanker?" tebak Sungjae lagi. Kali ini dia yang menerima operan bola dari teman yang berada didepannya.

"Ani. Dia hanya memiliki tekanan darah rendah." Ujar So Hyun mengada-ngada.

"Apa benar hanya tekanan darah rendah?" kali ini Bona yang berada disebelah So Hyun ikut berkomentar. "Bukan apa, aku juga penasaran. Kwangmin terlalu sering tidak masuk. Dia tidak pernah ikut pelajaran olah raga. Hanya dia satu-satunya siswa yang diberikan tes tertulis untuk pelajaran olah raga." Jelas Bona sambil mengigat-ngingat tentang Kwangmin.

"Mattayeo. Apa kau yakin Kwangmin hanya memiliki tekanan darah rendah. Aku rasa dia sedang memiliki penyakit yang serius." Ujar Hyunwoo, orang yang berada didepan So Hyun. Dia dari tadi menyimak pembicaraan So Hyun dengan Sungjae.

A LIFE FOR YOUWhere stories live. Discover now