16

136K 15.7K 2.1K
                                    

"Hah?" ekspresi gue kini gak mengenakkan.

Kak Taeyong kayak cuma natap gue dengan ekspresi biasanya tanpa ada ekspresi sama sekali.

"Gue nyaman hidup sama lo." ujar Kak Taeyong.

Gue masih terdiam dengan ekspresi kaget gue menatap manik mata Kak Taeyong.

"Astaga... Gue nyaman hidup sama lo Wi." ujar Kak Taeyong.

"Ulang. sekaliii aja!" Pinta gue yang gak bisa menahan senyum. Kak Taeyong hanya menghembuskan nafasnya dan,

"gue sayang sama lo."

Gue makin di buat terdiam oleh kak Taeyong. Kak Taeyong pun memalingkan pandangannya dari mata gue dan dia membenarkan posisi Echa yang ada di atas pahanya.

"serius?" Tanya gue dengan nada rendah.

Gue liat Kak Taeyong taeyong sambil gendong Echa ngambil kasur palembang kecil dan dia gelar di ruang tengah. Dia pun nidurin Echa disitu setelah itu dia duduk di samping gue.

"Perlu gue ulang?" tanyanya yang hendak bersandar di bantal yang dia bawa dari kamar setelah mengambil kasur palembang tadi.

"Lo lagi ngegombal ya?" tanya gue dengan nada bercanda.

Kak Taeyong pun senyum tipis dan menepuk sisi dadanya mengisyaratkan gue untuk tidur di dada kirinya. Gue rasa orang ini udah gila!

"sini." katanya.

Gue melotot dan menggelengkan kepalanya gue dengan cepat, menolak suruhan dia untuk tidur di dadanya. Gila aja bisa-bisa gue baper sama sikap dia yang tiba-tiba berubah, yang awalnya dingin dan dingin.

Kak Taeyong pun menarik tangan gue dengan cepat sehingga mau gak mau gue bener-bener terjatuh ke atas dadanya. Ia membenarkan posisinya dan memeluk gue sambil mainin poni gue yang nutupin wajah gue.

 Ia membenarkan posisinya dan memeluk gue sambil mainin poni gue yang nutupin wajah gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah begini aja, biar nyaman."

"Kak—"

"—Sht, diem, gue mau tidur."

Wiona menatap wajah tenang Taeyong yang masih terlihat jelas kalau dia belum tidur karena tangan Taeyong belum bisa berhenti menyisir pelan rambut Wiona.

"Soal kita di jodohin, kenapa lo nerima begitu aja?" Tanya Wiona dengan suara pelan.

"Gatau." Balas Taeyong.

"Menurut gue, lo itu nyia-nyiain masa muda lo. Lo ganteng, cari pacar gampang, lo kapten, lo pinter dan lo punya gebetan. Tapi lo dengan mudah nerima perjodohan konyol ini. Gak abis pikir gue." Oceh Wiona.

Terpaksa nikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang