22

118K 13.2K 896
                                    

Memang ternyata badan Wiona menjadi tidak enak sepulang dari acara prom night angkatannya Taeyong. Wiona memilih untuk memulihkan badannya dengan meminum teh hangat sambil menonton serial Netflix di TV dengan selimut yang membungkus tubuhnya layak bedong bayi. Hari itu sudah hampir jam setengah satu pagi. Wiona bisa wajarkan jika Taeyong pulang telat. Judulnya saja prom night toh.

Tiba-tiba telinga Wiona di buat sedikit sensitif ketika mendengar suara mesin mobil dari luar rumahnya. Tadinya Wiona ingin mengecek dari jendela, tapi nyalinya kecil karena pikirannya sudah jauh dari dunia nyata.

Jika saja Rose tidak pulang duluan Wiona tidak akan setakut ini. Wiona jujur saja sangat takut dengan malam hari, apalagi di luar rumah. Bukan karena hantunya, tapi gelap dan sepi. Dia bisa berpikir kalau malam-malam keluar rumah dalam keadaan sepi, bisa saja dia di culik seseorang dan di bawanya ke alam lain. Memang kejauhan pikiran Wiona.
Wiona pun menyalakan lampu ruang tamu—yang sengaja ia matikan untuk menambah sensasi menonton serial Netflix agar seperti di bioskop.

Suara pagar rumahnya terbuka terdengar. Namun, Wiona tetap bertekad untuk tidak bangun dari duduknya dan tetap melanjutkan menonton. Wiona sesekali melirik ke arah pintu masuk yang tidak dia kunci.

"Aduh siapa sih itu? Kak Taeyong? Masa iya biasanya dia langsung masuk kok..." Gumam Wiona pada dirinya sendiri yang tanpa sadar ia meremas selimutnya.

Teng teng teng...

Bahkan belnya di tekan. Itu bukan Taeyong.

Mau bagaimana pun dia harus mengecek siapa orang di luar. Ketika Wiona sudah sampai di dekat pintu, terdengar bisingan dari luar yang ternyata tidak hanya satu orang. Wiona pun membuka kunci pintu.

"Iya, siapa?"

Wiona melotot sejadi-jadinya. Bukan karena kondisi Taeyong yang terlihat jelas sedang mabuk. Melainkan teman-teman Taeyong yang berekspresi sama sepertinya. Wiona harus beralasan seperti apa lagi. Masalahnya banyak foto-foto waktu mereka menikah di rumah ini.

"WIONA?! LO NGAPAIN DI RUMAH TAEYONG MALAM-MALAM?!"

Wiona bungkam. Bibirnya tidak bisa terbuka. Wajahnya sudah memerah. Johnny yang bertanya tadi, memilih mengacuhkan pertanyaan untuk memprioritaskan Taeyong agar dia tidur dulu di kasurnya karena kasian Yuta dan Ten yang keberatan.

Namun Wiona mengalangi jalannya. Johnny mengerutkan dahinya, "misi ya Wiona ini Taeyongnya kasian udah mabok banget."

"Gue bawa dia sendiri ke dalem gapapa kok Kak—"

"—Lo mau kita pulang gitu aja? Kita butuh penjelasan loh." Johnny memotong kalimat Wiona.

Wiona akhirnya bungkam dan Johnny meminggirkan Wiona. Johnny mendahului Yuta dan Ten. Matanya tidak bisa lepas dari pemandangan di rumah yang tidak terlalu besar ini.

"Kamar Taeyong yang mana?" Tanya Ten kepada Wiona.

"Itu yang di samping lo." Balas Wiona.

Johnny bersama dengan Yuta dan Ten yang dengan cepat melempar Taeyong ke atas kasur langsung melirik satu sama lain. Mereka menyapu pandangannya ke seluruh sudut kamar Taeyong.

"Jadi ini rumah siapa sebenarnya?" Tanya Yuta.

Johnny menyilangkan tangannya dan menjawab, "lo liat foto-foto di ruang tamu tadi gak?"

"Nggak. Gue gak fokus tadi cuma pengen buru-buru naro Taeyong dulu. Kenapa emang?" Kata Ten sambil merenggangkan tangannya.

"Ada foto orang nikah. Pikiran gue agak kejauhan... Tapi pasti kalian punya pemikiran yang sama kan kayak gue?" Johnny menyuara dengan wajah khawatirnya. Ten dan Yuta saling melirik satu sama lain.

Terpaksa nikahWhere stories live. Discover now