Special Chapter : Full of Love

2.4K 209 50
                                    

Beam kembali menginap di appartement Forth. Dan kemungkinan ia akan lama tinggal disana. Pertama ia bisa sedikit bergantung pada Forth, karena uangnya mulai menipis. Kedua, Arthit sudah pindah ke rumah orang tuanya. Jadi tidak akan ada yang mengganggu.

Saat itu jam menunjukan pukul tujuh malam, Beam berinisiatif untuk membuatkan makan malam untuk Forth yang masih membersihkan diri di kamar mandi. Ia membuka youtube dan mengetik kata kunci yang ia cari.
Berbagai tutorial masak ia simak, tapi yang ada ia malah tambah pusing dengan resep yang ia anggap rumit.
Lantas ia membuka IG dan kembali mencari menu yang mudah dibuat.

" Nah ini dia! Bahannya simpel dan cara membuatnya mudah.." Beam segera melangkah ke dapur.

Ia membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan yang ia butuhkan. Terlihat sekali ia sangat awam dengan peralatan dapur, sesekali Beam melihat hp-nya untuk memastikan ia melakukan sesuai dengan resep yang tertulis.

" Kau sedang apa?"
Forth yang baru selesai mandi bertanya. Ia melepaskan lilitan handuk di pinggangnya dan membuka lemari baju untuk memilih pakaian.

" Aku mau memasak makan malam.." Beam menoleh ke belakang. Dari pintu dapur terlihat jelas Forth tanpa busana. Pria dengan tinggi 185 cm itu nampak keren dengan badannya yang cukup berotot. Kulitnya yang tidak hitam tapi juga tidak putih sangat menggoda dan seksi. Bokongnya.. Itunya.. Ahh. Sebuah keindahan  dari yang maha kuasa terpampang nyata!

Beam kembali fokus pada masakannya, step terakhir ia memberi bumbu dan mengoreksi rasa. Setelah dirasa cukup, ia mematikan kompor dan menyajikannya di piring. Forth yang sudah selesai berpakaian menghampirinya ke dapur.

" Kau masak apa sayangku?"

Beam tersipu, sepanjang mereka bersama baru kali ini Forth memanggilnya begitu.
" Aku masak ini, jreng jrenggg..!" Beam menunjukkan hasil masakannya.

" Tahu goreng dengan cabe?" Forth mengamati piring di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Tahu goreng dengan cabe?" Forth mengamati piring di depannya.

" Ini tahu cabe garam!"

" Sama sajalah.. Ayo bawa ke dalam, aku yang ambil nasinya.."

Beam membawa masakannya dan meletakan di atas karpet depan TV. Disusul dengan Forth yang membawa nasi sebakul.
Beam mengambil piring dan menyendokkan nasi beserta tahu cabe garam yang ia buat. Lalu menyodorkannya pada Forth.

" Terima kasih.."

" Oh ya, bagaimana kabar ibumu sekarang?" Beam mulai melahap nasi di piringnya.

" Dia sudah sangat baikan sekarang. Dia meminta kita mengunjunginya lagi jika sedang ada waktu luang.." jawab Forth.

" Aku sangat ingin kesana lagi!" Beam tiba-tiba teringat kejadian di kebun dekat rumah Ibu Forth. Ia jadi tersenyum sendiri.

" Kenapa kau tersenyum begitu? Aku jadi curiga."

" Tidak, aku hanya ingat sesuatu.."

Forth sudah menyelesaikan makannya. Ia kemudian membereskan piring dan membawanya ke belakang. Ia kembali dengan dua gelas minuman di tangannya.
Beam meneguk air minum yang diberikan Forth. Forth mengelap bibir Beam yang basah dengan ibu jarinya.

" Kau sangat cantik.."

" Aku tampan!"

" Iya, maksudku tampan." Forth meralat ucapannya.

" Tentu saja! Makanya banyak wanita tergila-gila padaku.." Beam menyombongkan diri.

" Gunakan ketampananmu untuk hal yang baik, cukup untuk menyenangkanku saja." ujar Forth. Matanya masih tertuju pada wajah Beam yang semanis kecap. Eh gula.

Perlahan Forth mendekati posisi duduk Beam, wajah keduanya hanya berjarak 5 senti. Beam merasakan jantung dan organ tubuh lainnya berdenyut kencang.

" Aku mau main gitar." ternyata Forth hanya meraih gitar yang ada di belakang Beam. Lalu kembali ke posisi duduknya semula. Beam mengusap wajahnya sendiri sambil istigfar dalam hati.

Jari Forth sangat lihai dalam memainkan senar gitar, kepalanya mengangguk-angguk menikmati musik yang ia mainkan. Sementara Beam sibuk mengambil bantal untuk menutupi bagian bawahnya yang sedang cari perhatian.

" Kau mau request lagu?" tanya Forth.

" Tidak.. Mainkan saja lagu yang kau suka." jawab Beam.

" Kau gelisah sekali, ada apa?" Forth meletakkan gitarnya dengan wajah heran memandangi Beam.

" Tidak apa-apa! Aku.. Aku ngantuk." Beam bangun dari duduknya dan membaringkan diri di kasur. Ia segera bersembunyi di balik selimut.

" Kalau begitu aku keluar sebentar ya beli rokok?"

" Jangan! Kali ini saja jangan merokok! Temani aku tidur.." Beam keluar dari balik selimut dan merapikan bantal di sebelahnya.

Forth mengangguk. Ia menuruti Beam dan tidur di sampingnya. Keduanya berhadapan dan sama-sama tersenyum. Forth memegang alis Beam dan mengusapnya.

" Alismu bagus." puji Forth.
Beam tersipu, ia membalas memegang bibir Forth.

" Bibirmu sangat seksi dan menggoda, boleh kucium?"
Forth mengangguk. Beam mengecup bibir Forth dengan lembut.

" Lehermu putih, mulus, dan jenjang..."
Kali ini Forth mendekatkan wajahnya ke leher Beam, bibirnya menyusuri hingga ke pipi dan berakhir dengan kecupan di kening.

Beam kembali tersenyum. Tangannya mengelus pipi Forth dengan mesra.

" Apa yang membuatmu suka padaku? Selain yang kau sebut tadi?" tanya Beam.

Forth memegang tangan Beam yang berada di pipinya.
" Aku menyukai kepribadianmu, meskipun sedikit alay dan usil.."

" Hey, kau juga usil! Lalu, apa kau akan melupakanku jika bertemu orang lain yang kepribadiannya lebih baik, dan fisiknya lebih bagus dariku?"

" Semoga tidak.. Aku hanya berdoa pada Tuhan agar dititipkan rasa cinta padamu ini lebih lama.." jawab Forth.

Beam semakin berdebar. Pria di hadapannya sekarang benar-benar telah mencuri hatinya. Dengan sedikit keberanian ia mendekat lalu mencium Forth tepat di bibirnya. Forth membalas dengan lumatan yang bernafsu. Keduanya memainkan lidah masing-masing, Forth melepaskan ciumannya ketika ia mulai hampir kehabisan nafas.
Ia membuka pakaiannya dengan terburu-buru, begitupun Beam. Dengan keinginan yang sudah sangat tidak tertahan, mereka menghabiskan malam itu dengan bercinta beberapa ronde.

Berbagai posisi mereka coba. Dari mulai missionaris, gift wrapper, hot seat, spoon, standing dragon, sampai doggy style..

Permainan didominasi oleh Forth yang terlihat masih semangat memaju-mundurkan pinggulnya. Sementara Beam hanya mengerang dengan wajah ditutupi bantal.

" Hey, kau tidak sesak nafas?" Forth mengambil bantal yang menutupi wajah Beam dan melemparnya.

" Ummhh.. Tidak.. Aku malu."

" Malu kenapa?"

" Malu, aku selalu dikerjai olehmu. Aku ingin jadi top.." Beam berbicara dengan nada mendesah.

" Kau ini, sudah terima saja takdir dan nikmati ini.."
Forth semakin mempercepat gerakannya, diakhiri dengan hentakan dan teriakan keduanya. Ini ke 4 kalinya mereka berdua "keluar" .

" Kurasa ini yang terakhir. Aku lelah~"

Forth berbaring di samping Beam. Nafas mereka masih susah diatur.

" Beam, terima kasih untuk malam ini ❤" Forth mengecup kening Beam peuh cinta.

" Sama-sama, Forth.. Lain kali aku..."

" Cukup! Aku tetap jadi seme sampai kapanpun. Titik."

***

Forth-Beam ( Can We?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang