LIMA

7.2K 913 283
                                    

.

"Tumpukan lengan pada bahu rekan di samping kalian. Tundukkan kepala. Tak usah banyak bertanya."

Agenda hari ini, melawan matahari. Setidaknya begitulah kesimpulan yang melintas di benak Namjoon kala iseng mendongak dan mengerenyit tak senang. Sumber tenaga panas yang dipujanya menjelang akhir November itu kini sedang bergaya jumawa di atas sana, dengan ramah berbagi silau parah yang membuat Yoongi mengeluarkan seluruh isi kebun binatang dari mulutnya sejak memasuki lapangan. Mingyu yang iseng mengatainya gagal tinggi akibat jarang terpupuk vitamin D pun tak luput dari paket berisi sumpah serapah dan sodokan keras di tulang rusuk. Adegan kelahi tak bersuara dari kedua pemuda itu cukup menghibur Namjoon yang sudah dua kali membetulkan posisi duduk sambil menyipit. Bukan benci cahaya, hanya matanya yang kurang cepat terbiasa. Dan kening tertekuk tujuh milik senior berbandana hitam di hadapan mereka sama sekali tidak membantu.

"Sepertinya aku tak ikut pelatihan besok," keluh Wonwoo lirih, turut menyipit meski matanya sudah minimalis, "Masih ada tugas dari dosen yang harus diserahkan lusa pagi."

"Jangan konyol," Yoongi berujar sembari melonggarkan pegangan dari bahu bidang Wonwoo karena lengannya mulai pegal, "Kalau kau absen dari acara, orang lain yang akan repot."

"Mau bagaimana lagi? Tugasnya tidak akan selesai kalau kita tertahan di sini sampai sore."

Mingyu menimpali jenuh, "Aku juga ingin bolos."

"Tuh!! Apa kubilang!"

"Atau kita bisa menjelaskan pada senior kalau ada kelas penting yang harus dihadiri. Bukan bohong kan? Ini menyangkut nilai juga, jadi..."

"HEH!! TIGA ORANG DI SANA!!! Sedang bergosip apa?"

Yoongi langsung menyikut sisi kiri serta kanannya sekaligus, "Kutu kasur! Suara kalian terlalu keras!!"

Sudut bibir Mingyu terseret turun kala pemuda itu mendelik penuh arti ke arahnya, berisyarat menyuruh Mingyu bertanggung jawab karena senior yang dimaksud tampak siap meraung kapan saja. Maka sambil mengacungkan tangannya agak ngeri, Mingyu beranjak menegakkan tubuh lalu berujar setengah hati, "Kim Mingyu, nomor induk 0038. Bolehkah aku bertanya?"

Memicing, Taehyung menaikkan bandana menuju akar rambut lalu berkacak pinggang, "Soal apa?"

"Kami ada kelas pengayaan pukul sembilan dan harus mengumpulkan tugas dalam dua hari, jadi aku ingin minta ijin untuk tidak mengikuti pelatihan besok pagi."

"Tidak kuijinkan," potong Taehyung cepat, suara beratnya melantun di nada terendah, "Tugas kuliah adalah masalah kalian, bukan urusan panitia. Lagipula kalian sudah dewasa dan harusnya bisa lebih lihai menata waktu, tak perlu banyak beralasan untuk menghindar dari pertemuan, atau mungkin kau perlu ditatar supaya bisa mengerjakan laporan dalam semalam? Hm? Uji mental misalnya? Akan kulakukan dengan sangat lembut. Kebetulan tim kesehatan bersedia siaga dua puluh empat jam jika diminta," taringnya menyembul dari seringai tipis bercampur sorot lapar. Pun segera mendengus saat Mingyu menggeleng disertai dekik ngeri, "Ingin coba?"

"Ti, tidak."

"Bagus," sergah Taehyung, melipirkan mata pada tempat kosong di sebelah Yoongi, "Duduk sana."

Tepukan keras di lengannya menyambut Mingyu saat kembali bersila diiringi cibiran Wonwoo yang masih bersikeras mendapatkan absen, "Dasar tidak berguna!"

"Kau bilang saja sendiri! Tidak lihat matanya seram begitu?" tepis Mingyu tak mau disalahkan, terpancing membalas kalimat tanpa suara dari mulut Wonwoo yang terbuka dan tertutup seperti ikan dengan lidah terjulur ketus. Ingin berkilah jika dia tak berniat mencari ribut dengan para penjagal jadi-jadian itu selagi bahunya diremas Yoongi agar tak terlalu menarik perhatian. Namun Wonwoo tampak tak peduli dan terus berusaha menyemburkan kekesalannya dengan tubuh yang semakin condong ke samping. Mengabaikan kenyataan bila mereka tengah diamati karena berada diantara baris pertama.

SOTUS (NamJin) - Of Iced Coffee and Pink LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang