BUKAN PEREMPUAN PILIHAN

3.7K 125 17
                                    

PROLOG

Menjadi 'sakit' dan tak lazim, bukanlah pilihan. Mungkin itulah yang disebut sebagai bagian dari takdir. Dan seorang DEE harus menjalani dengan suka cita takdirnya ketika dipertemukan dengan perempuan muda bernama Jealani.

Bukan menjadi pilihan DEE, ketika memutuskan menjadi bagian dari hidup seorang perempuan yang dikenalnya secara tak sengaja. Dan bukan pilihan DEE ketika perempuan usia 30 tahun itu harus menanggung sakitnya sendiri saat sang kekasih kemudian melepaskannya dengan ribuan kata maaf.

Bukan pilihan bagi DEE, ketika kekasihnya kemudian melepaskannya untuk satu pernikahan. Pernikahan yang juga sangat diharapkannya, meski dia tahu itu mustahil.

Kesedihan memang tak mesti ditangisi. Luka memang tak mesti diratapi lama. Patah hati mungkin bukan rasa yang nikmat. Namun seharusnya, memang kebahagiaan yang tak abadilah yang mesti diratapi.

Menghadapi takdirnya, DEE memang tak punya pilihan apapun, selain menjalani. Pasrah? Yah, tetap saja DEE tak punya pilihan.

Mungkin memang seperti itulah akhir perjalanan cinta pasangan Lesbian. Mungkin seperti itulah setiap ending hubungan Lesbian

Tak ada pilihan bagi DEE, ketika perempuan yang dicintainya memilih mengakhiri hubungan yang selama sembilan tahun mereka jalani, untuk menikah dengan lelaki lain. Perempuan yang sempat menjanjikannya keabadian. Perempuan yang diharapkannya mampu menjadi pendamping hidupnya. Meski dia tahu, itu mustahil.

Menjadi 'sakit' dan berbelok dari kondratnya, bukanlah pilihan DEE.






Dikit lagi sih kelar tulisannya. Sabar yah...

BUKAN PEREMPUAN PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang