Smiling Memories

1.2K 130 7
                                    

Disclaimer : Boboiboy masih milik monsta

Warning: parallel world, two dimension, OOC Character, twist plot and others warning that you'll found later..

And then , thanks for your support. And happy reading...

-------

Semua orang yang mengenalnya, memandang Blaze sebagai remaja ceria yang seolah tak pernah berduka. Remaja berhati anak-anak yang selalu mampu tersenyum dan mengundang senyum orang yang melihatnya. Seorang pemuda menggemaskan yang menjadi begitu menyeramkan ketika ia marah. Dan seorang adik yang egois yang tidak pernah tau batasan akan dirinya sendiri. Itu yang mereka katakan tentang dirinya. Dan bukannya Blaze ingin membantah itu semua, karena benar nyatanya kalau sifat-sifat itu adalah bagian dari dirinya. Walau ia juga tak memungkiri ada banyak bagian dari dirinya yang tak pernah diketahui oleh orang lain termasuk orang-orang terdekatnya sekalipun.

"Kau tidak menyukai kuenya?", pertanyaan bernada heran itu membuat Blaze terkesiap di tempat. Ia mengalihkan pandangannya dari kue yang ada di tangannya pada sosok yang mentapnya dengan sebelah alis terangkat heran. "Aneh sekali! Apa kau sakit? Padahal aku sudah susah-susah membuatkan kue ini...."

"Tidak! Aku baik-baik saja kok. Solar tidak perlu khawatir.", ucapnya dengan nada ceria yang biasa. Namun sosok berkacamata jingga itu justru menatapnya dengan pandangan tak percaya. "Aku tidak yakin....."

"Ayolah Solar... Blaze tidak apa-apa. Kau tidak perlu khawatir. Memangnya aku anak kecil apa?", gumamnya dengan nada merajuk. Solar sontak tertawa kecil lalu mengusap kepala anak itu. "Aku hanya bercanda. Kau jangan menangis.."

"Aku tidak menangis!!"

"Ya, katakan itu jika matamu tidak merah seperti sekarang!"

"Mataku memang seperti ini Solar! Aku tidak menangis!!!"

Dan pria berusia 21 tahun itu tertawa semakin keras, melihat respon Blaze yang sungguh menggemaskan ketika marah. Ia bahkan jadi heran, bagian yang mananya yang menyeramkan dari Blaze yang menggemaskan seperti ini? Ahhh... ia jadi ingin mencubit pipinya...

Namun, belum sempat niat itu terlaksana, sebuah lambaian dari seorang pria yang berdiri cukup jauh di belakang Blaze menarik perhatiannya. Pria itu melambai beberapa kali, sambil menunjuk-nunjuk pergelangan tangannya. Dan hanya dengan itu, Solar mengerti apa yang harus dilakukannya, atau lebih tepatnya apa yang bisa ia lakukan selagi anak di hadapannya ini melakukan tugasnya.

"Sudah, sana kembali latihan! Konsermu tinggal beberapa hari lagi kan?", ucap Solar mengingatkan Blaze yang langsung memasang wajah tak mengenakkan. Matanya yang berwarna jingga menatap orange cake di tangannya dengan pandangan tak rela. Solar yang mengerti apa yang ada dipikiran kawan kecilnya itu, langsung meraih kue yang berhiaskan irisan daging jeruk itu, lalu meletakkannya dalam kotak.

"Kau bisa memakannya nanti. Sekarang ayo latihan dulu..."

"Solar kejam...", rajuk Blaze seraya menggembungkan pipi. Meski begitu, ia tetap beranjak dari kursi yang sejak setengah jam lalu menjadi tempat istirahatnya dan menghampiri beberapa staff yang akan membantunya latihan dan menyiapkan konsernya yang akan diadakan dalam waktu dekat. 

"Solar benar-benar memanjakan Blaze ya...", komentar seseorang yang kini sudah berdiri di sebelah Solar. Mendengar suara yang sudah tak asing itu, mau tak mau Solar tertawa kecil lalu mengalihkan iris di balik lensa orange nya pada sepasang iris hijau teduh milik orang di sebelahnya.

"Dia terlalu menggemaskan."

"Menggemaskan apanya?"

"Aww... Aku tidak tau kalau Thorn akan cemburu... Tenang saja, Thorn tetap akan jadi kakak kesayanganku kok!"

TegamiWhere stories live. Discover now