26. Two Red Lines

3.8K 540 185
                                    

"Would rather be recognized than be fame."

#awasbaper #awasgondok #awasnangis #awasphp #awaskesel #awasadakonfliklagi #awadikitlatitamat #awasTBC 😃

.
.
.

Sooji sedang membaca naskah mentah untuk drama terbarunya, kemarin ketika tawaran tersebut datang, sang sutradara menyarankan untuk membaca naskahnya terlebih dahulu sebelum pembacaan skrip perdana berlangsung. Agar dia bisa lebih mendalami karakter yang akan diperankannya nanti, walaupun naskahnya belum benar-benar sempurna, tapi secara garis besar semua sudah tertera di dalam sana. Sooji hanya perlu memahami karakter-karakter di dalamnya.

Sooji masih serius membaca naskah tersebut ketika Sera masuk ke dalam ruangannya, dia hanya menoleh sekilas untuk menatap wanita itu kemudian kembali fokus untuk membaca.

"Sooji, kau sedang membaca naskah drama barumu?"

"Iya, Eonni, jadwal pembacaan skrip perdana bulan depan. Aku harus menyelesaikan ini."

Sera menghela nafas, "tapi kau masih punya banyak waktu. Bukannya sekarang kau sedang istirahat, lebih baik kau gunakan untuk mengistirahatkan tubuhmu."

"Tidak apa-apa, aku bisa istirahat sambil membaca kok."

"Hmm, susah kalau bicara sama orang yang gila kerja sepertimu," Sera menggerutu sembari memutar bola matanya, "oh ya apa kau benar-benar menjalin hubungan dengan Kim Myungsoo itu?"

Sooji memiringkan kepalanya dengan alis berkerut ketika menatap Sera yang baru saja bertanya tentang Myungsoo secara tiba-tiba. Dia kemudian berpikir, apakah mereka menjalin hubungan? Seperti para remaja, apa namanya...hmm, berpacaran?

Oh, Sooji sama sekali tidak pernah berpikiran seperti itu. Berpacaran mungkin bukan kata yang tepat untuk hubungan ini, karena itu terlalu kekanakan untuk mereka. Lagipula mereka sudah sama-sama dewasa, jadi tanpa harus mengatakan apapun, mereka berdua jelas sadar bahwa apa yang mereka jalani saat ini adalah sebuah hubungan yang memiliki komitmen.

Sooji juga jenis wanita yang tidak terlalu banyak menuntut, dia tidak perlu mendengar Myungsoo mengucapkan janji-janji manis untuk hubungan mereka, karena pria itu sudah melakukannya dengan tindakan. Dia tidak butuh Myungsoo mengatakan bahwa dia mencintainya, karena pria itu sudah memperlihatkannya melalui sikap. Meskipun tidak benar-benar yakin jika cinta diantara mereka berdua telah tumbuh, tapi Sooji sadar bahwa mereka saling peduli.

Seperti dalam sebuah hubungan, kepedulian dan kepercayaan adalah poin yang paling penting, dan mereka memiliki kedua hal tersebut. Itu sudah cukup.

"Hmm, kau bisa mengatakannya seperti itu," Sooji memilih menjawab secara aman, dia juga tidak ingin langsung mencetuskan bahwa dia dan Myungsoo memang menjalin hubungan. Biarkan saja hubungan mereka berjalan sebagaimana mestinya.

"Jadi, kalian berpacaran atau tidak?"

"Eonni, apa kau tidak punya pertanyaan yang lebih penting? Kurasa apapun hubunganku dengan Myungsoo sama sekali bukan urusanmu," sindir Sooji dengan kesal. Sebenarnya dia tidak ingin melakukannya, tapi Sera selalu seperti ini ketika sedang mencari tau tentang sesuatu, selalu bersikap menyebalkan dan menanyakan hal-hal yang tidak penting.

"Ini urusanku!" Sera berseru jengkel, "coba bayangkan jika ada orang yang melihat kalian? Reputasimu sebagai aktris akan buruk."

Sooji mengerutkan keningnya tidak senang, "apa Myungsoo seburuk itu? Kurasa tidak ada yang salah dengannya sehingga kau bisa mengatakan jika ketenaranku akan menurun hanya karena orang-orang mengetahui aku menjalin hubungan dengannya," tukasnya panjang lebar dengan wajah menekuk kesal.

Bad Couple [COMPLETED]Where stories live. Discover now