Bela berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputannya. Beberapa menit ia sudah menunggu, akhirnya mobil yang sedari tadi ia tunggu pun datang.
Kaca mobil itu terbuka, terlihat Pak Udin dibalik kaca itu. Bela langsung masuk kedalam mobil. Dan Pak Udin langsung melajukan mobil itu.
Sudah setengah jam Bela dijalan karena terjebak macet, tapi akhirnya, Bela sampai juga di rumahnya. Bela turun dari mobil, ia menghampiri Omanya yang sedang meneguk segelas teh hangat serta ditemani beberapa kue gula kesukaan Oma.
"Oma", panggil Bela. Oma melirik ke arah Bela, lalu tersenyum.
"Iya sayang. Ganti baju dulu sana", suruh Oma. Bela tersenyum, lalu berjalan menuju kamarnya dilantai dua. Bela meletakkan tasnya di kursi, ia melepas sepatunya lalu rebahan sejenak setelah itu mengganti seragamnya, dengan setelan rumah yang sangat nyaman.
Bela duduk diatas ranjangnya, ia pun mengambil satu novel untuk dibaca. Satu novel kesukaannya. Bela mulai membaca novelnya dar halaman 1 sampai halaman 10. Tapi, kegiatan Bela saat itu terhenti saat suara ketukan pintu harus membuatnya beranjak dari kasurnya ini.
Bela membuka pintu kamarnya, ternyata, Gisel. Gisel tersenyum ke arah Bela, sambil membawa beberapa kue untuk Bela.
"Masuk", ucap Bela datar. Gisel masuk kedalam kamar Bela. Ruangan yang selama ini menjadi tempat ternyaman Bela.
Bela duduk di ranjang dan kembali melanjutkan untuk membaca buku, tanpa menghiraukan Gisel yang entah akan duduk dimana. Gisel duduk disebelah Bela, dan memperlihatkan wajah murungnya.
"Bel, sory", ucap Gisel. Bela menoleh ke arah Gisel.
"Untuk?", tanya Bela.
Gisel menarik nafasnya, lalu "Sory, selama gue jadi anggota osis, gue jarang ada waktu buat lo kayak dulu", ucap Gisel. Bela masih tak menoleh. Gisel menggenggam tangan sahabatnya itu. "Bel, jawab gue", mohon Gisel.
Bela meletakkan buku novelnya disebelahnya, lalu ia memeluk erat Gisel. "Santai aja kali. Gue cuma kangen banget sama lo", ucap Bela.
Gisel membalas pelukan Bela.
"Ke Mall yuk? Hari ini gue yang traktir deh", ucap Gisel. Mendengar kata itu, Bela langsung lompat dari tempat tidurnya, dan mengganti pakaiannya.
Bela sudah siap, dengab style nya yang kekinian. Ia menggandeng tangan Gisel untuk segera berangkat.
Bela pamit kepada Oma dan Opanya. Ia berangkat menggunakan mobil Gisel.Beberapa menit kemudian, mereka sampai disebuah Mall besar di Jakarta. Bela turun dari mobil, ia berjalan masuk kedalam Mall, disusul oleh Gisel dibelakangnya.
Mereka menghabiskan waktu bersama sampai sore hari. Saat Bela mulai lelah, Gisel pun memutuskan untuk mengantar Bela pulang.
Tak ketinggalan pula, mereka juga masih asik gila gilaan dimobil saat lagu kesukaan mereka diputar. Satu jam mereka diperjalan karena terjebak macet, akhirnya sampai dirumah Bela.
Bela memeluk Gisel erat, lalu turun dari mobil, dan melambaikan tangan pada mobil Gisel yang telah melaju. Bela masuk kedalam rumahnya, ada Opa yang sedang duduk diruang tamu sedang membaca majalah, ditemani oleh segelas teh hangat dimeja.
"Opa ngapain?", tanya Bela.
Opa menoleh ke arah Bela, "Ini lagi liat liat berita dikoran", jawab Opa.
Bela berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat, karena hari ini ia sangat lelah. Bela merebahkan badannya diranjang. Tak sampai 10 menit. Bela tertidur dengan lelap.
***
Bela berjalan menuju gerbang sekolah, ia datang terlalu pagi hari ini. Entah apa yang membuat gadis itu semangat kesekolah. Disekolah masih agak sepi, hanya ada anak anak rajin yang datang di jam jam segini.
