Oyassan Galore : 1

5.5K 250 18
                                    

"Kau mungkin tidak tertarik dengan perang, tetapi perang justru tertarik padamu"-leon

Ruang konferensi siang itu dipenuhi oleh lebih banyak ketegangan dari biasanya. Suara bisikan halus akibat percakapan kecil di antara para pejabat kepolisian yang biasanya membuat diskusi kecil saat rapat pun tak terdengar, dan hal itu sama sekali tidak membantu udara kaku yang mengambang, menyelubungi setiap sudut ruangan.

Kageyama bisa merasakan es-es imajiner yang merambat perlahan, dari lantai porselen ruangan yang dilapisi karpet merah, merambat hingga dinding putih bersih—yang baru saja memperbarui catnya kemarin, dilihat dari baunya yang menyengat—kemudian pada hadirin rapat, dan pada akhirnya, es itu menyelimuti segala sesuatu di ruangan megah tersebut.

Dingin. Sosok yang mengepalai kantor Keishichou, atau dalam bahasa asing disebut sebagai Tokyo Metropolitan Police Departement, tak bisa merasakan apapun kecuali dingin, meski pada kenyataannya sama sekali tak ada es yang memenuhi seluruh penjuru ruangan seperti imajinasinya tadi. Bahkan AC pun tak terlihat dinyalakan. Sensasi yang membuat bulu kuduknya berdiri itu didapatnya dari tebalnya kabut keseriusan dan ketegangan di sana.

Seluruh sorot mata tertuju pada Keisatsu-chou Choukan (Jendral Komisioner)—yaitu pemegang jabatan tertinggi bagi seorang petugas kepolisian di Jepang—bernama Ushijima Wakatoshi di balik podium pada tengah ruangan, sedang melakukan briefingmengenai keadaan kacau yang tengah melanda Jepang dengan seragam polisi yang dipakai rapi, tubuh tegap dan tinggi semampai, serta garis wajah yang tegas. Sekilas penampilannya terlihat seperti biasanya, tapi Kageyama merasa bahwa dia sedikit lebih serius. Kemampuan mengamatinya yang hebat membuat Kageyama mencatat perubahan pada gaya bicara Ushijima, karena kalimat yang biasanya meluncur dengan tenang dan lambat kini terdengar diucapkan lebih cepat.

Seolah dia merasa… senang. Seperti seekor elang yang baru saja menemukan mangsa terlezat di dunia ini.

Mengerikan. Kageyama merasakan dirinya bergidik ngeri. Ushijima sama sekali tak menyembunyikan hawa predatornya.

Satu-satunya suara yang menginterupsi sang jendral berasal dari kamera-kamera di tangan para pemburu berita yang sekian detik sekali menangkap dan memotret apapun yang terjadi selama konferensi berlangsung. Selain itu, semuanya bungkam, menutup mulut rapat-rapat. Setiap dari mereka tahu bahwa ini bukanlah saatnya untuk bermalas-malas.

Jepang berada dalam status siaga.

Bukan karena perang dengan negara lain, bukan karena wabah atau bencana.

Namun, tidak lain adalah karena mafia yang menetap, berkembang, dan menambah jumlah di negara mereka sendiri.

Mafia yang hanya bisa dijumpai di Jepang—yakuza.

"Sejak dua bulan yang lalu, pemerintah telah menetapkan status siaga untuk Jepang," Ushijima menyatakan dengan suara beratnya yang lantang, beberapa mikrofon yang ditempatkan di hadapan mulutnya membuat suaranya berhasil terdengar oleh semua hadirin. "Seperti yang kalian ketahui, semua kekacauan ini disebabkan oleh kelompok kriminal yang biasanya kita biarkan berkeliaran dan berbuat sesuka mereka begitu saja—yakuza. Atau, sebagian orang menyebut mereka gokudou."

Ushijima berhenti sejenak. Kilatan-kilatan cahaya kamera segera membanjiri sosok tegapnya. Dia sama sekali tak terlihat terganggu dengan itu, dan melanjutkan.

"Selama ini, memang sulit untuk menangkap mereka karena hukum kita tak mendekati hukum milik negara-negara Barat seperti Inggris, yang memberikan penegasan penuh terhadap individu atau kelompok pelaku tindakan kriminal. Yakuza terkenal sebagai kriminal dari Jepang yang dengan sombongnya berdiri bebas di atas hukum-hukum kita. Tapi, bukan berarti kita harus menyerah menangkap mereka, seperti yang selalu kita lakukan. Akibatnya adalah… kejadian seperti ini."

 [KageHina] Oyassan GaloreWhere stories live. Discover now