Bab 4 - PERJALANAN

415 12 5
                                    



Pagi – pagi sekali Valerie sudah terlihat di Pavilion yang ada di taman barat. Kali ini tak ada buku ataupun buah persik yang menemani kesunyiannya. Wajahnya terlihat sedih memikirkan nasibnya kelak. Tuan Benjamin yang melihatnya pun langsung menghampirinya.

"Anakku, apa yang sebenarnya kau fikirkan dengan menerima tawaran itu?"

"Memang aku bisa apa Tuan? Seperti yang mereka katakan, aku hanyalah anak haram. Namaku dan ibuku tidak akan tercatat dikeluarga ini, karena aku adalah anak yang tidak seharusnya ada. Selain itu tatapan Yang Mulia membuatku takut. "

"kau tidak boleh berfikir kalau kau tidak seharusnya ada."

"Pergi ataupun tidak pergi, dua – duanya sama - sama neraka. Setidaknya namaku tercatat sebagai pahlawan kerajaan karena mampu menghentikan zaman kegelapan kedua, atau tidak sama sekali". wajahnya kembali murung.

"hahaha... Pahlawan ya?" Benjamin tersenyum, "Yah, setidaknya kau akan bebas dari hinaan mereka dan melangkah menjadi seorang calon Ratu".

"Ratu ya? Hmm...." Valerie memijat kepalanya, "haaah, andai saja aku bisa memerintahkan mereka!".

Senyum di wajah Benjamin langsung berubah menjadi serius secara tiba – tiba, dia menatap dalam – dalam wajah Valerie.

"Anakku sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan denganmu. Ini mengenai keberangkatanmu ke Dark Circle."

"Katakanlah".

Kami akan mengantarkanmu kesana, namun dikarenakan perjanjian dengan Dark Circle kalau Penghuni dunia atas tidak boleh menginjakan kakinya ke dunia bawah, maka kami hanya bisa mengantarkan mu sampai ke perbatasan. Perjalanan dari sini ke perbatasan akan ditempuh selama 2 hari. Selama perjalanan, Aku dan Mavi yang akan menemanimu. Setelah sampai disana, utusan dari Dark Circle akan menunggumu, dari sana kau hanya sendirian. Tapi jangan khawatir, aku akan mengusahakan untuk dapat mengirimkan seorang dari Light Circle untuk menemanimu tinggal disana. Kita akan berangkat Lusa dini hari. Jadi pada hari itu bersiaplah.


**Hari Keberangkatan**

Hari ini Valerie dan rombongannya akan berangkat ke Dark Circle, namun di dalam istana sendiri seperti tidak terlihat ada hal yang special seperti upacara perpisahan atau lainnya, seakan – akan kepergian Valerie merupakan hal yang wajar dan tidak memiliki arti khusus. Selain itu rombongan yang berangkat hanya 5 orang termasuk Valerie, Mavi dan Benjamin dengan tambahan 2 orang pengawal. Yang mengantarkan kepergian Valeria pada hari itu dari Istana hanyalah beberapa pelayan yang cukup dekat dengannya.

"Bahkan Yang Mulia sekalipun tidak akan mengantarkan kepergian seorang penyelamat negeri ini ke luar pintu gerbang istananya ya.... " gumam Valerie.

Mavi tertawa kecil melihat wajah Valerie yang cemberut. Melihat hal itu, Benjamin langsung menyenggol bahu Mavi untuk memperingatkan dirinya untuk tidak tertawa.

"Silahkan masuk ke dalam kereta, Nona". Mavi memberikan tangan nya ke Valerie untuk membantunya masuk ke kereta kuda yang akan membawa mereka selama perjalanan menuju Dark Circle.

Sepanjang perjalanan Valerie hanya terdiam memandang ke luar jendela. Benjamin pun tak tega untuk menegurnya karena mengerti perasaan gadis muda itu. Mavi yang melihat keadaan itu hanya bisa menghela nafasnya. Sambil menatap wajah gadis itu, Mavi pun berkata dalam hatinya,

Pengorbanan diperlukan untuk kesejahteraan sebuah kerajaan. Namun pengorbanan kali ini, sepertinya hanya akan dianggap sebagai "menyingkirkan hama" dari kerajaan. Pahlawan yang tak pernah ada ya? Ku harap akhir yang bahagia menyertaimu, Valerie...

Valerie yang sadar kalau Mavi menatapnya langsung saja memalingkan wajahnya ke arah Mavi, "apa ada yang aneh di wajahku, Panglima? Jangan bilang kau mengasihani aku"

Mendengar kata – kata Valerie, Mavi mengaruk – garuk kepalanya, "Wajahmu terlihat lelah, sebentar lagi kita akan berhenti untuk istirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Penginapan."

"Lelah ya?!" Valerie tertawa kecil,

Mungkin karena hatiku sudah benar – benar lelah dengan keadaan.

Rombongan mereka akhirnya sampai di penginapan, Mavi membawakan tas Valerie ke kamarnya, Mavi melihat Valerie beridiri di sudut kamar memandang ke luar jendela. Kedua tangannya seperti menggenggam erat sebuah benda kecil yang di dekatkan ke dadanya.

"Nona Valerie"

Suara Mavi langsung membuyarkan lamunan gadis muda itu, saking terkejutnya benda kecil yang tadi di tangannya terjatuh. Mavi mencoba mengambilkan benda kecil yang ternyata bros itu, saat dia membungkukkan bandannya ternyata Valerie pun ikut menunduk mencoba untuk mengambil bros miliknya, tangan mereka Saling bersentuhan, secara otomatis kontak matapun terjadi. Langsung saja Valerie berdiri dan menjauhkan tangannya dari Mavi. Mavi pun berdiri dan menyerahkan bros yang sepertinya berbentuk bunga lili itu ke Valerie.

"Sepanjang perjalanan sampai sekarang kau selalu saja menggenggam bros ini, sayang sekali kalau bros cantik itu tidak digunakan dan hanya di pegang saja."

"Bros ini, pemberian bibi Anella pagi tadi"

Anggap saja ini sebagai jimat keberuntunganmu. Ku harap kau bisa menemukan kebahagiaanmu disana

Kata – kata pelayan bernama Anella itu langsung terngiang di ingatannya. Dia pun langsung menatap bros itu dalam - dalam.

"Aku akan memakainya, setibanya aku di Dark Circle", katanya dengan tersenyum.

"Ku harap kau terus tersenyum, karena senyummu begitu cantik", gumam Mavi.

"Anda mengatakan sesuatu?"

Mavi pun langsung berpaling karena malu, "Tidak ada. Tidurlah, besok kita akan berangkat di jam yang sama dengan hari ini", sebelum keluar dari pintu kamar Valerie, Mavi melanjutkan perkataannya, "Dan satu lagi, kata Benjamin kau harus menggunakan Gaun yang sudah di siapkan unukmu besok."

"Terimakasih".

Esoknya saat pagi menjelang perjalanan mereka pun dilanjutkan. Valerie mengenakan Gaun berwarna Pink serta Jubah berwarna putih yang cantik. Wajah Valerie pun tak sesuram sebelumnya. Apalagi saat dia melihat pemandangan dari jendela keretanya. Tentu saja bros itu masih berada di genggaman tanganya. Hal – hal baru yang belum pernah dilihat olehnya membuatnya sedikit bersemangat. Benjamin pun menjelaskan hal – hal baru tersebut dengan sabarnya ke Violet. Dan Mavi terkadang diam – diam menatap wajah Valerie serta menertawakan Valerie karena rasa ingin tahu nya itu.

"Kenapa kau terus saja menertawakanku? Apa salah kalau aku tidak tahu semua itu?"

"Tidak, hanya saja expresimu benar lucu", Kata Mavi sambil menahan tawanya.

"Cukup, Sebentar lagi kita akan sampai di perbatasan, sebaiknya kalian bersiap – siap", tegur Benjamin.

"Dark Circle ya.... "

Ku harap hari ini akan berjalan dengan lancar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CALOUTWhere stories live. Discover now