Lost and Found - Apartement

38.5K 1K 7
                                    

Sesuatu yang dianggap sepele dan tak berharga justru akan bernilai disuatu hari nanti

Di apartemen yang luas itu, clara hanya terpaku memandangi ruangan beserta interiornya, dengan dinding yang bercat warna putih, hitam dan abu-abu terkesan manly, diruang tamu berjejer sofa berwarna hitam beludru, didindingnyapun sudah tersedia tv LED 32 inc bertengger rapih didinding.

Disudut pojok kanan terdapat meja bar, yang diperuntukan untuk minum karena di rak-rak nya terdapat botol-botol brandy, entah apa itu namanya yang jelas banyak sekali botol-botol dan beer berjejer ditempatnya munurut Clara sangat pas dipandang.

Tak jauh dari tempat meja bar itu ada dapur, dengan kitchen set dengan nuansa metalik sangat cocok sekali dengan ruangan sekitar, dengan padu padan di sekitar ruangannya.

Dengan ruangan ukuran yang cukup luas, Clara berjalan menuju kamar yang katanya itu untuknya. Clara tertegun melihat kamarnya yang sangat luas sekali dengan ornamen putih yang sangat bersih, ditengah-tengahnyapun ada tempat tidur dengan ukuran king size di dalamnya pula terdapat kamar mandi yang nyaman dengan jajuzi yang besar. Clara hanya diam seraya berjalan-jalan dikamarnya. Matanya memandang kagum dan selalu melirik kesemua penjuru ruangan itu. Clara meraba tempat tidurnya. Ia duduk diatas ranjang dengan perasaan gamang dan menerka-nerka, apakah dirinya dulu tinggal bersama di apartemen Devan? Atau sudah berapa lama hubungan antara dirinya dan Devan terjalin.

Clara keluar dari kamarnya. Ia berjalan hingga tanpa terasa Clara mendekati pintu yang sedikit terbuka, Clara membuka pintu itu dan matanya terbelalak terkejut karena didalam ruangan tersebut terdapat buku-buku yang menjuntai hingga langit-langit ruangan itu. Di sini pasti ruangan kerjanya Devan, pikir clara, karena didalam ruangan tersebut terdapat meja kerja yang diapit dengan rak-rak buku yang tinggi disekitarnya.

Sementara dipojok ruangan itu juga terdapat sofa santai berwarna merah menyala. Clara berjalan diantara rak-rak buku, rak buku itu terdapat berbagai bahasa dari mulai Prancis hingga Jerman. Clara terus melihat-lihat tumpukan buku yang tebal, mata Clara tertuju dan berhenti ditumpukan beberapa novel, ia pun mengambil yang menurutnya enak untuk dibaca dengan membaca judul dan sinopsisnya terlebih dahulu.

Setelah memilih dan mengambil satu novel romance, Clara duduk disofa santai yang berada dipojok ruangan tersebut, tak terasa Clara hanyut dalam bacaan hingga tertidur pulas dengan pakaian yang sama dari rumah sakit kemeja putih polos dan rok mengembang sebatas betis berwarna pink, dengan posisi masih telungkup menindih buku novel yang dibacanya tadi.

***

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Devan pulang dari kantor dan sebelum pulang dia membeli makanan restoran yang sama saat rapat terakhir dengan klien untuk Clara, karena Clara masih hilang ingatan jadi Devan pikir mungkin Clara lupa semuanya termasuk masak, mungkin.

Devan memasuki apartemennya. Devan menekan tombol kunci apartemennya, tidak lama kemudian pintu itu terbuka, hal pertama yang dilihat dari ruangannya itu hanya ada kegelapan, mungkin Clara tidak tau saklar lampunya pikir Devan.

Devan menyalakan lampu ruang tamu yang berada di samping pintu masuk, kantong kresek restoran yang ia bawapun ditaruh di atas meja ruang tamu, setelah menyalakan lampu Devan melangkah menuju kamar Clara. Clara udh tidur? Devan mencari sosok wanita itu di kamar. Namun nihil, meski di dalam kegelapan sekalipun, Devan tau kamar itu kosong tak berpenghuni karena ada sedikit cahaya dari balkon kamar itu. Devan terus mencari kepenjuru ruangan lainnya, nihil. Tak ada siapapun dari dapur hingga taman belakang yang berada diatap, tetap saja nihil tidsk ada keberadaan Clara.

Devan panik apa Clara keluar dari apartemennya terus tersesat dan lupa jalan pulangnya. Oh tidak! Devan terus berlari kepenjuru ruangan, hingga yang terakhir ia mengecek di ruang kerjanya. Devan segera membuka pintu ruang kerjanya. Pintu itu terbuka dengan cepat, ia melihat sekelilingnya dan melihatnya tepatnya di pojok ruangan itu ada wanita yang sedang telungkup di sofa santai dengan rambut coklatnya yang menutupi kepalanya, sedangkan roknya pun sudah terangkat hingga sepaha.

Devan terpaku sesaat memperhatikan Clara. Sebelum membereskan dan menyingkap rambut coklat panjang Clara ketelinganya, Devan membenarkan tidur Clara terlebih dahulu dari telungkup hingga terlentang di sofa, buku yang dibaca Clara juga Devan pindahkan ke nakas dekat sofa.

"Cantik! Kamu sangat cantik." gumam Devan dan tangannya mengelus pipi mulusnya itu, bahkan tak ada bekas jerawat atau bekas luka lainnya, matanya masih tertuju ke bibir tipis alami Clara. Kepala Devan mendekat terus mendekat dan bibir Devan menyentuh sekilas dengan pelan supaya Clara tak terbangun dari tidurnya. Devan menjauhkan bibirnya dari bibir Clara.

Devan bangkit dan akan siap mengendong Clara dengan gata bride style. Devan membawa Clara untuk ditidurkan kekamarnya,

Sesampai diranjang king size berwarna putih itu, Devan membaringkan tubuh Clara dengan pelan, hingga Devan terduduk disamping Clara yang tertidur pulas. Devan terus memandang wajah cantik Clara tak berkedip, tangannya menyentuh kepala Clara dengan lembut.

Tanpa terasa Devan larut dalam wajah Clara hingga tertidur lelap disamping Clara.

***

Sorry part ini monoton banget yah, ternyata susahnya minta ampun nulis tuh yah,, salut aku sama semua penulis, semoga aku juga bisa, Cemungut45 😊😊😊

Next yah..

***

Salam Hangat

(Wanda Niel)
IG : wanda_niel25

Lost and Found (Terjebak) ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang