Sebuah Jawaban

1.1K 19 7
                                    

“Selamat siang Angel ! Semoga saja meja nomor 7 ini memberimu keberuntungan.” Ujar Vivilia, menatapku dengan tajam. Aku seakan membeku dilihatnya dengan tatapan seperti itu.

Vivilia, kenapa kau datang ? Seharusnya kau jangan datang.

Sial ! Apa yang harus kulakukan sekarang ? Aku memang ada beberapa ide sih agar Vivilia tidak menanyakan pertanyaan laknat itu.

“Vivilia, aku sedang sibuk. Aku disuruh papa untuk mengantar Sesilia dan Sisilia dari Frankfrut School. Dan soal pertanyaan itu lupakan saja. Dadaaaah.”

Haha aku akan berkata seperti itu.

Tapi sekarang kan hari minggu ? Mana mungkin aku beralasan seperti itu ? Ayo coba cari alasan lain.

“Vivilia, aku kemarin habis kecelakaan. Aku amnesia, aku tak dapat mengingat apa-apa. Soal pertanyaan itu lupakan saja.Aduh kepalaku pusing.”

Baiklah, agar aksi ini sempurna aku akan memegang pelipis kepalaku seolah-olah pikiranku sedang terguncang.

Tapi Vivilia tidak sebodoh itu kan ? Kalau aku kecelakaan dan mengalami amnesia mana mungkin aku ada disini ? Dan mana mungkin aku dapat mengingat Vivilia ? Aduh, bodoh ! Ayo cari alasan lain !

“Vivilia, sebenarnya hari ini aku sedang demam tinggi. Jadi kumohon, jangan menanyakan sesuatu yang aneh-aneh.”

Ide bagus ! Biar semakin sempurna, tak lama kemudian aku akan pura-pura pingsan. Hahahahaha Angel, ternyata kau begitu cerdas. Brilliant !

Ayo Vivilia, aku sudah siap ! Kekekeke

“Kau tidak lupa kan dengan janjimu ?” Ujar Vivilia sembari memegang cangkir cappuchinonya.

Sial ! Gadis ini tak punya basa-basi sedikitpun ! Tapi tenang saja, aku sudah punya ide cemerlang. Jadi tak perlu khawatir.

Aku mengangguk.

“Apa perlu ku ulang pertanyaanku kemarin ? Takutnya kau kemarin habis kecelakaan dan kau amnesia sekarang.” Ujarnya, lalu tertawa.

Sial ! Kenapa dia mengatakan seperti itu ? Itu kan salah satu dari ideku ? Apakah dia mencuri ideku lalu sengaja mengatakan didepanku ? Tenang Angel, tak boleh panik. Kuncinya adalah tenang dan rileks.

“Terserah kau sajalah.” Ujarku sembari bertingkah laku misterius. Ini sih hanya akal-akalan saja, biar aku sekali-kali dipandang gadis yang keren olehnya. Aku bosan selalu dianggap gadis yang bodoh.

Vivilia tersenyum.

Sial ! Kenapa dia tersenyum seperti itu ? Aku sangat tidak menyukai senyumannya ! Bukan aku benci terhadap Vivilia, tetapi senyumnya itu mengandung sejuta arti yang membuat tubuhku membeku seketika. Senyum yang dijamin mujarab untuk menghancurkan mental siapapun.

Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang