🌸🍃BAGIAN 1🍃🌸

38.2K 1.5K 13
                                    


"Aku tak butuh banyak orang mengenalku, dikenal oleh Allah saja bahagiaku lebih dari cukup. Aku tak perlu dikenal seluruh penduduk bumi, yang kuinginkan dicemburui oleh para bidadari Syurga."

~Ainaya Adeeva Silmi~

*****

Senja.

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar ungkapan itu?
Indah bukan?

Senja mengingatkan kita tentang sore yang begitu sepi, keindahan yang datang hanya sementara, kenangan yang mulai merasuki pikiran, dan rindu yang kadang jarang berbalas.

Tidak sedikit dari penduduk bumi yang mengagumi ciptaan Allah yang bernama matahari mulai terbenam. Ada yang berhamburan pulang keistananya masing-masing—meninggalkan pekerjaan yang melelahkan.
Tak jarang pula yang masih setia menunggu senja mulai hilang ditelan malam, dengan bergelut kegiatan yang menguasai hari.

Allahu Akbar.. Allahu Akbar..

Lantunan adzan mulai menggema bersahut-sahutan menghiasai pendengaran manusia yang juga dengan setia menunggu kehadirannya.

Yang sibuk biarlah sibuk, yang cinta maka ia akan datang menemui rumah Tuhannya.

Seorang gadis berhijab lebar berjalan memasuki pintu masjid yang megah dengan hiasan ukiran khas Ketimur Tengahan. Pilar-pilar kokoh yang dibalut dengan nuansa coklat tua yang dipadukan dengan putih gading membuat masjid megah ini amat indah.

Rumah Allah. Tempat yang menjadi naungan bagi hamba-hamba yang berkalbu syurgawi dalam titian taqwa, tak ragu melangkah kedalamnya. Namun ragu meninggalkannya. Itulah hamba yang itiba' perilakunya.

Gadis itu meletakan slinbag dan map yang berisi berkas diatas sajadah masjid yang sudah tergelar dengan sempurna.
Lalu ia menyusuri sebuah lorong dimana tempat wudhu wanita yang menjadi tujuannya.

Setelah sholat maghrib telah ia laksanakan ia langsung bergegas untuk pulang kerumahnya dan menunggu bus kota dipinggir jalan sana.

*****

"Assalaamu'alaikum.."

Ucapan salam itu membuat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sedang duduk dikursi taman depan rumahnya mulai menoleh kearah sumber suara disana. Wanita itu terlihat seperti menunggu seseorang,

"Wa'alaikumussalaam.." jawab wanita itu, kemudian diiringi senyum yang hangat, "Syukurlah kamu sudah pulang nak, ummi khawatir, sudah ba'da maghrib gini kamu belum pulang juga." lanjutnya lagi kepada putri tercintanya.

"Maafin Naya ummi, bukan maksud Naya buat ummi khawatir. Tadi busnya agak telat, jadi sampai sore gini deh." Gumam gadis itu dengan tatapan menyesal.

"Iya sayang.. lain kali kalau mau pulang telat telpon ummi atau abi ya, kan bisa dijemput, jadi kami juga ngga khawatir." Jawab umminya dengan penuh pengertian.

"Iyaa umminya Naya yang paling cantik.. besok-besok lagi ngga Naya ulangin deh. Janji." Ucap gadis itu dengan senyum yang mengembang sambil mencium pipi umminya.

"Ya sudah, kamu sudah sholat maghrib kan?" Tanya umminya kembali.

"Tenang ummi, sesibuk apapun in syaa Allah Naya ngga akan lupa kewajiban kok" jawabnya lagi.

Wa'alaikumussalam Makmum [Complete✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang