Chapter 1

2.7K 216 11
                                    


1


"Hyung"

Pemuda berwajah stoic itu terus melangkah, meninggalkan seorang pemuda lain yang tampak susah payah sejak tadi mengejarnya. Hingga—

Duk

Pemuda pucat yang sejak tadi mengejar pemuda berwajah stoic itu terjatuh, tersandung tali sepatunya sendiri. Ia mengumpat ketika mengetahui kecerobohannya. Seharusnya ia tak menggunakan sepatu bertali kan? Huh—salahkan Ibunya yang lupa belum membelikan sepatu baru untuknya. Hingga terpaksa ia menggunakan sepatu bertali itu.

"Kyuhyun-ah"

Pemuda pucat itu –Kyuhyun, mendongkrak, mendapati teman sebangkunya menatapnya dengan tatapan antara kasihan dan tak paham. Terlihat bodoh dimata Kyuhyun, maka pemuda itu segera berdiri, menepuk celananya yang kotor. Pandangannya mengeruh ketika sudah tak menemukan punggung seorang pemuda yang sejak tadi diikutinya dari rumah.

"Berhentilah mengikutinya seperti itu. Kau persis penguntit tahu!" temannya, yang memiliki tinggi badan berlebihan itu akhirnya angkat bicara. Ia sudah tak bisa mentolerir sikap Kyuhyun pada pemuda stoic yang sudah 5 tahun ini menjadi kakak baru Kyuhyun. Kakak tiri tepatnya.

"Changmin-ah—" Changmin –pemuda tiang listrik itu, mengangkat alisnya, tak bersuara. Ia siap mendengar penuturan Kyuhyun selanjutnya. "—dia hyung-ku" telak, selalu seperti itu. Hingga Changmin kesal sendiri.

"Tapi dia mengabaikanmu!" Changmin meradang. Tapi ketika melihat Kyuhyun menunjukan wajah datarnya, pemuda itu menghela nafas keras, menundukan kepalanya. "Sudah kubilang biar aku saja yang membelikanmu sepatu baru. Sepatu seperti ini kau buang saja" katanya kemudian berjongkok didepan Kyuhyun, mengikat tali sepatu Kyuhyun dengan telaten.

Kyuhyun tersenyum kecil –meninggalkan sejenak wajah datarnya, membiarkan Changmin mengikatkan tali sepatunya –seperti biasanya. "Ibu akan membelikanku sepatu baru" akunya yang disambut dengusan oleh Changmin. "Sampai saat itu—kau harus melakukan ini untukku" lanjutnya.

"Kau kira aku mau melakukannya lagi?" Changmin menengadah, menatap sengit pada sosok Kyuhyun yang tengah menyeringai padanya.

"Mau bertaruh?" tawarnya.

Changmin mendengus, kembali menundukan kepalanya, menalikan tali sepatu Kyuhyun yang sebelahnya. Itu benar, dirinya tetap akan melakukannya –menalikan tali sepatu Kyuhyun. Bukan karena janjinya pada Kyuhyun atau karena apapun, tapi karena itu sudah menjadi kebiasaannya –entah sejak kapan, yang bahkan jika dia tak melakukannya, seperti ada yang kurang. Ya, inilah hidup Shim Changmin.

"Sebaiknya kita cepat atau kita terpaksa harus memanjat pagar"

Kyuhyun menarik lengan Changmin setelah Changmin berdiri. Kemudian dia berjalan cepat bersamaan dengan siswa-siswi lain yang entah sejak kapan sudah berdatangan. Terdengar keluhan dari mulut Changmin mengatakan kalau Kyuhyun-lah penyebab mereka selalu memanjat pagar agar bisa masuk sekolah. Ya, karena Kyuhyun yang selalu mengikuti kakaknya dan berakhir dengan dirinya yang ditinggal dan mematung menatap punggung kakaknya yang menghilang ditikungan menuju sekolahnya. Dan Changmin juga melakukan hal yang sama untuk alasan yang jelas berbeda.

***

Pemuda tampan dengan poni hitam itu masuk kedalam rumahnya dengan enggan –meski itu tak akan terlihat dari wajah datarnya, tapi kita bisa melihatnya dari cara jalannya yang malas –berbeda sekali jika setiap pagi, setiap dirinya harus menghindari adiknya. Hari ini ia lelah sekali, bukan karena mata kuliah yang dilaluinya hari ini adalah yang paling membosankan, tapi karena dirinya selalu saja melihat bocah 'menyebalkan' itu mengikutinya tanpa lelah, memanggil namanya sepanjang jalan, seolah mengejeknya yang terus menerus mengabaikan bocah itu.

My BrotherWhere stories live. Discover now