Mawar Merah

857 37 4
                                    

Jalan keluar yang tadi pagi terlihat terang benderang, siang ini mentah lagi setelah meeting panjang. Masalahnya ternyata sudah menyangkut personal dan ini butuh waktu untuk diselesaikan. Jalan pintasnya mudah, mutasikan saja salah satunya, direktur atau manajernya. Tapi itu berarti butuh orang lain untuk menempati posisi yang ditinggalkan. Dan berarti pula, butuh asessment cepat agar orang yang baru dapat bekerja sama dengan baik disini lalu langsung siap menyelesaikan semua keruwetan di tempat yang baru. Orang baru ini harus adaptable dan sangat strategic dengan mindset fokus pada solusi.

Ah! Mumet! Kopi mana kopi!

"Malam minum kopi buat booster nyiapin presentasi, pagi minum kopi sebelum makan nasi, terus siang minum kopi lagi. Kamu ngga sayang sama lambung?" terngiang suara Sayangku mengingatkan soal hobi minum kopi yang tidak bisa dibatasi.

"Aku cuma sayang sama satu aja, kok," aku tersenyum mengingat jawaban yang terlontar saat itu, "cuma kamu aja." Dan rona merah langsung membayang di pipinya.

Aku tak ingat lagi kapan terakhir kali menggodanya seperti itu. Percakapan kopi ini rasanya terjadi sebelum Andre lahir. Itu berarti saat awal-awal menikah, masih masa bulan madu. 

Sudah lama sekali, ya. Aku menarik napas panjang. Teringat lagi chat-nya tadi malam. Mungkin dia merindukan masa-masa itu lagi.

Getaran hape mengagetkanku, "Sekretaris Reina" tertulis di layarnya, "Halo, Rein, gimana tiketnya?"

"Last flight Rajawali jam 20.00, Pak. Berarti harus check in jam 19.00, Pak. Terkejar, ngga Pak kalo berangkat dari kantor?" 

Aku sudah pasrah. Masih banyak yang harus dikerjakan. Khawatirnya, besok pun harus kerja overtime supaya tak ada yang tergerus libur akhir pekannya. "Ya sudah, ngga usah reschedule, saya pulang flight pertama tanggal 16 aja," pasrah.

"Siap, Pak. Berarti tetap on schedule ya, Pak. Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?"

"Oya," perlukah aku minta bantuan? "Bisa tolong orderkan satu buket mawar merah?" 

"Mawar merah, Pak?"

"Iya, bunga kesukaannya Bu Gita."

"Oh!" suara Reina terdengar sumringah di seberang sana. "Ngga sekalian Volare Gold, Pak? Ini parfum wanginya aroma mawar merah, loh. Enak banget, deh Pak. Kalo Bu Gita suka mawar merah..."

"Et dah!" inilah yang terjadi kalau sekretaris merangkap jadi sales Oriflame, "ya udah, satu deh. Ready tanggal 16, ngga?"

"Oh, ready, Pak. Mau diberi tulisan apa, Pak?"

"Tulisan?"

"Iya, tulisan di kartu ucapan, biar makin romantis gitu, Pak."

"Oke, nanti tunggu WA dari saya."

"Siap, Pak."

Aku menutup telepon dan bersiap menulis untuk kartu ucapan ketika waiter datang bertanya, "Sudah siap memesan, Pak?"

"Ah, ya. Matcha Latte!" 

Happy AnniversaryWhere stories live. Discover now