Atasan kejam

2.2K 335 16
                                    

Masih dua hari Sherly kerja di perusahaan ini. Sebuah perusahaan besar dan perusahaan utama dari semua perusahaan cabang-cabangnya. Bergerak dalam seluruh bidanh. Mulai dari desain, estate, pusat perbelanjaan, otomotif, teknologi, pendidikan hingga media informasi. Benar-benar perusahaan besar yang membuat Sherly tidak bisa bernapas dengan tenang. Padahal ia masih bekerja dua hari disini!!

Apalagi posisi Sherly adalah sebagai sekertaris atasan tertinggi yang mempunyai jadwal terbanyak dan setiap hari jadwalnya selalu penuh. Membuat Sherly tidak bisa diam sedetik pun. Ia juga harus terkena omelan langsung dari atasannya karena tidak becus dalam menjalankan pekerjaan.

Seperti sekarang, Sherly hanya bisa menunduk dan mengucapkan maaf beberapa kali saat Azka memarahinya. Kalay tahu pekerjaan ini akan sesibuk ini, lebih baik ia berdoa tidak di terima disini.

"Kamu tahu apa akibatnya kalau data yang kamu isi ini salah?!" Sherly tidak mampu menatap mata Azka, ia hanya bisa menunduk, "kita bisa rugi besar dan pemegang saham juga partner kita bisa lari semua!"

"Maaf Pak. Saya janji akan lebih teliti lagi," ucap Sherly sangat pelan.

Azka membanting berkas yang Sherly berikan sebelumnya, "Bereskan sekarang! Lima menit lagi kita akan pergi ke Kalimantan untuk pertemuan disana."

"Iya Pak, saya permisi dulu," baru saja Shelry ingin keluar dari ruangan Azka, ia tiba-tiba teringat akan tujuan lainnya, "saat di Kalimantan nanti, rekan kerja Bapak sudah menunggu. Akan ada rapat kecil di pesawat saat menuju Brunei."

Satu alis Azka terangkat, "Udah?" Sherly mengangguk takut-takut, "kenapa masih disini?!"

Ampun. Punya atasan kok gini banget?!

Azka melirik ipad dan macbook miliknya secara bergantian. Ada sesuatu yang aneh, "Sherly."

"Iya Pak? Ada yang bisa saya bantu lagi?" Sherly langsung memutar badan ketika namanya di panggil, ia tidak mau terkena amukan Azka lagi.

Azka menatap Sherly datar, "Pesankan saya macbook dan ipad baru."

Ada jeda beberapa saat sampai Sherly sadar akan ucapan Azka, "Tapi Pak, saya mendapatkan pesan, katanya Bapak harus menggunakan macbook dan ipad itu. Karena semua data yang dulu tersimpan disana dan itu sangat lengkap. Memangnya kenapa Bapak ingin membeli yang baru?"

"Saya muak dengan wallpaper kedua benda ini." Azka mengatakan dengan nada biasa, tapi matanya seakan ingin menusuk mata Sherly.

Kening Sherly mengerut. Kakinya entah kenapa refleks melangkah mendekati Azka.

"Kamu kenapa kesini lagi?!" tanya Azka yang membuat Sherly menghentikan langkahnya.

Sherly menujuk ragu ke kedua benda yang Azka sibukkan itu, "Saya ingin mengganti wallpaper kedua benda itu agar Bapak mengurungkan niat untuk menggantinya dengan yang baru."

"Tidak perlu!" Sherly terlonjak karena bentakan Azka, "kamu cukup pesan yang baru dan sekarang keluar dari ruangan saya!"

"Oke Pak," Terpaksa Sherly melangkah keluar ruangan dengan kebingungan yang menimpanya. Ia bergumam sangat pelan, "Aneh banget itu orang."

Sementara di dalam ruangan, Azka bisa bernapass lega. Entah karena apa. Ia juga tidak mengingat apapun mengenai kedua benda itu. Tapi ia yakin tentang satu hal, walau tidak sampai 100%. Tetap saja ia yakin dengan hal ini. Ia kembali melirik ipad dan macbooknya secara bergantian. Keyakinan yang awalnya hanya 10%, sekarang sudah bertambah menjadi 50%.

 Keyakinan yang awalnya hanya 10%, sekarang sudah bertambah menjadi 50%

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
{3} RompecabezasWhere stories live. Discover now