Chapter 6

1.8K 252 30
                                    

Karena takdir tak pernah sama dengan mimpi..

-----------

"Aish.. baiklah.. terserah kau saja hyung.. ah hyung, mianhae.. kita lanjutkan obrolannya nanti. Busku sudah datang."

"Eoh? Baiklah. Berhati hatilah kelinci nakal! Jaga kesehatanmu. Tunggu hyung besok. Arrachie??"

"Ne hyung. Sampai jumpa!"

Mendapati busnya telah datang, Jungkook bergegas mematikan sambungan teleponnya dengan Yoongi lantas naik ke dalam Bus.

Perjalanan menuju rumahnya dari sekolah memang cukup jauh, mengingat tempat ia tinggal berada di daerah pedesaan pada kawasan puncak. Bus hanya akan mengantarkannya sampai pemberhentian terakhir yang ada sebelum memasuki jalanan hutan. Selanjutnya ia harus menempuh perjalanan bersama ayahnya yang memang selalu meluangkan waktu untuk menjemputnya dengan sebuah motor tua.

"Appa! Kau sudah lama??" Sapa Jungkook pada sang ayah yang ternyata telah menunggunya di pemberhentian bus terakhir. Anak itu langsung mencium punggung tangan ayahnya seperti yang biasa ia lakukan setiap hari.

Jeon Sang Woo tersenyum sembari mengusak lembut puncak kepala Jungkook saat menerima sikap santun dari anak bungsunya itu. Tidaklah mudah mendidik seorang anak menjadi sosok yang dewasa, terlebih dalam kondisi keluarga yang tak seberuntung orang lain. Jeon Sang Woo tentu patut bersyukur karena Jungkook tergolong anak yang penurut dan mandiri.

"Appa, boleh tidak aku menemui eomma?? Beritahu aku dimana pabrik itu, Appa..." Tanya Jungkook, dalam posisinya duduk dibelakang ayahnya yang mulai melajukan motor.

Tak menanggapi pertanyaan sang anak, Jeon Sang Woo memilih bungkam dan tetap fokus mengendarai motornya. Jungkook sedikit tersadar pada sikap ayahnya yang tak pernah mau memberitahukan alamat pabrik tempat ibunya bekerja. Bukanlah kali pertama sang ayah hanya akan diam saat dirinya menanyakan hal itu. Tak mau membuat ayahnya tersinggung, Jungkook mengurungkan niatannya untuk bertanya.

Rumah hunian sederhana milik keluarga Jeon Sang Woo tidaklah mewah dan besar. Namun kenyataannya sangat terasa sepi jika hanya dihuni dua orang, karena wanita satu satunya yang tinggal di rumah itu hanya akan pulang satu bulan sekali.

"Hari ini Appa tidak memasak." Ucap Jeon Sang Woo sesaat setelah mereka sampai di rumah. Pria itu melepas jaket lusuhnya lantas meletakkannya sembarang di atas kursi.

"Eoh? Gwaenchanna Appa.. tadi aku sudah makan di sekolah" Balas Jungkook, berbohong. Namja itu langsung masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian. Hanya selang beberapa menit, ia kembali keluar dan mendapati sang ayah tengah berada di luar rumah untuk membelah batangan kayu besar.

"Appa, kau sudah makan? Biar aku buatkan sesuatu untukmu." Tawar Jungkook di ambang pintu, berhasil membuat Jeon Sang Woo menoleh dan menghentikan kegiatannya.

"Kau siapkan saja untuk makan malam kita. Tadi Appa juga sudah makan." Jungkook tersenyum mendengar jawaban ayahnya. Ia pun dengan senang hati beranjak menuju dapur untuk memasak apapun sesuai dengan persediaan bahan pangan yang ada.

--

--

Jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Bukannya berusaha terpejam dan mengejar bunga tidur, Jungkook malah masih disibukkan dengan tugas sekolahnya yang tak kunjung selesai. Merasa jenuh berada di kamar, namja itu berinisiatif untuk mengerjakan PR nya di ruang tamu.

STRANGE!!! [YoonKook-Mystery/Thriller]Where stories live. Discover now