30

52.6K 4.3K 327
                                    

Sebenarnya Freddy yang mengajukan keluhan kepada kepolisian tingkat Provinsi atas kasus pembunuhan di keluarga Rayyandra dan dugaan suap di kantor kepolisian tingkat kota daerah itu. Dan pengajuan keluhan itu sendiri sudah dilakukan beberapa hari sebelum keberangkatan Alan. Itu sebabnya para mata-mata dalam rumah besar keluarga Rayyandra tidak ada yang mengetahui. Karena Alan memang tidak menghubungi siapapun. Baru tadi pagi Alan mendapat surat di kantor dari kepolisian tingkat Provinsi yang menjelaskan tentang hal-hal yang sudah Alan ceritakan pada keluarganya.

Selain Alan yang mendapat surat, Freddy juga. Dia diminta ikut serta dalam penyelidikan karena Alan membuat laporan tersebut sebagai Alan Prayoga yang tinggal di wilayah Freddy bertugas.

Sekarang Freddy sedang dalam perjalanan menuju kota kelahiran Alan. Dia sengaja tidak ikut dalam rombongan tim polisi dari kepolisian tingkat Provinsi karena dia berangkat bersama istrinya. Ratna ikut serta karena dia merupakan bagian dari rencana Alan. Tentu saja Freddy merasa amat senang karena dia tetap bisa tidur nyaman dalam pelukan istrinya selama bertugas. Anggap saja seperti bulan madu kedua.

"Darl, kenapa?" tanya Freddy tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya. Ratna terlihat sangat gelisah setelah menutup telepon.

"Juan sakit."

"Demam?" tanya Freddy lagi.

"Iya. Pasti karena main hujan-hujanan dua hari yang lalu." Jelas Ratna masih dengan gelisah.

Freddy ingat kejadian itu. Juan menangis keras karena dilarang mandi hujan. Bocah dua setengah tahun itu mulai meminta banyak hal untuk memenuhi rasa penasarannya. Akhirnya mereka menyerah dan mengijinkan Juan mandi sebentar.

"Pasti hanya demam biasa karena dia tidak pernah kehujanan sebelumnya." Freddy berkata. "Daya tahan tubuhnya akan semakin kuat setelah dia lebih sering terkena hujan."

"Aku tidak akan mengijinkan Juan mandi hujan lagi." Nada suara Ratna terdengar begitu protektif.

Freddy terkekeh. "Ayolah, Ma. Anakmu tidak akan tumbang hanya karena air dari langit. Dia memiliki tubuh yang kuat seperti Papanya."

"Tapi buktinya saat ini dia sakit." Sekarang suara Ratna sedikit bergetar

Freddy menarik kepala Ratna dengan satu tangan lalu mengecup puncak kepala istrinya, sementara tangannya yang lain masih bertengger di kemudi mobil.

"Percayalah. Juan adalah anak yang tangguh. Besok pasti dia sudah asyik bermain dengan Kirana." Freddy tahu nama itu pasti akan mengalihkan perhatian sang istri dari kondisi Juan.

Ratna memberikan tatapan tidak suka ke arah Freddy. "Apa kau juga mulai setuju dengan keinginan gila Papa Jeremy?"

Freddy menahan senyum. "Aku berkata begitu karena Juan dan Kirana memang akrab. Tidak ada maksud lain."

"Sudahlah, aku tidak suka membahas bocah perempuan itu. Di mataku dia terlihat mirip ibunya."

"Jangan—"

"Tidak perlu menceramahiku. Aku berhak memiliki penilaian sendiri terhadap seseorang." Tegas Ratna.

"Ah, baiklah." Freddy mendesah dramatis. "Aku bisa apa kalau kau sudah menggunakan nada itu. Kalau aku tetap mendebatmu, aku bisa kehilangan jatah malam ini."

Raut wajah Ratna yang semula terlihat kesal perlahan berubah. Awalnya hanya senyuman yang tertahan hingga akhirnya wanita itu terkikik geli. Dia lalu merebahkan kepala di bahu suaminya dengan manja.

Sisa perjalanan mereka habiskan dalam diam, membiarkan suara lembut musik mengalun di antara mereka.

***

The Guy and Little Girl (TAMAT)Where stories live. Discover now