16. Kumohon Lepaskan Aku!!✔

2.1K 120 3
                                    

Clara

Malam ini terasa mencekam, aku menggigil ketakutan di balik selimut tebalku. Aroma pengharum ruangan yang wangi semerbak berubah dengan bau busuk mencuar hingga menusuk rongga hidungku, tokek mati atau bangkai ayam. Aku tak tahu pasti ini bau apa. Tapi demi apapun juga, aku ingin muntah mencium bau ini.

Sungguh, aku ingin berhambur keluar dari kamarku dan membuka kamar budhe. Tapi itu sia-sia, kamar budhe terkunci. Iya.. tadi aku sudah melakukannya, dan parahnya aku dikejar oleh sosok gadis dengan pakaian hitam-putih berambut panjang, hitam, lurus terawat. Badannya basah kuyup, ia menggigil kedinginan. Gemeretak giginya yang beradu berhasil membuatku merinding dan berteriak sekencangnya, berharap jika tetanggaku berdatangan melihat apa yang terjadi padaku sekarang. Tapi hingga kini aku tak mendengar tetanggaku berdatangan.

Prank!!

Sial! Suara pecahan kaca itu lagi. Aku rasa yang melakukannya adalah si jingga, ia mulai mengelabuhiku dengan melempar kaca jendelaku menggunakan bulatan kertas. Yang ia mau aku keluar dari balik selimutku ini, agar ia bisa membuat aku tertekan dengan caranya ini.

Sreek..sreek..

Kudengar lagi suara langkah kaki perempuan berbaju hitam-putih tadi. Suara itu semakin mendekat ke tubuhku. Kueratkan peganganku pada selimut, berusaha mempertahankan persembunyianku. Berjaga-jaga si jingga menarik selimutku. Aku takut. Jantungku berdegub sangat cepat, dan tiba-tiba suara itu menghilang.

Kuintip lewat celah selimut yang kubuat. Tidak ada tanda-tanda si hitam-putih tadi. Huft.. akhirnya dia pergi. Aku pergi dari persembunyianku, kulanglahkan kakiku menelusuri kamarku dengan pencahayaan remang-remang. Kulihat pecahan kaca berserakan di lantai kamarku, dan tak jauh dari pecahan kaca tersebut, kutemukan bulatan kertas putih bergaris tergeletak di sana. Bagaimanapun juga kejadian ini sudah ke-2 kalinya.

Kuulurkan tanganku mengambil sebuah bulatan kertas tadi. Perlahan kubuka kertas tersebut. Terdapat tulisan dari darah yang telah mengering, hingga aku sulit untuk menerka abjad apa saja yang tertoreh di atas kertas kusut itu. Bau busuk kembali menusuk rongga hidungku, bau dari dalam kertas tersebut membuat aku muntah.

"Hoooeekkk...." kubuang kertas tersebut, aku sudah tak tahan dengan baunya. Bau itu sudah meracuni saluran pernafasanku!

Kututup hidungku, kembali mendekati kertas kusut itu. Kulihat kembali abjad yang bersatu menjadi kata dan akhirnya menjadi sebuah kalimat yang berhasil membuatku merinding.

"JAUHI DIA ATAU SEMUA TETAP BERLANJUT"

Deg..

Bagaimana peneror itu tau jika aku tetap bersama Rio? Atau jangan-jangan dia mengawasiku dengan kak Rio selama ini? Jika iya, pasti sekarang peneror itu mengawasiku di suatu tempat.

Huh..seharusnya dulu aku nggak sok kenal dengan cowok belagu itu, jika pada akhirnya aku diteror. Tak apalah aku terus dibully dengan teman-teman sekelas, mending dibully dari pada di teror. Batinku.

Aku memutar tubuhku sambil mencari si jingga yang selama ini mengawasiku. Aku sangat yakin jika dia berada di ruangan ini.

"Apasih yang kamu inginkan padaku? Tunjukkan dirimu sekarang!" Rasanya emosiku sudah berada di puncak ubun-ubun. Aku merasa dalang dari semua ini hanyalah perempuan. Tidak mungkin laki-laki bukan? Jika iya, pasti dia sudah keluar begitu saja lalu menjambak rambutku. Bukankah itu cara perempuan melawan?

"Oh..aku tau kalo kamu gak suka kan aku deket-deket kak Rio? Tenang aja, aku gak ada hubungan khusus dengannya," aku kembali berucap. Dan kini, aku merasa menjadi orang gila yang pantas di masukkan ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa).

FAMOUS (COMPLETED)✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz