10. Nightmare

3.8K 632 446
                                    

Myungsoo menggeram kesal, ia membanting pintu mobilnya lalu menuju ke sisi mobil yang lain. Ia membuka pintu penumpang dan menundukan tubuhnya, "keluarlah dari mobilku, Sooji."

Sooji yang sudah duduk dengan nyaman, ditambah seatbelt yang telah terpasang hanya mengedikan bahunya, "aku ikut bersamamu."

"Tidak lagi. Sekarang keluar."

"Oh ayolah Myungsoo...aku bosan tinggal di rumah," Sooji mengerang, masih tidak menatap pria di sampingnya, "lagipula aku tidak akan mengganggu. Kau bisa bekerja dan aku akan menikmati waktuku."

"Itu tidak akan terjadi, nona." Myungsoo mendengus, lalu dengan gerakan cepat ia mencondongkan tubuh ke dalam mobil, mengulurkan tangannya melintasi tubuh Sooji dan membuka kaitan seatbelt wanita itu dengan cepat.

"Sekarang keluar." Tanpa perasaan Myungsoo menarik tangan Sooji, hingga tubuh wanita itu terpaksa tertarik keluar.

"Aku hanya ingin menumpang Myungsoo."

"Tidak." Tolak pria itu tanpa pikir panjang, ia menutup pintu mobilnya lalu bergerak cepat untuk masuk ke balik kemudi, sementara Sooji sudah menghentakkan kakinya kesal.

"Dasar tidak punya perasaan!" Teriak Sooji marah ke arah mobil Myungsoo yang sudah menjauh, ia menekuk wajahnya, "ih akukan tidak akan mengganggu," gerutunya kemudian.

Dengan perasaan dongkol, akhirnya Sooji kembali ke dalam rumah sembari memikirkan cara agar ia bisa menyusul Myungsoo ke club. Pria itu terlalu menutup mulutnya dengan rapat, pekerjaan yang awalnya tidak terlalu ingin diketahuinya, sekarang malah menjadi sebuah hal yang menjadi tujuan yang harus ia ketahui. Karena sikap Myungsoo yang seolah-olah menutupi, ia menjadi semakin penasaran. Terlebih Hyera yang sama sekali tidak membantu, padahal ia yakin jika wanita itu tau pekerjaan anaknya.

Lalu mengapa kau harus tau Sooji, ini bukan urusanmu.

Tentu saja aku harus tau! Aku adalah tamu Myungsoo, jadi aku harus tau apa yang dikerjakan oleh orang yang telah menampungku. Bisa saja Myungsoo memiliki pekerjaan yang tidak baik, dan suatu hari nanti akan memanfaatkanku? Atau bahkan menculikku dan memeras agensi untuk menebus. Itu bisa terjadi kan?

Sooji tertawa, mendengarkan batinnya menjawab sendiri pertanyaan yang keluar dari kepalanya. Ia tidak yakin jika pemikiran sedramatis itu akan terjadi, tapi nothing impissible di dunia ini. Jadi setidak mungkin apapun, sesuatu itu pasti memiliki peluang untuk terjadi.

"Ah apa yang sedang kau pikirkan Sooji? Ckckck terlalu rumit, terlalu rumit," Sooji mendengus pelan, pemikirannya semakin runyam dan melantur ke mana-mana, semenjak kejadian malam di mana Myungsoo mempermainkannya, oh ya? dan siapa yang berharap malam itu?

Baiklah, Sooji akan mengaku jika malam itu perbuatan Myungsoo membuatnya sedikit berharap. Tapi, sialannya, pria itu tau cara untuk mempermalukannya. Mengantuk? Lalu untuk apa menutup mata? Astaga! Benar-benar pria kurang ajar.

"Aku harus cari cara," Sooji mencari-cari keberadaan Hyera di dalam rumah, tapi tidak menemukannya.

"Bibi, kau di mana?" Ia berjalan ke dapur, dan keadaan ruangan itu sama kosongnya dengan ruang keluarga. Kemudian ia bergegas mengetuk pintu kamar Hyeran namun, masih tidak mendapatkan jawaban. Jadi ia beralih menuju ke halaman belakang, di sana ia berhasil mememukan Hyera sedang membawa beberapa baskom.

"Bibi, aku mencarimu sejak tadi," serunya menghampiri Hyera yang berada tak jauh dari teras, wanita itu duduk di antara baskom-baskom yang salah satunya berisi lobak dan sawi putih yang telah direndam oleh air garam.

"Oh Sooji, bibi sedang membuat Kimchi. Eh, tapi bukankah kau ingin ikut dengan Myungsoo?" Hyera mengangkat alisnya heran melihat wajah cemberut Sooji.

Bad Couple [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat