🌸🍃BAGIAN 4🍃🌸

20.9K 1K 8
                                    

Setelah walimah mereka usai, esok paginya Syam dan keluarganya langsung membawa Naya untuk pulang kerumah Syam, di Jakarta.

Kesepakatan ini sudah dibuat diawal lamarannya. Sangat cepat memang, mengingat Naya adalah Putri tunggal dari Ummi dan Abinya, Naya tak yakin apakah dia bisa hidup tanpa orang tuanya atau tidak.

Dan fakta bahwa sekarang dia sudah bukan milik orang tuanya lagi sepenuhnya, dan sekarang tanggung jawab akan dirinya sudah menjadi beban suaminya dan dia sekarang wajib taat dan patuh pada suaminya. Sejenak Naya menghela napas sambil menyerahkan segala urusannya pada Allah Sang Maha pemilik jiwanya.

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, bukan permainan uji coba. Inilah resiko yang harus Naya ambil, jauh dari orang tua dan mencoba hidup dan belajar mencintai orang baru yang hadir di kehidupannya.

Yaa.. Allah.. Kuatkanlah hatiku, mudahkan segala urusan dunia dan akhiratku..

Batin Naya.

Naya memeluk kedua orang tuanya dengan tetesan air mata yang terus menerus mengalir, disusul dengan Aisyi yang masih dengan setia menunggu dirinya untuk berpisah sejenak setelah baru bertemu beberapa waktu lalu.
Kemudian meminta do'a dan restu orang tuanya dalam rumah tangganya dan juga penyelesaian studinya di Jakarta.

Ya, jarak kampus Naya dan rumah Syam tidak terlalu jauh, menghabiskan kira-kira waktu 15 menit untuk bisa sampai dikampusnya jika tidak macet.
Sebelum menikah, Naya tinggal di asrama kampus, karena sesuatu yang tidak mungkin bisa dijangkau Naya jika dia harus pulang pergi dari Bandung-Jakarta setiap hari.

Hidupnya kini baru dimulai, bersuamikan pengusaha muda berusia 27 tahun yang juga terlahir dari keluarga yang dikenal taat dalam beragama, menjadikan keraguan dihati Naya sedikit berkurang, karena selebihnya Naya belum mengetahui karakter suaminya ini.

Tapi dengan kemantapan hati yang selalu bergantung pada Allah, Naya yakin ia kuat dalam menghadapi masalah rumah tangga.
Bukan hanya belajar menjadi wanita sholeha, kini ia juga harus belajar menjadi istri sholeha..

Bismillah..

*****

Dalam perjalanan menuju Jakarta, tak ada yang sama sekali memulai percakapan. Naya duduk disamping Syam dibelakang supir Syam yang mengemudi. Ayahnya sudah pulang tadi malam setelah acara walimah itu selesai.

Sesampainya dirumah suaminya. Naya turun dari mobil dan disambut langsung oleh Syam untuk menggandengnya.

"Terimakasih.."
Gumam Naya yang masih nampak malu-malu.

Syam hanya mengangguk, tak ada senyum diwajahnya, atau sekedar menatap pun tidak, Syam terkesan dingin pagi ini tidak seperti beberapa waktu yang lalu.

Tanpa permisi, Syam menggenggam jemari Naya untuk membawanya memasuki rumah kediamannya. Genggaman Syam sangat asing bagi Naya, karena sebelumnya Naya tidak pernah disentuh lelaki manapun kecuali saat ia diganggu oleh preman toko malam itu. Itupun lelaki yang saat itu menyentuhnya kini telah sah menjadi suaminya.

Sesampainya diruang tamu, tiga pekerja dirumah Syam yang kini menjadi rumah Naya juga memberikan salam kepada Naya yang kini berkedudukan sebagai majikannya. Setelah berjalan agak jauh dari para pembantunya berdiri tiba-tiba butiran bening kembali terjatuh membasahi pipi Naya. Naya menghentikan langkahnya, dan membuat langkah Syam pun terhenti.

Wa'alaikumussalam Makmum [Complete✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang